[Kanwil News | Lia Hilal] Proses-proses psikologis dan interaksi dalam keluarga, merupakan hal penting dalam perkembangan konsep diri anak. Sayangnya, kebanyakan orangtua tidak menyadari bahwa perkataan dan sikapnya mempunyai dampak yang besar terhadap cara pandang anak terhadap dirinya. Tips berikut sebagai panduan untuk membentuk konsep diri yang positif pada diri anak.
Sediakan waktu untuk anak. Salah satu bagian terpenting dari konsep diri yang positif adalah perasaan dicintai dan dihargai. “Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menunjukkan bahwa Anda mencintai si kecil adalah dengan menghabiskan waktu bersamanya,”. Orangtua bisa mengajaknya makan bersama, berjalan-jalan sore bersama, bermain bersama di akhir pekan, menonton TV, atau kegiatan apa saja yang bisa dinikmati bersama. Selama bersama si kecil, hindari mengkritik dan menggurui anak apalagi membanding-bandingkannya dengan anak lain. Sebaliknya Anda dapat membicarakan hal-hal positif yang menjadi kelebihannya.
Komunikasi yang terbuka. Komunikasi yang terbuka dengan anak adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa anak dicintai dan dihargai. Berusahalah untuk selalu mendengarkan si kecil dengan seksama dan perhatian yang utuh dan sepenuh hati.
Dukung potensi dan kemampuan anak. Anak perlu merasa dirinya mampu melakukan sesuatu. Untuk itu, berikan stimulasi yang dapat mengembangkan potensi anak secara optimal dalam berbagai aspek. Misalnya, dengan memberikan kesempatan bagi anak untuk mencoba berbagai aktivitas dan pengalaman berbeda. Hindari memaksa anak melakukan apa yang kita sukai, apalagi mengkritik kemampuan atau penampilannya.
Tunjukkan ekspresi kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak melalui pelukan, ciuman atau pujian. Hal ini akan membuat anak menghargai dirinya dan merasa dirinya layak untuk disayang. Menjaga keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Hindarilah pertengkaran orangtua atau orang dewasa di hadapan anak, ketika memiliki perbedaan pendapat. Anak perlu belajar bahwa setiap perbedaan pendapat harus dapat diselesaikan dengan cara yang baik, tanpa harus saling merendahkan salah satu pihak.
Memperhatikan permasalahan yang dihadapi anak dan membantunya dengan memberikan dukungan dan bimbingan mengenai alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil. Hal ini akan memberikan keyakinan kepada anak bahwa setiap permasalahan memiliki jalan keluar dan membuat anak belajar untuk tidak mudah menyerah.
Pujilah anak. Biarkan si kecil mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan atau sesuatu yang dapat dibanggakan. Lakukan secara spesifik terhadap hal tertentu yang kita anggap baik. Misalnya, daripada mengatakan, “Bagus,” lebih baik Anda mengatakan, “Semangat kamu menendang bola ke arah gawang benar-benar hebat. Bunda senang melihat kamu berhasil melakukannya.” Jangan pula terpaku pada hasil, usaha anak, walaupun hasilnya kurang baik, pantas mendapatkan pujian dari orangtua.
Ajari anak bersosialisasi. Diterima oleh teman-teman sebayanya adalah hal penting dalam konsep diri anak. Oleh karena itu bekali kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan membuka kesempatan bergaul bagi anak dengan melibatkannya dalam berbagai aktivitas atau permainan berkelompok, mengajari anak menyapa, berterima kasih, memperkenalkan diri, meminta maaf ketika salah, dan lain sebagainya. Akan lebih efektif jika orangtua mengajari dengan menjadi contoh bagi anak.
Libatkan si kecil dalam tugas rutin di rumah. Memang akan lebih mudah untuk melakukan sendiri atau menyerahkan pada pekerja rumah tangga tugas-tugas rutin di rumah daripada mempercayakannya kepada si kecil. Namun, memberikan tugas rutin kepada anak, tak hanya dapat melatih kemampuannya tetapi juga dapat memberinya kesempatan untuk berkontribusi atau melakukan sesuatu bagi keluarga. Hanya saja, orangtua harus memastikan bahwa tugas yang diberikan padanya, adalah tugas yang memang sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuannya.