Takengon-KemenagNews (20/5/2013) Masyarakat muslim hendaknya harus peduli dengan keberadaan lembaga pendidikan semacam Taman Pendidikan Al-Qur'an yang ada di lingkungannya. Terlebih para orangtua wali santri yang anak-anaknya belajar baca tulis Al-Qur'an di lembaga tersebut. Karena keberlangsungan dan kelancaran opersional lembaga pendidikan non-formal itu sangat tergantung kepada dukungan dari 3 (tiga) unsur; yaitu lembaga itu sendiri, orangtua wali santri dan masyarakat sekitar. Pernyataan tersebut disampaikan oleh penyuluh agama Islam fungsional Kankemenag Kab.Aceh Tengah yang bertugas di Kecamatan Jagong Jeget, Mahbub Fauzie, S.Ag dalam acara Khatmil Qur'an yang dipadukan dengan peringatan Isra' Mi'raj di TPQ Al-Huda Jagong, Ahad Sore (19/5). "Umat harus peduli dengan keberdaan pengajian anak-anak, termasuk Taman Pendidikan Al-Qur'an," tegas Mahbub. Tiga unsur pendukung eksisnya lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal menurut Mahbub yang juga aktif mengelola TPQ di lingkungan tempat tinggalnya; pertama adalah eksisntensi lembaga itu sendiri yang benar-benar serius pengelolaannya, manajemennya bagus dan bermutu. Kedua, adanya dukungan orangtua wali santri dan yang ketiga adanya partisipasi masyarakat sekitar; baik tokoh agama, tokoh pemerintahan kampung yang di Tanoh Gayo dikenal dengan istilah Sarak Opat yaitu reje, imem petue dan rayat genap mupakat. "Jika ketiga unsur tersebut seiring sejalan mendukung dan memberi perhatian serius terhadap keberadaan TPQ di kampungnya, insya Allah keberadaan lembaga pengajian anak-anak ini akan maju dan berkembang," ujar penyuluh yang pernah bertugas di Kecamatan Linge sejak diangkat menjadi PNS dalam instansi Kementerian Agama di awal tahun 2005. Penegasan senada juga disampaikan oleh Supervisor Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Pendidikan Al-Qur'an - Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (LPPTKA-BKPRMI) Kecamatan Jagong Jeget, Ustadz Kamaruddin. Terkait dengan keberadaan TPQ Al-Huda Kampung Jagong sebagai satu-satunya TPQ tertua di Kecamatan yang baru mekar tahun 2006 dari kecamatan Linge ini, Kamaruddin mengharapkan pengelola TPQ ini harus banyak melakukan upaya-upaya serius dlam mengembangkan keberadan lembaga ini. "Wali santri juga harus membantu, antara lain dengan melancarkan pembayaran SPP anak-anaknya yang mengaji di sini," pinta Kamaruddin. Disampaikan juga oleh Mahbub, bahwa bisa membaca Al-Qur'an di daerah Aceh merupakan suatu keharusan. Betapa tidak, untuk menjadi pejabat publik atau politik di nanggroe ini salah satu syaratnya adalah bisa membaca Al-Qur'an. Ironis, dalam waktu yang belum lama ini, banyak saudara-saudara kita yang gagal menjadi calon legeslatif hanya karena tidak bisa mengaji. "Hari ini, kita menyaksikan anak-anak kita yangmasih kecil-kecil di TPQ Al-Huda begitu lancarnya mengaji Al-Qur'an. Kita selaku orantua wali santri harus bangga," katanya. Rangkaian acara Khatmil Qur'an diawali dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dalam Juz Amma yang dibaca secara bergantian oleh para santri peserta khatmil. Pemandu acara khatmil ini adalah Tgk. Ali Masrukhan, pimpinan Dayah Al-Huda Jagong sekaligus memimpin doa khatmil. Acara selanjunta pengajian Isra Mi'raj diawali dengan sambutan oleh Dierektur TPQ Al-Huda Tashil Chasani, sambutan oleh Supervisor LPPTKA-BKPRMI Kecamatan Jagong Ustad Kamaruddin, sambutan Reje Kampung Jagong Sriyono Abu Alwy dan Siraman Rohani oleh Mahbub Fauzie. [Alfakir/y][foto; salah satu kegiatan santri TPQ Plus Baiturrahman di halaman Masjid Raya Baiturrahman]
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242