Apa Sih Masalah Masjid Kita?

Oleh Nashrullah Hs, SHI., M.Ag, Penyuluh Agama KUA Kec. Setia Kemenag Aceh Barat Daya, Ketua Ikadi Aceh Barat Daya

Apa Sih Masalah Masjid Kita? Kalau pertanyaan ini muncul dari pengurus atau warga masjid, maka yang bertanya patut diacungi jempol.

Pertanyaan ini muncul dari sikap dan kepedulian terhadap masjid. Tinggal bagaimana selanjutnya uraian dari masalah masjid tersebut mampu dipetakan dan dicarikan solusinya.

Apa sih masalah masjid kita? Beberapa hal yang sering menjadi masalah masjid adalah sepi dari jamah, struktur yang tidak lengkap, kaderisasi yang tidak berjalan, infrastruktur yang tidak nyaman, pengurus yang tidak kompeten, hingga masjid yang tidak nyaman dan ramah lingkungan.

Dari mana memulai untuk memperbaiki hal tersebut? Mau tidak mau, jika kita kembali kepada Alquran, pengelolaan masjid wajib berlandaskan Quran Surat At-Taubah ayat 18. 

"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk."(QS. At-Taubah 9: Ayat 18).

Dari ayat ini jelas, bahwa yang menjadi pengurus masjid adalah orang-orang yang beriman, yang dibuktikan dengan shalat di masjid tersebut. Sebab jelas berbeda semangat memakmurkan masjid dan membangun ummat antara orang yang shalat di masjid dengan orang yang shalat dirumah. 

Kenapa hal ini penting? Contoh kasus pernah terjadi di sebuah masjid, yang sering rembes dan tempias saat musim hujan. Hujan masuk ke ruang masjid ke wilayah jamaah shalat. Lalu dilaksanakan rapat pengurus masjid, yang ujung keputusannya adalah merenovasi masjid dengan aneka perbaikan fisik masjid namun tempias tetap masuk ke dalam masjid.

Hal ini terjadi selain karena pengurus masjid "bukan orang masjid" juga disebabkan tidak lengkapnya struktur dan administrasi masjid. Sehingga, rapat-rapat yang dilakukan tidak menjawab masalah dan tidak sejalan dengan tujuan dakwah masjid dalam menambah jumlah dan mencerdaskan jamaah. 

Adanya bidang struktur yang berbeda dalam sebuah masjid bukan sekedar untuk memudahkan kerjasama, namun bagaimana bidang tersebut diisi oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya serta untuk adanya kaderisasi disebuah masjid. Oleh karenanya seorang imam masjid yang menjadi pimpinan tertinggi (struktur mungkin berbeda) di sebuah masjid, tidak hanya memiliki kemampuan tahfidz, tahsin dan faqih, namun juga mengerti dengan manajemen dan infrastruktur masjid agar dapat menghadirkan dan menyamankan jamaah untuk hadir ke masjid.

Jika kepengurusan masjid seprofesional itu, kompeten dalam pengelolaan dan transparansi atas anggaran bukan tidak mungkin akan menumbuhkan jumlah jamaah, jumlah waqif dan mukhlisin yang cinta kepada masjid. Wallahu a'lam.