[Kuala Simpang | Muhammad Sofyan] Hadits Nabi Riwayat Tarmizi, “Ittaqullaha haitsummaa kunta, wa atbi’is sayyiatan hasanata tamhuha wa khaaliqin naasa bikhilqin hasan (Bertaqwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada, dan ikutilah/iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji) (HR: Tirmidzi)”.
Hadits tersebut disampaikan oleh Idris, S. Pd. I Staf Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kankemenag Tamiang pada Tausiah usai Shalat Dzuhur Senin (7/7) di Aula Al-Ikhwan, menggantikan Abdul Aziz, MA kasi Pakis yang tidak dapat hadir untuk mengisi jadwal atas nama beliau.Pada hadits tersebut terdapat tiga pesa Rasulullah SAW yang sangat berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari ujarnya lebih lanjut.
Pertama; Bertaqwa dimana saja dan kapan saja; taqwa menurut Sayyid Qurtubi dalam tafsirnya “Fi Zhilal Al-Qur-an” adalah “kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap duri-duri kehidupan” hal ini senada dengan percakapan antara Umar RA dengan Ubay bin Ka’ab; Umar bertanya kepada Ubay; “Apa makna Taqwa itu”, ubay menjawab dengan sebuah pertanyaan pula “Pernahkah kamu melalui jalan yang berduri?” “Pernah” jawab Umar, lalui Ubay bertanya lagi “Apa yang engkau lakukan?” “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan” jawab Umar lagi, kemudian Ubay berkata “Maka demikian pulalah Taqwa”.
Kedua; Mengiringi Kesalahan dengan Kebaikan; setiap orang tak luput dari kesalahan dan kesilapan. Hari ini kita mungkin sudah melakukan kesalahan baik yang kita sadari maupun yang tidak, maka lakukanlah kebaikan-kebaikan untuk mengiringi kesalahn itu, perbanyaklah sadaqah untuk menghapuskan dosa-dosa kecil kita, Rasulullah SAW bersabda yang artinya “sedekah itu menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api” dan mintalah kemaafan dari saudara-saudara kita atas kekeliruan yang mungkin menyinggung hati mereka.Ketiga: Akhlak Terpuji; Akhlak terpuji adalah keharusan dari setiap muslim. Tidak memiliki Akhlak mulia mendekatkan seseorang kepada siksa neraka.
Dan di antara akhlak adalah akhlak terhadap tetangga, berkenaan dengan ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah). Dalam hadits yang Lain Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, ada yang betanaya: “Siapa itu ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya”.” (HR: Bukhari). [y]