Banda Aceh(Yakub) --- “Anakmu Yusuf di mana, Pak Yakub?” itu satu sapaan bernada canda, dariSekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh 2017, HAbrar Zym SAg, saat admin berita (Yakub) ini, tidak tampak bersama Yusuf.

“Yusuf,anakku sedang di ruang dokumen di Asrama Haji,” balas dan jawab admin ini (yangbernama lengkap Muhammad Yakub Yahya). Yakub ini memang punyai nama anak laki dirumah, Yusuf panggilannya. Adik Yusuf ada dua lagi, Harun dan Daud.

Menamakan anakketiga penulis ini, dengan nama Yusuf, memang terinspirasi dari penamaan namaNabi Yusuf (saudara Bunyamin) oleh Ayahandanya, Nabi Yakub bin Ishaq binIbrahim.

Yusuf (foto: bajuputih), iaah Mahasiswa Konsentrasi Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum (SPH)Fakultas Syariah dan Hukum Islam (FSH) UIN Ar-Raniry ini, sedang tuntaskanpemagangan, semacam PPL, di instansi terkait, dalam hal ini Kanwil KementerianAgama Provinsi Aceh, sejak dua pekan lalu (awal Agustus).

Yusuf bin Munir (20 tahun) di antara kawannya, sdang janali awal SemesterGanjil 2017/2018. Pria tampan kenderai kereta tua ini,asal Negeri Perak Malaysia. 

“Kami bersama enam rekan lain, sedangpemagangan sebulan, di Kanwil Kemenag Aceh,” ujarnya, saat menjawab rekanPetugas-petugas kloter, yang mengundangnya syukuran bersama, di sebuah warung diKayee Lheue selatan Lambaro Ingin Jaya, sebelum jadwal terbang. Petugas Kloteritu ialah Muhammad Nasril di Kloter 4, Khalid di Kloter 9, Mukzi Abdullah diKloter 12.

Kali yanglain, H Abrar yang juga Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) ini, menajakYakub dan Yusuf ke satu stasiun televisi, iNews TV dan MNC TV Aceh, yang satulokasi dengan Global TV itu.

Sebelum danselama ada jemaah masuk dan keluar asrama, Yusuf diajak bergabung ke asramahaji. Jika mau pulang, dia untung, lebih dekat ke Kopelma Darussalam. Hari danmalam selama pemagangan ini, Yusuf bersama Bagian Dokumen, Manifes, dan Paspor,sedang membantu pendokumentasian administrasi haji Aceh. Jika siang atau malam,jadwalnya pelepasan dan pembagian dokumen, Yusuf juga senang membantu, meski disuruh pulang. “Setiapkegiatan, buat laporan, Yusuf,” ingat H Abrar.

Sama dengan Yusuf, sabansemester memang ada saja mahasiswa, dari kampus negeri dan swasta di BandaAceh, yang direkomendasikan ikuti pelatihan dan pemagangan di Kanwil. Jikamereka mencukupi, akan diposisikan di setiap Bidang, Bagian, Subbag.

Hampir tiapmusim haji, ada saja mahasiswa yang magang di Kanwil. Jika linear dengankonsentrasinya, mahasiswa dan mahasiswi akan direkomendasikan fakulatasnya keasrama haji. Pernah belasan mahasiswa dari negeri upin dan ipin, yang kuliahAceh itu, bahkan membantu perlengkapan Baitul Asyi.

Mereka umumnya kuliah diFakultas Syariah, Ushuludin, dan Dakwah. Ijazahnya diakui di seberang, sebagaiijazah luar negeri. Namun, mungkin karena berbeda sistem pendidikan, encik-encikini, tidak ada yang mengambil jurusan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. 

Soal menyapakawan, sesekali, H Abrar Zym SAg, mengawasi jajarannya di mana posisinya, dansedang laksanakan jadwal kerja yang mana. Baik bukan musim haji, selama musimhaji, maupun selepasanya. Upaya saling kontrol ini, perlu untuk kinerja danpengevaluasiannnya. Jika menanyai di mana posisi jajarannya dari Bidang PHUini, memang hampir tiap hari dilakukan Kabid, apalagi saat bersekretariat diEmbarkasi Haji Aceh ini. []