[Karang Baru-Muhammad Sofyan] Dalam Kunjungan Kerjanya Kakanwil Kemenag Prov. Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, MPd. Melakukan peninjauan ke Pondok Pesantren Perbatasan Aceh Tamiang (Manarul Islam) dan Tahfizhul Qur-an Alfu’ad Seruway pada Rabu (16/4).
Dalam Perjalanan menuju Ponpes Manarul Islam menyempatkan diri singgah di KUA Kec. Kota Kualasimpang, MAN Kualasimpang dan KUA Kec. Kejuruan Muda.
Ponpes Manarul Islam berdiri sejak Juli 2010 dengan jumlah santri pertama 120 orang. Dalam perjalanannya Ponpes Manarul Islam mengalami naik-turun jumlah siswanya. “Di sini pernah terjadi peristiwa MALARI 2 (Mala Petaka Lima Belas Januari) tepatnya 15 Januari 2011, beredar SMS semua santri disuruh pulang, dari 120 tinggallah 50 orang.
Pada pukul 2 malam (dini hari) itu juga 70 orang dijemput, itulah peristiwanya” tutur Tgk. Nazaruddin Usman selaku RAIS ‘AM Ponpes Manarul Islam.
Dalam arahannya Kakanwil Kemenag Prov. Aceh menyampaikan bahwa salahsatu kunci suksesnya Rasulullah menyebarkan Islam hingga sampai ke Aceh saat ini adalah Optimisme yang luar biasa. Ketika kita Istiqamah, ketika kita Ikhlas, ketika kita kerja keras insya Allah akan teruwujud mimpi besar terwujudnya sebuah dayah besar yang bisa mengawal Aqidah masyarakat Aceh sebagai mana tujuan awal didirikannya Pesantren ini.
“Menurut seorang peneliti dari Inggris yang melakukan sistem pendidikan di Indonesia, ternyata sistem pendidikan dengan Boarding School (sekolah dengan pemondokan) adalah sistem pendidikan terbaik, jelas Ibnu Sa’dan. Lebih lanjut beliau memaparkan bahwa terbukti alumni sekolah dengan pemondokan lebih mampu mandiri, lebih mampu menjawab tantangan zaman, sistem boarding school juga mendidik anak cerdas bergaul dan anak-anak tidak terkontaminasi dengan lingkungan.
Dalam perjalanan menuju Tahfizhul Qur-an Al-Fu’ad Rombongan Kakanwil Kemenag Aceh singgah di MTsN Seruway. Di sini rombongan disambut dengan Pencaksilat, Tarian Sekapur Sirih dan Berbalas Pantun, demikianlah ala Tamiang menyambut tamu ucap Azminizar Ka. MTsN Seruway di sela-sela jamuan makan makanan ringan kepada Kakanwil yang juga menyajikan makanan khas Tamiang yakni Bubur pedas (menurut beberapa orang tua Tamiang bubur ini terdiri dari 44 macam ramuan di dalamnya, termasuk di antaranya ada daun sikentut dalam bahasa Tamiang yang apabila dicium mentahnya mirip seperti bau kentut, tapi begitu enak bila sudah dimasak, Ketupat Temuli (Sri Kaya) (yang aslinya dibuat dari Telur Penyu, tapi sayang saat ini lagi tidak musim Penyu bertelur sehingga digantikan dengan telur ayam kampung).
Usai Shalat Zhuhur di Masjid Al-Fu’ad Rombongan langsung meninjau Tahfizhul Qur-an Al-Fu’ad yang terletak di belakang Masjid tersebut. Di sela pertemuan dengan Santriwati, Kakanwil Kemenag Aceh mengatakan “Orang yang dekat dengan Al-Qur-an berarti dekat dengan Allah Nampak dari wajah-wajahnya yang slalu berseriseri”. [yyy]