CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Andis Febrina, Wakil Aceh Besar yang Sabet Dua Penghargaan Nasional

Foto Penulis
  • Kontributor
  • Dilihat 172
Jumat, 14 November 2025
Featured Image
Andis Febrina, pemenangan dua penghargaan OMI Riset 2025.

Di ballroom Hotel Grand El Hajj, Kota Tangerang, Banten, yang penuh lampu temaram dan riuh tepuk tangan para finalis, nama Andis Febrina tiba-tiba dipanggil melalui pengeras suara. Siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Aceh Besar itu berdiri terpaku sejenak, seolah memastikan bahwa panggilan itu memang untuknya. 

 

Kamis, 13 November 2025 sore itu menjadi hari paling istimewa bagi Andis. Ia baru saja menandai langkah baru dalam perjalanan akademiknya, dengan membawa pulang dua penghargaan sekaligus ke Tanah Rencong, dalam ajang Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025, yaitu Juara Poster Terbaik dan Medali Perunggu untuk kategori riset.

 

“Apresiasi ini saya persembahkan untuk MAN 3 Aceh Besar. Terima kasih kepada bapak ibu guru pembimbing, dukungan penuh kepala madrasah, dan doa dari orang tua dan bapak ibu guru,” ujar Andis.

 

Karya yang membuatnya menapaki panggung nasional ialah lewat penelitian berjudul “Ekoteologi dan Maqashid al-Syari’ah: Studi Kasus Gerakan Mpu Uteun dalam Konservasi Hutan di Aceh.” 

 

Riset itu menyoroti bagaimana gerakan lokal Mpu Uteun (Penjaga Hutan) di Aceh beroperasi dan mengintegrasikannya dengan pilar kajian ekoteologi, sebuah kajian yang memadukan nilai-nilai keislaman dengan kepedulian lingkungan, serta landasan hukum Islam, Maqashid al-Syari'ah.

 

Penelitian ini bukan hanya tentang bagaimana manusia melestarikan hutan, tetapi tentang bagaimana Islam memberikan fondasi etika yang kuat untuk merawat lingkungan. 

 

"Kami ingin menunjukkan kearifan lokal Mpu Uteun adalah implementasi nyata dari ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin," ujarnya.

 

Andis lahir pada 24 Februari 2009 di Aceh Besar. Anak ketiga dari lima bersaudara ini tumbuh di kawasan Sihom Lhok. Ia menempuh pendidikan dasar di Aisyah Bustanul Athfal dan SD Negeri 1 Indrapuri, lalu melanjutkan ke SMP Islam Al-Falah Abu Lam U.

 

Ia pernah menjalani pendidikan pesantren. Dari sana ia membawa pulang kedisiplinan, cara pandang spiritual, serta kebiasaan belajar yang tekun. 

 

“Pengalaman pesantren itu memberi fondasi yang kuat untuk saya,” ujar Andis. 

 

Termasuk, bagaimana menjaga niat belajar. Hal ini pula yang membuat prestasi akademiknya cukup teratur. Selama dua semester di kelas 10, ia berturut meraih peringkat dua, ditambah Juara 2 lomba Tahfidz ajang Mantab In. 

 

Ia bukan sosok yang jumawa dengan prestasi, justru ia mengalir saja, seperti seseorang yang menemukan iramanya sendiri ketika belajar.

 

Musik dan Harapan

Di balik penghargaan nasional itu, Andis tetap remaja yang punya beragam kesukaan kecil. Musik, misalnya. Maher Zain jadi pilihan utamanya, mungkin karena lagu-lagunya yang lembut dan spiritual, sejalan dengan dunia batin Andis. Ia juga suka memasak, sesuatu yang ia lakukan ketika ingin menenangkan diri.

 

Motivasinya datang dari orang-orang yang dekat, mamak, kakaknya, dan lingkungan keluarga yang selalu mendorongnya untuk maju.

 

"Saya cuma ingin jadi orang yang berguna, membahagiakan orang tua, dan tentu membahagiakan diri sendiri,” ucapnya.

 

Cita-citanya sederhana, namun mulia, yaitu menjadi guru. Sebuah profesi yang ia anggap sebagai jalan pulang ilmu dan pengabdian.

 

Ajang OMI Riset 2025, Andis bukan hanya kontestan yang membawa pulang medali. Ia ialah cerita tentang bagaimana seorang siswa dari Aceh Besar menembus panggung nasional lewat ketekunan, riset yang matang, dan keberanian melihat lingkungan sekitar dengan cara yang lebih dalam.

 

Dukungan

OMI merupakan kompetisi ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia.

 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar H Saifuddin SE turut hadir langsung di arena kompetisi untuk memberikan motivasi. Ia didampingi Kasi Pendidikan Madrasah H Suryadi MPd.

 

“Saya sangat bangga melihat semangat dan kerja keras anak-anak Aceh Besar. Sekarang, tunjukkan bahwa madrasah juga bisa menjadi pusat lahirnya peneliti-peneliti hebat,” ujarnya.

 

Yahwa--sapaan akrabnya, mengatakan bahwa riset bukan sekadar perlombaan akademik, melainkan jalan untuk menemukan solusi bagi persoalan masyarakat. Ia mendorong para peserta agar terus menumbuhkan semangat meneliti, berpikir kritis, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

 

“Jangan berhenti hanya karena lomba ini, terus meneliti dan berkarya. Kemenangan sejati adalah ketika hasil riset kalian bisa bermanfaat bagi umat dan lingkungan,” ujarnya.

 

Dalam penelitian ini, Plt Kepala MAN 3 Aceh Besar Ismail MAg bertindak langsung sebagai pembimbing satu serta Rizka Ayu Putri SSi yang juga Pembina Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) sebagai pembimbing dua.

 

"Kami sampaikan selamat kepada Andis, tetap semangat. Kita masih punya kesempatan untuk lebih baik ke depan," tutur Ismail.

 

Ia menilai prestasi ini menjadi catatan baik, mengingat kompetisi ini ialah tahun perdana keikutsertaan MAN 3 Aceh Besar dalam ajang tingkat nasional.

 

"Alhamdulillah, langsung masuk grand final dan mendapat dua penghargaan sekaligus dalam event tingkat nasional ini," ujarnya.[]

 

Editor : Muhammad Yakub Yahya
Fotografer : MAN 3 Aceh Besar
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh