[Banda Aceh| Yakub]  Bekerja sama dengan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) RI, diskusi seputar kiat mensyariatkan internet, agar dunia maya itu syar’i, dilangsungkan. 

Dibahani oleh pakar Informasi Komunikasi (IT), peserta dari kantor, relawan IT Banda Aceh dan sekitarnya, juga ICTWatch, diskusi berformat Focus Group Discussion (FGD), juga membahas kiat menangkal konten yang bermuatan setan (negatif), misalnya saja judi dan porno.

Kasi Sistem Informasi Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan  Telematika Aceh Hendri Dermawan SKom, perlu singkronisasi regulasi dan koordinasi dengan Kominfo dalam jalankan DNS yang telah dibentuk. DNS ialah Domain Name Server, yang layani konten positif.

“Jika diterima dan jalan DNS ini, maka Aceh yang perdana gunakan DNS Whitlist nusantara,” sambung Direktur Pemberdayaan Informatika Keminfo Septriana Tangkary, di aula Badan Perencanaan Pembangunan Aceh (Bappeda) Aceh Jalan Teungku Daud Beuereueh Kuta Alam itu, beberapa hari lalu.

Dibantu Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (RTIK) Aceh, acara yang diundang Sekda Aceh Drs H Dermawan MM, dan dibuka Asisten II Sekda Azhari SE MSi, meriah dan ada rekomendasi.

Kominfo juga merangkul Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A), ajak lapisan pengguna dunia maya, pahami, bahwa regulasi sudah banyak. Namun masih banyak kekurangan dalam amaliahnya. FGD ini, moga pemicu terobosan.

“Terutama dalam tantangkan konten jahat, jahat, dan merusak mental umat di Aceh yang gila nongkrong di cafe ber-wifi, udah cuek sama orang di depan saat pegang alat IT, dan terus membungkuk patah  leher-leher dalam ‘berzikir’ di smartphone-nya itu,” sambung kawan peserta. Betul, betul sekali…

[foto atas: depan kantor bappeda aceh, siang senin, ada penampakan pengendara]