[Jakarta | Muhammad Yakub Yahya] Dirjen Pendis (Pendidikan Islam) Kemenag RI, menjanjikan sejumlah dana pembinaan bagi atlit dan juara musabaqah dalam KSM (Kompetisi Sains Madrasah), Aksioma (Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah), LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah), dan Ekspo Madrasah.
Rincian janji ‘dana (bantuan) studi apresiasi pembinaan’ itu dibacakan, sebelum para juara dibacakan, malam Jumat (6/8), puncak acara nasional di Wisma Atlit Sriwijaya, Palembang.
Selain tropi dan piagam untuk juara, juga dana menanti. Sesuai dengan SK Dirjen Nomor 4472/2015 tentang juara, maka untuk peraih emas di KSM dikasih dana apresiasi sejumlah Rp 6 juta, peraih perak Rp 5 juta, dan peraih perunggu Rp 4 juta.
Khusus untuk peraih the best teory dikasih lagi Rp 5 juta, dan the best experience, dikasih lagi Rp 5 juta.
Sementara untuk Aksioma ditambah juga untuk peraih emas (juara I) Rp 6 juta, peraih perak (juara II) Rp 5 juta, dan peraih perak (juara III) Rp 4 juta.
Khusus Hadrah (nyanyian islami bersama, bersama alat musik), dapat Rp 10 juta, Rp 9 juta, dan Rp 8 juta untuk juara I, II, dan III.
LKTI dikasih ‘dana bantuan apresiasi pembinaan’ sebesar Rp 8 juta untuk peraih emas (juara I), Rp 8 juta, peraih perak (juara II) Rp 7,5 juta, dan peraih perunggu (juara III) Rp 7 juta.
Aceh yang kontingennya disambut di Bandara SIM, sore Sabtu (8/8), raih sejumlah prestasi, dari KSM dapat 1 emas (juara I), 4 perak (juara II), dan 5 perunggu (juara III). Dari Aksioma raih 1 Juara II (perak) dan 2 Juara III (perunggu). Sementara dari LKTI dapat juara I (emas), dan juara III (perak).
Di sini ada harapan, untuk Harapan I, II, dan III dapat dari Rp 5,5 hingga Rp 3,5 juta. Sementara untuk kontingen Juara Umum (tahun ini Jatim) dapat Rp 6 juta.
Jika ditotalkan dengan emas, perak, dan perunggu, Aceh, 2 emas, 5 perak, dan 8 perunggu. Di atas Aceh, misal ada Jatim dengan 18 emas, dan 11 perak. Jateng 10 emas, 12 perak dan 1 perunggu.
Sebagaimana diinformasikan, Aceh raih KSM Biologi MTs atas nama Muhammad Iqbal, raih 1 emas. Yang menarik, selain emas, Iqbal (MTs Model Banda Aceh) raih the best teory untuk risetnya. Pelatihnya, Mulyani SAg, guru setempat.
Berikutnya, perak untuk bidang IPA/Sains MI atas nama Afif Shadiq Alia (MIN Tapaktuan Aceh Selatan). Pelatihnya, Irwandi SPdI. Diraih juga perak untuk Matematika MTs atas nama Siti Mawaddah (MTs Yapena Lhokseumawe), pelatihnya Salman SPd (guru MAN Lhokseumawe).
Perak untuk bidang Ekonomi MA atas nama Aulia Riski (MAS Jeumala Amal Pijay), pelatihnya M Hanafiah SPd. Juga perak buat Geografi MA atas nama Muammar (MAS Jeumala Amal Pijay) gurunya Ramadhan SPd.
Selanjutnya, perunggu untuk Matematika MI atas nama Feliza Audina (MIN Montasik Aceh Besar) dengan pembinanya Muslina SAg. Fisika MTs atas nama Khairus Subki (MTsN Jeureula Aceh Besar) dengan gurunya Hamdan SPd raih perunggu, Biologi MA atas nama Haurah Adillah (MAN Model Banda Aceh) dengan Ibu guru yang dirinya juga banyak raih prestasi nasional (Dra Elli Arianti MPd), kali ini perunggu.
Perunggu juga untuk Fisika MA atas nama Eka Apriani (MAN Model Banda Aceh) dengan pelatihnya Dra Erni Bulkisi MSc, dan Kimia MA atas nama Afifa Saraswati (MAN Trienggadeng Pidie Jaya) dengan pelatihnya Farah Faranita SPd dulang perunggu.
Sedangkan Matematika MA atas nama Liza Andriani, dengan pelatih Mawaddah SPd, dari MAS Al-Huda Jagong Jeget Aceh Tengah, sabar, belum beruntung.
Seperti diumumkan juga, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) IPS dari MAN Model (MAN 1) Banda Aceh, bawa pulang Juara I ke Aceh.
Adapun tema Agama raih Juara III, yang mengangkat tema hantaran linto baro, kaitan dengan peminangan (khithbah), pembatalan, dan sebagainya.
MTQ putra, oleh Zulfikar, siswa MAN Bireuen, mewakili Aceh di cabang tilawah, raih Juara IIINasional. Juara II Nasional MTQ MI ialah Muhammad Raja Furqan (qari Aceh asal MIN Kota Sigli).
Cabang Tahfizh MI 10 Juz, Aceh raih Juara III, atas nama Safirul Haq Al-Muhatadi Billah (sapaannya Safir). Jawa Timur Juara umum even kali ini.
[Foto: Peserta dan pelatih, serta pendamping, di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, dekat Jembatan Ampera Palembang, setelah ke Masjid Muhammad Cheng Ho, dan sebelum ke Taman Sriwijaya dan Baytul Qur’an, Jumat (7/8)]