[Solo | Muhammad Yakub Yahya] “Berkat doa rekan-rekan semua, MTsN Model Gandapura berhasil raih Juara I Kemah Budaya Nasioanl di Solo, Surakarta 2014 (1 Mei).” Demikian sebait informasi bahagia, dari perwakilan Aceh di Surakarta, Jawa Tengah, yang masuk ke hp Kakanwil dan diteruskan ke kami. Siang Kamis itu (1 Mei), rombongan Kanwil, Kankemenag, Dayah Misbahul Ulum, Badan Dayah, Walikota, Korem Lilawangsa dan lainnya, baru saja menutup sesi terakhir Wisuda Santri Misbahul Ulum Paloh Kec. Muara Satu Lhokseuamawe.
Dan sebelum balik ke Banda Aceh untuk membuka Rakor Penais Zawa di Pade Hotel (1-4 Mei) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh Drs H Ibnu Sa’dan MPd dan rombongan tadi singgah ke Kota Gas, untuk jamuan makan siang di Warung AA Jalan Gudang Lhokseumawe.
Kabar Juara I dari Kemah Budaya Nasional (KBN) itu, disahuti Kakanwil dengan rasa syukur alhamdulillah, sekaligus mengajak rekan lain di Solo dan Banda Aceh jajaki penyambutan. Ternyata robongan itu akan tiba dengan Lion Airline Jumat malam (2 Mei) via Bandara Kuala Namu ke Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar.
Sebelumnya, sejak 27 April, peserta KBN 2014, mulai berdatangan di Solo, termasuk kontingen Aceh. Mereka bermalam di Taman Balekambang hingga Jumat (2/5). Kegiatan tersebut dibuka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Senin (28/4).
Setelah melihat denah lokasi pendirian tenda, para peserta pun langsung membangun tenda-tenda yang akan digunakan untuk bermalam.
Kegiatan tahunan yang dihelat untuk kelima kalinya ini merupakan kesempatan anak-anak dengan latar belakang suku, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda berbaur di tempat yang sama. Mereka merasakan bahwa Indonesia adalah negara besar, negara yang beragam, tetapi tersatukan dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Kegiatan Kemah Budaya terdiri atas kegiatan pengantar, kegiatan inti, dan kegiatan pelengkap. Kegiatan pengantar meliputi pembukaan, orientasi, permainan persaudaraan, dan temu tokoh/budayawan.Kegiatan inti meliputi permainan tradisional, kreativitas kerajinan tangan, gelar kesenian (drama, terater bertema karakter bangsa), lomba kuliner tradisional, pembacaan cerita rakyat (mendongeng), penjelajahan budaya dan napak tilas sejarah, karnaval budaya, pameran budaya, pemutaran film budaya dan perjuangan, serta temu tokoh.
Sementara, kegiatan pelengkap meliputi bakti masyarakat, malam api unggun, wisuda, dan penutupan. Kegiatan dirangkai dengan pelantikan pengurus Saka Widya Budaya Bakti.Kegiatan ini menjadi wadah pertemuan bagi peserta dengan berbagai karakter bangsa Indonesia, yang memiliki keragaman sosial dan budaya. Mereka saling berbagi dan mencerdaskan melalui komunikasi, serta menjalin jejaring melalui pertemuan. Selanjutnya, mereka dapat kembali ke daerah asalnya dan berproses mengolah kekayaan budayanya untuk kepentingan pengembangan budaya bangsa, yang lebih luas. [berbagai sumber]