Mengawali hari kedua Rapat Koordinator (Rakor) Pendidikan Agama Islam (PAI) Kakanwil Kementerian Agama Aceh Drs H Azhari MSi bahani dan semangati peserta, Kamis, 14 Agustus 2025.

Perserta juga laksanakan senam sebelum sesi materi. 

Azhari juga serahkan piagam untuk Kasi yang terbanyak miliki peserta PPG tiga tahun terakhir, juga untuk Kasi PAI Aceh Barat H Iswandi SPdI (terbanyak kesatu). 

Kakanwil dalam giat tiga hari, di Bur Telege, dataran tinggi Takengon Aceh Tengah, menyampaikan apresiasi kepada para Kasi dan Operator yang selama ini sudah ekstra dalam progres PPG GPAI, yang saat ini mencapai 75% yang sudah memperoleh PPG. 

Didampingi Kakankemenag H Wahdi MS MA dan Kabid PAI PAI Dr Hj Aida Rina Elisiva BAcc MM, Kakanwil juga apresiasi Kakankemenag Aceh Tengah, dan jajarannya. Juga pada Wabup Muchsin Hasan MSP,  yang telah membuka acara. 

Kakanwil dalam acara bertajuk Mencerdaskan dan Berkarakter KBC, menyampai bahwa kurikulum berbasis cinta ini mesti, sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Sekjen bebarapa hari lalu. Ini harus ditularkan terlebih pada jajaran yang mengurusi Bidang, Seksi, atau Guru Pendidikan. 

Kakanwil sampaikan, bahwa di tingkat nasional, sering jadi pertanyaan dari jajaran peserta, apa yang dilakukan oleh Kemenag? Pertanyaan ini harus mampu kita jawab dengan tusi masing-masing hari ini dalam kerja nyata. 

Kakanwil jelaskan, bahwa pekerjaan Kemenag sebenarnya, sebelum manusai lahir hingga manusia mati. Sebelum menikah, pasangan catin dituntut untuk diberi bimbingan untuk pasangan. Dan menikahkan urusan Kemenag.

Lanjut, anak lahir, dia hingga masuk RA, MI, MA, hingga UIN ini tupoksi nyata Kemenag. Bahkan seseorang meninggal pun, untuk bagi warisan juga ada tuposi di Kemenag yaitu KUA. 

Kemudian Kakanwil paparkan sejumlah program unggulan. Misalnya TBTQ dan Limit yang merupakan program unggulan yang sudah berjalan saat ini. Contoh nyata itu, berupa ngaji 15 menit setiap hari, awali jam pertama, di setiap madrasah/sekolah. Ini sudah berjalan dan dipastikan ini role model baik di negeri syariah ini. 

Di lembaga pendidikan, ajaknya, juga perlu pengawasan dalam penggunaan alam maya. Ini juga harus kita jaga terlebih sosmed sangat liar effectnya, dan massif. Tugas memonitoring ada pada keluarga, lingkungan, guru, pengawas hingga anak didik. 

Dalam paparan Kakanwil juga sampaikan upaya menguatkan Asta Protas Kemenag 2025.[]