CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

`Fatwa Sesat Lebih Bahaya dari pada Fatwa Halal Haram`

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 966
Rabu, 23 Desember 2015
Featured Image

[Baiturrahman| Yakub]  Dalam sebuah penangkapan, nabi palsu Musailamah al-Kadzab mengintrogasi dua sahabat Nabi Muhammad SAW. Tanyai Musailamah saat interogasi, ‘apakah Muhammad itu Rasul Allah?’ Dijawab sahabat yang satu yang mulia itu, ‘ya’. Lanjut Musailamah, ‘apakah saya juga nabi Allah?’ Dan dijawab sahabat itu, ‘tak, bukan’. Sahabat itu pun dipenggal, dan…. syahid.

Sementara sahabat yang satu lagi, diintrogasi oleh nabi-nabian itu, oleh nabi palsu itu juga, ‘apakah Muhammad Nabi Allah?’ Dijawab sahabat mulia itu, ‘ya’. Saat  ditanyai ‘apakah saya juga nabi Allah?’ Sahabat ini menjawab ‘ya’. Bebaslah sahabat itu, hingga menjumpai Nabi Muhammad SAW.

“Apakah Nabi mendengar kisah itu, langsung menuduh sahabat yang selamat itu, ‘sesat’?” tanya penceramah Maulid Nabi Muhammda SAW 1437 H, Drs H Alijar Matsyah Lc MA.

“Nabi Muhammad membenarkan sahabat pertama, yang telah syahid. Dan Nabi menanyakan, ‘apakah sahabat yang selamat itu, saat menjawab, Musailamah al-Kadzab juga nabi dengan kata ‘ya’, apakah sampai ke hatinya, dibenarkan oleh hatinya?’,” kutip penceramah atas pertanyaan Nabi, di hadapan hadirin, pada malam Kamis (23/12), yang memang jamaah tidak memenuhi dalam masjid, yang sedang rehabilitasi halamannya itu. Tampak di antara hadirin, ikut mantan Kakanwil Depag Drs H A Rahman Tb Lt.

“Sahabat ini menjawab, ‘saya terpaksa, tidak sampai ke hati, saya masih yakini hanya Muhammad Rasulullah, dan Musailamah itu, nabi palsu’,” jelas Tgk Alijar lagi, di hadapan Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah, Imam Besar Masjid Raya Prof DR Tgk H Azman Ismail MA, SKPA, santri, Ustadz/ah TPQ Plus Baiturrahman, jajaran Kanwil dan Kankemenag Kota, dan undangan.

Lanjut Ustadz, pengajar di UIN, di Masjid Raya Baiturrahman, dalam cermah Maulid di Aceh, yang di Jakarta pun sedang peringatan bersama Presiden RI itu, bahwa begitulah salah satu karakteristik syariat Islam, tasammuh, toleransi pada perbedaan pendapat.

“Nabi tak langsung menuduh, ‘sesat’ pada sahabat yang kedua, tapi dialog dan tanyai alasannya dulu. Mungkin jika kasus serupa datang dalam masyarakat kita sekarang, langsung divonis sesat,” banding penceramah, alumnus Timur Tengah, dalam ceramah hingga pukul 22.00 WIB.

Persaudaraan Itu Pokok Agama

Memang ada hadits yang menyatakan, boleh sembunyikan keimanan, jika ingin menyelamatkan nyawa. Kata penceramah, kita di sini, hari ini gampang sekali menuduh kawan seiman yang lain. Beda cara balot ija krong (cara ikat kain sarung) pun, sudah dituduh sesat. Sedikit berbeda warna kain, gampangnya menuduh seseorang, memfatwakan ‘sesat’.

“Ukhuwah itu hal ushul, bukan furu’,” sambungnya, yang menyayangkan sekarang Muslimin tempatkan ukhuwah (persaudaraan se Islam) sebagai cabang agama, dan hal sunnat sebagai ushul yang pokok. Katanya, fatwa sesat lebih bahaya dari pada fatwa halal dan haram.

Penceramah, yang tampil usai sambutan Gubernur dan pembacaan Kalam Ilahi bersama Ustadz H Hamli Yunus SAg dan Ustadz Takdir Feriza SPdI, awali ceramah dengan ulasan akan tujuan maulid, antaranya untuk kembali gali sejarah, misalnya tragedi badan Fir’aun yang awt hingga kini, usai mati ia di Laut Merah.

“Tujuan lainnya, agar mengangungkan sirah nabawiyah,” lanjutnya dalam acara yang dipadu dengan penyerahan bonus bagi Qari Internasional, Takdir Feriza SPdI pun, dan itu juga meriahkan peringatan mulod provinsi yang dilivekan RRI Programa Banda Aceh itu.

Selain karakteristik syariat Islam yang penuh toleransi, hargai perbedaan pendapat, juga kebersamaan (musawah), keadilan (’adalah), dan seterusnya.

Setengah Milyar

Sementara sebelum ceramah dan doa,  Doto Zaini, menepati janjinya untuk memberikan bonus hadiah kepada Takdir Feriza Hasan yang menang sebagai qari terbaik internasional pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional di Ankara, Turki, medio Juli lalu. Bonus yang diberikan Gubernur Zaini itu besarnya Rp 250 juta atau 1/4 miliar rupiah. Bonus tersebut diserahkan dalam masjid juga.

Takdir, salah seorang alumni MAN Darussalam. Takdir Feriza Hasan SPdI berprestasi di tingkat internasional dengan meraih Juara I Cabang Tilawah MTQ Internasional yang berlangsung 6-12 Juli 2015 di Istanbul, Turki. Dalam peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober lalu, Takdir bersama 10 pemuda Aceh, raih award pemuda berprestasi 2015.

Di samping itu, Biro Humas Setda Aceh, Frans Delian MSi kepada pers, maka janji Gubernur Aceh untuk memberikan bonus hadiah kepada qari terbaik dunia asal Aceh itu, sudah terlaksana. “Kita harapkan, bonus tersebut makin memotivasi Takdir Feriza untuk mempertahankan prestasinya dan dapat pula mendorong para qari qariah Aceh lainnya untuk meningkatkan prestasi di tingkat nasional dan internasional,” kata Frans Delian. []

 

 

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh