[Tangerang | Yakub] Jika pada Kamis malam (19/11) Menteri Agama (Menag) Drs H Lukman Hakim Saifuddin serahkan Zakat Award untuk Aceh (Juara I) dan Banda Aceh (III) di Kemeng RI, maka Jumat petang (20/11), Menag membuka acara santri Diniyah Takmiliyah, di Banten.
Ajang anak mengji skala nasional II, Pekan Olah Raga dan Seni Antarsantri Diniyah Takmiliyah (Porsadinnas) itu, berlangsung hingga besok Ahad (22/11), di Ponpes Assiddiqiyah II Batuceper, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Aceh yang sudah dua hari (Senin-Selasa, 16-17/11) lalu membina kontingennya di Oasis Hotel Lueng Bata itu, dilepaskan Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh pada Selasa (17/11) di aula, dan diberangkatkan Rabu (18/11). Sedangkan Kakanwil bertolak menyusul kontingen Jumat pagi (19/11).
Ada 25 kontingen dari Aceh, jelas ketua rombongan, Drs M Amien Chusaini. “Kontingen yang berangkat Rabu (18/11), diperkuat personil 25 orang: 11 peserta, 5 pelatih, dan 9 ofisial. Dan tema acaranya, ‘Jalin Silaturrahmi dan Raih Prestasi’.”
Dalam kesempatan pembukaan, Menag menghargai dan mengapresiasi semangat juang, keteguhan dan spirit yang disertai keikhlasan luar biasa seluruh komponen dalam pelaksanaan Porsadinnas. “Dengan semangat juang, keteguhan, kegigihan dan spirit tinggi yang disertai keikhlasan ini, semoga mampu menjadikan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) tetap dan terus eksis,” harap Menag.
Menag mengingatkan, Madrasah Diniyah Takmiliyah merupakan cikal bakal (embrio) dari pendidikan Islam non formal di negeri ini. MDT mempunyai peran dan andil besar dalam mencerdaskan dan memupuk akhlak mulia bagi Bangsa Indonesia. Porsadinnas diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT).
Even ini diikuti oleh 960 peserta dan 370 Offisial dari 34 provinsi se-Indonesia. Selain menjadi wahana silaturahim dan menguatkan solidaritas para ustadz MDT, Menag berharap Porsadin dapat menjadi ajang meneguhkan misi penting keberadaan lembaga pendidikan Islam.
“(Porsadin) menjaga dan mengembangkan keseimbangan kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan spiritual dan emosional generasi bangsa; melatih kejujuran dan sportivitas serta membangun kepercayaan diri santri untuk memasuki era baru ekonomi ASEAN,” kata Menag.
“Juga membangun cinta tanah air dan NKRI, serta menjadi tempat pencarian bibit-bibit atlet nasional dan internasional yang unggul dan kompetitif,” tambahnya.
Ketua Umum FKDT, Tatang Royani Annasiri menyatakan, selain olah raga, dalam arena Porsadinnas juga diselenggarakan berbagai kegiatan sosial dan keagamaan agar Porsadinnas ini kali lebih bermakna dan lebih bermanfaat.
Sementara itu, sesepuh Ponpes Assiddiqiyah, Nur Muhammad Iskandar berharap Porsadinnas suatu saat bisa menjadi program resmi Kemenag. Hadir dalam kegiatan ini, keluarga besar FKDT, Kanwil Kemenag Banten, Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota, serta Walikota dan Wakil Walikota Tangerang.
Saat pelepasan, Kakanwil sempat rincikan kembali peran diniyah takmiliyah di Padang Panjang dengan ayah Prof Hamka, kisah Abu Daud Beureueh dengan Diniyah Blang Paseh-nya. Kakanwil semangati peserta akan kisah tokoh nasional dan lokal, alumni diniyah. Almarhum Prof Ali Hasjmi, Prof Ibrahim Husein, Ibrahim Risyad, DR Hasan Tiro, dan lainnya, sedikit dari deretan yang dididik dari diniyah takmiliyah.
Dalam sejarah, sejarah pola diniyah itu model Arab Saudi, yang jika di Padang itu ‘bawaan’ ayahanda Buya Hamka (Haji Amarullah Karim Abdullah). Ayah Hamid (Tgk H Hamid), ayahnya Prof DR Ahmad Humam Hamid/DR Farhan Hamid, kisah Kakanwil, saat Belanda di nusantara, rutin membawa pesan dari Makkah untuk Abu Beureueh. Kakanwil ajak, “Diniyah harus lebih maju dari pesantren.”
Lanjutnya, “Apalagi, jumlah diniyah kini ada 388 lembaga, dengan 2.480 guru, dan 24.974 santri,” sambungnya. Seusai Kakanwil sampaikan arahan, penampilan santri dipersembahkan. Pertama Saiful Husein (mewakili Aceh Tamiang), yang bawakan pidato bahasa Indonesia, dengan bumbu-bumbu guyonnya.
Kakanwil salami, dan foto bersama peserta. Selanjutnya dua, Defri Ihsan Hasyem (mewakili Kota Subulussalam), bawakan puisi islami. Ditutup ketiga, oleh M Firza (mewakili Kota Lhokseumawe), lanjutkan pidato bahasa Arab.
Sebelum pelepasan santri itu, Kakanwil juga melantik Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmilliyah Aceh, Masa Bakti 2014-2019.
Ketua yang dilantik ialah Azhari SE dan Sekretaris M Gade SPd, beserta jajarannya. SK lengkap yang diteken DPP HM Tatang Royani An SAg dan Ahmad Munthol SPdI (Ketum/Sekum) itu, Dewan Pembina: Kakanwil, Kabid PD Pontren, Kasi PD Takmiliyah. Dewan Kode Etik: Tgk H Abdul Razak Lc dan Ishak MA.
Ketua: Azhari SE, Wakil Tgk Iswandi SPdI, Zulkarnain SH, H Murdani SAg MA, Muhammad Hadi SE MPd, Drs Radhiuddin Al, Khalid SH, dan Mawardi.Selanjutnya, Sekretaris: M Gade SPd, Wakil: Zainuddin SPdI, Rosmaiti, Muhammad Yatim, Sanusi SPdI, Zakia Mubarak, Mardhiah SPd, Tgk H Abdur Rani.
Bendahara: Dra Hj Basyirah, Wakil: Mashitah Aruni SE. Pembacaan SK, oleh H Muhammad Haifizh SSos, selaku salah satu pengurus FKDT, dan MC acara di aula itu, Firdawani SAg, staf di Bidang PD Pontren.
Lalu, Kakanwil yang berada bersama undangan dan kontingen, sebelumnya ajak peserta, di ‘provinsi Ratu Atut dan Rano Karno’ sana, senantiasa jaga pola makan, kesehatan, dan tampil penuh semangat. “Jangan takut, semua itu kawan kita dari Indonesia juga, dan jaga nama baik Aceh. Mereka kenal Aceh dengan Syariat Islam,” sambungnya.
Pada Sabtu (21/11) aneka perlombaan dilanjutkan, dan malamnya ditutup dengan resmi. Sebelum pulang, anak Aceh akan dibawa ke luar arena untuk rekreasi, mungkin ke Taman Mini (TMII), sebelum pada 23 November kembali ke Banda Aceh.
Kakanwil singgung pula harapan ke depan dengan adanya pramuka santri dayah, pramuka madrasah diniyah, dipadukan misalnya dengan Porseni, yang mungkin saja ajang di Idi, mungkin juga di Takengon. [kemenag.go.id]