CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Ceramah Maulid di MAN Meureudu; Mencium Anak Raja

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 304
Minggu, 22 Februari 2015
Featured Image

[Meureudu | Muhammad GahfarMAN Meureudu kembali peringati maulid. Tgk Zulfikar Imran yang menjadi penceramah menyinggung banyak mengenai budaya saling menghargai sesama. Di mana budaya itu dewasa ini sudah begitu luntur di kalangan ummat.

Dengan gayanya yang humoris, Tgk. Zulfikar tak lupa menitipberatkan apa makna sebenarnya dari peringatan ini. Salah satu tanda orang cinta kepada Allah dan Rasul adalah dia selalu menghargai sesama.

Sikap menghargai itu tidak muncul ketika seseorang tidak memiliki rasa cinta kepada Allah, karena cinta kepada Allah secara otomatis juga akan cinta kepada ciptaan-Nya (sesama).

Dan seseorang yang tidak menghargai orang lain, hukum karma akan berlaku, dia suatu saat tidak akan dihargai. Begitu juga yang berbuat kemungkaran terhadap sesama, dia juga akan menerima hal serupa.

“Alkisah, dulu ada seorang raja memerintahkan ajudan untuk membawa putrinya berkeliling dan berbaur di tengah kalangan masyarakat dengan “warning” jangan ada yang  mengetahui  bahwa gadis yang cantik jelita itu adalah anak raja,” mulai penceramah.

Raja ingin melihat apakah ada yang mengganggu/melecehkan putrinya. Hingga sebulan putri raja berbaur di tengah kalangan masyarakat, tidak satu pun pemuda/masyarakat yang mengganggunya.

Sampai akhirnya putri dipulangkan kembali ke istana, kemudian ketika sudah di depan pintu gerbang, langkah mereka terhenti karena terhalangi langkah seorang pemuda yang sedang mengangkut kayu bakar.

Melihat gadis cantik, pemuda itu meninggalkan kayunya dan langsung berlari ke arah ke arah gadis kemudian menciumnya.

Setelah itu, pemuda pun lari. Para ajudan tidak bersikap apapun, karena raja yang meminta demikian.

Sampai di istana ajudan melaporkan pada raja apa yang selama ini terjadi, mulai dari keluar istana hingga dicium seorang pemuda.

Mendengar itu, raja tersenyum. Katanya, Ketahuilah aku ingin melihat apakah ada yang mengganggunya. Karena semasa hidup saya dulunya tidak pernah mengganggu orang, kecuali hanya sekali yaitu mencium seorang wanita kampung yang berprofesi sebagai juru masak di istana.

“Yang dilakukan pemuda itu adalah ‘hukum karma’ bagiku karena dulu aku pernah berbuat demikian…,” sindir Tgk Zulfikar.

“Dengan peringatan maulid ini, kita harus kembali Allah dan Rasul-Nya. Tanpa mengenal Allah dan Rasul tidak mungkin manusia bisa cinta dan bertakwa kepadan-Nya. Karena dengan mengenal Allah, manusia akan memiliki rasa bertanggung jawab terhadap apa saja yang dikerjakan dan ditinggalkannya. Nah, mari kita mengenal Allah melalui ilmu pengetahuan agama dan umum…,” pesan dalam peringatan maulid di Madrasah yang dipimpinan Drs. Abdussamad pada siang Sabtu (21/2). [mgf/yyy]

[Muhammad Ghafar, admin Santunan, alumni MAN Meureudu, Pengurus OSIMMAN Sigli 2 (di Meureudu); sekarang mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh