Banda Aceh | Yakub] Biasanya ‘peringatan damai’, penandatangananan perjanjian damai RI-GAM dilaksanakan 15 Agustus. Sebagaimana sembilan kali yang sudah-sudah. Namun khusus 2015, puncaknya diundurkan hingga Ahad 15 November. Puncaknya, digelar di Taman Sri Ratu Safiatuddin Lampriek Banda Aceh, dipadukan dengan serangkaian acara, termasuk konfrensi internasional.
Makanya ada komplain dari mahasiswa, misal dari Pemerintah Mahasiswa (PEMA) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Bireuen, menyesalkan sikap Pemerintah Aceh yang menggelar konferensi peringatan MoU Helsinki pada November. Karena menurut mereka, peringatan 10 tahun MoU Helsinki yang digelar Ahad (15/11) menyesatkan sejarah.
Pun demikian acara sukses, bahkan saat Gubernur dr H Zaini Abdullah secara resmi membuka konferensi di Anjong Mon Mata, Jumat (13/11) malam, sampaikan sejumalah perkembangan jelang peringatan. Acara juga dihadiri oleh Ketua Aceh Monitoring Mission (AMM), Pieter Feith, Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Francisco Fontan Pardo, Duta Besar dari beberapa negara dan para tokoh penting Perdamaian Aceh.
Gubernur Aceh Zaini dalam sambutannya isyaratkan, selama 10 tahun telah banyak perubahan yang sudah dicapai oleh pemerintah Aceh, meskipun ada beberapa hal yang masih harus ditingkatkan lagi. “Proses yang terjadi selama 10 tahun ini menghadirkan sikap optimis bahwa kita akan mampu membawa Aceh ke arah yang lebih baik lagi, yang kita butuhkan adalah kebersamaan dan kekompakan untuk bersama sama membangun dan merawat perdamaian ini,” kata Doto Zaini.
Mantan Ketua AMMPeiter Feith mengatakan, banyak hal yang dapat dipelajari dari proses perdamaian Aceh. Negara-negara seperti Philipina, Ukraina dan negara lainya yang sedang dalam konflik, dapat mengambil pelajaran dari perdamaian di Aceh.
Wapres H Jusuf Kalla akan menyampaikan pidato peringatan perdamaian, sekaligus mendeklarasikan Aceh sebagai laboratorium perdamaian. Wapres mengingatkan konflik yang terjadi di tingkat elite bisa menyebabkan (memicu) kemiskinan. Hal itu, disampaikan JK dalam pidatonya pada penganugerahan gelar Doktor Kehormantan atau Doktor Honoris Causa (Dr HC) di Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Sabtu (14/11).
Untuk Acara pagi-siang di Taman Ratu dalam cuaca cerah (karena sore baru kota hujan deras), dipungkasi dengan tarian massal dari Aceh Tamiang dan Saman dari Gayo Lues. Namun sebelum dua tarian tadi, Kepala Kanwil Kemenag Aceh Drs H M Daud Pakeh memimpin pembacaan doa, dalam acara yang diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi, dan aneka sambutan, juga dari Wapres.
Kakanwil yang beberapa hari lalu ikuti acara dengan Irjen di Kemenag RI, dalam doanya, memiinta kelanggengan damai dari MoU Helsinki ini. Moga rakyat dan pemerintah mampu isi amanah damai dalam derap pembangunan. Doa diaminkan para tamu besar, yang di deretan depan duduk di sebelah Wali Nanggroe dan Gubernur, di antaranya Wapres) H Jusuf Kalla, yang sebelumnya terima Doktor HC di Unsyiah.
Saat jamuan makan dan seminar, sejumlah pejabat negara dan perwakilan negara sahabat hadiri, dalam rangkaian peringatan 10 tahun MoU Helsinki, Jumat-Ahad (13-15/11). Di antara yang hadir di antaranya Drs Ferry Musyidan Baldan (Menteri Agraria dan Tata Ruang), Prof Sofyan Djalil MA PhD (Kepala BAPPENAS), Mayjen TNI Andrie TU Soetorno SE MDS (Kemenkopolhukan RI).
Beberapa duta besar dan konsulat negara-negara sahabat serta beberapa tokoh yang pernah terlibat dalam proses perdamaian Aceh juga hadir, di antaranya Robert Blake (Dubes AS), Robert Ewing (Konsul AS di Sumatera), David L Philips (ISHR Columbia University, USA), Francisco Fontan Pardo (Ueropean Ambassador for ASIA),Tanizaki Yasuaki (Ambassador of Jepang), Ryo Nakamaru (Embassy of Japan), Daiki Yokoyama (Embassy of Japan), Casper Klynge (Amassador of Denmark), dan Alexander Skommer (Political Audvisor, Ambassador of Denmark).
Ada juga Ferdinand Lahnstein (Deputy Head of Mission the Embassy of the Kingdom The Netherland), Ryan Maier (Consulat Van Netherland in Medan), Catherine Maier/Consulat Van Netherland in Medan (Wife), Stig Travik (Norwegian Ambassador to Indonesia), Mrs Hana Ryba Cervenka (Secretary Royal Nowergian Ambassy), Mrs Paivi Hiltunen Toivio (Ambassador of Finland), Hoang Anh Tuan (Ambassador of Vietnam), Jens Hoch (Political Cousellor of German Embassy), Jiali Hakim (Governor of Morocco), Mohammed Majdi (Ambassador of Morocco), dan YAB Datuk Seri Diraja Dur Zmbry Bin Abdul Malik (Menteri Besar Perak Malaysia) dan YB Dato’ Dr Mohammad Amin bin Zakaria (EXCO Pelajaran Negeri Perak Malaysia).
Juga ada Tun Dr Mahathir Bin Mohammad (Yayasan Kepemimpinan Perdana Malaysia), Martin Griffiths (Former Drector of Henry Dunant Center (HDC), Michael Vatikiotis (Director, Henry Dunant Centre Asia), Shienny Angelita (HDC Refresentatif to Indonesia), Pieter Feith (Former Chief of AMM), Surin Pitsuwan (Former Secretary General ASEANdan Juha Cristensen (Peace Architecture and Conflik Tranformation Alliance (PACTA) Finland, serta Dr Farid Husain (Negotiation team member of Republic Indonesia).
Hadir pula Prof Farid Abbas (Negotiation team member of Republic Indonesia), Prof Dr M Ryaas Rasyid (Authonomy Expertise and Former Minister and Indonesian President Advicer), Ir H Azwar Abubakar MM (Former Governor of Aceh), Dr Hamid Awaluddin (Former Minister of law and Human Riqht Negotiator of Republic Indonesia), Dr Alwi Syihab (Vice Chairman of Persedential Task Force on labour Management), Jend H Endang Suwarya (Mantan Pangdam Iskandar Muda), Prof H Fachri Ali (Profesor UIN Syarif Hidayatullah), dan Ir H T Erry Nuradi MSi (Gubernur Sumatera Utara), DR H Mustafa Abu Bakar MSi (Mantan Menteri BUMN Indonesia), Prof Patrick Daly (NUS Singapura), T Kumar (Direktur Amnesty International), dan Gunilla Olsson (Perwakilan Unicef Indonesia).
Yang menarik juga, ada Martii Ahtisaari (CMI dan Peraih nobel Perdamaian) yang ada ‘foto jabat tangan’ di mana-mana itu. Ada juga Jon M Gibbs (Presiden dan Manager dari Exxon Mobil), Calvin Sims (Presiden and CEO international House), Corinne Breuze (Duta Besar Perancis), Cosmoscopia (Koordinator Visiondium), Danise Sandole (Universitas George Mason), Dr Andreas Karabaczek (Duta Besar Austria), Dr Donald Bobiash (Duta Besar Kanada), dan Dr Irene Jansen (Direktur DAAD, Indonesia).
Ada Dr Jesse Grayman (Univ Auckland, New Zealand), Dr Konrad Ng (Universitas Hawai), Mr Christhopher Mitchell (Georgia State University), Mr David Hulse (Perwakilan Ford Foundation), Mr Hussain Ali Thaher Moqaibah (Konselor Oman), Jamie Mc Caughey (NTU Singapura), Gusti Aziz (Pertamina), dan Mr Jose Ramos Horta (Dubes Timur Leste). Selamat…. [dari berbagai sumber]