Banda Aceh-KemenagNews (15/7/2013) Ramadhan sudah masuki hari ke 6 atau ke tujuh. Memang amal puasa itu melelahkan dan meletihkan. Tapi dibandingkan dengan puasanya shahabat, puasa kita mungkin jauh masih tertinggal. Saat puasa baru tahun pertama diwajibkan, justru 300-an sahabat ikut berperang melawan 1000 musuh, dan Perang Badar dimenangkan orang Islam. "Kemenangan ini berkat keikhlasan dan kesabaran, ketabahan di bulan Ramadhan," jelas Ustadz Muhammad Hatta, Lc, penceramah dalam kultum ba'da zhuhur (15/7). Sebenarnya shiyam (shaum) itu bukan membuat kita lelah. Namun kewajiban itu, sebenarnya Allah titahkan kepada kita untuk kebaikan kita. "Paling kurang, pertama, lewat shaum kita dilatih istiqamah. Bayangkan selama sebulan, kita konsisten makan sahur, memasak peganan sahur pula. Dan konsisten berbuka, tarwaih, tadarus dan amal lainnya. Alangkah baiknya jika amalan yang istiqamah selama Ramadhan ini, kita lanjutkan seusai puasa. Kedua, lewat puasa kita dilatih kesabaran. Kesabaran itu ada dua: ada sabar untuk taat dan untuk meninggalkan maksiat," lanjut taushiah Muhammad Hatta lagi di hadapan ratusan jamaah zhuhur, Mushalla Al-Ikhlash Kanwil Kemenag Aceh.Di ujung kultum yang digelar Bidang Penais Zawa Kanwil, pada setiap bakda zhuhur Senin-Selasa-Rabu-Kamis selama Ramadhan itu, Ustadz Muhammmad Hatta tamsilkan buah hamba yang berpuasa dengan istana. "Bahwa hikmah orang yang berpuasa (ash-shaim) itu paling kurang ada dua: manakala berbuka di dunia, dan saat berjumpa dengan Allah, kelak. Mari kita berpuasa dengan tulus dan istiqamah, serta penuh kesabaran. Supaya nanti di akhirat kita menjumpai Allah Sang Pemilik Jannah. Jangan sampai kita masuki istana nanti justru tak menemui, tidak menjumpai pemilik istananya," jelas Ustadz lagi dalam kultum yang di-protokol-kan oleh H. Aiyub, Bidang Haji dan Umrah. [yakub/aba]