[Karang Baru | Muhammad Sofyan] Ramadhan merupakan bulan kasih sayang, dalam mencintai saudara itu terkadang disekat oleh dinding yang terlihat pada zahirnya saja, tidak tembus sampai pada hakikat kasih sayang. Terkadang orang hanya memberikan kasih sayangnya terbatas pada rasa sayang dari segi fisiknya saja tetapi tidak sampai pada hakikat kasih sayang yakni bagaimana menyelamatkan diri, anak-anak dan saudara kita dari ‘azab Allah SWT.
Ungkapan tersebut disampaikan oleh Ahmad Jalil, MA, pengawas tingkat menengah Kankemenag Tamiang dalam ceramah singkatnya pada saat mengisi kegiatan Safari Ramadhan Tim Kecamatan Bendahara di Masjid Darussalam Kampung Tanjung Lipat I.
Selanjutnya beliau mengatakan Ada tiga jenis kematian: Pertama; Tidur, Tidur adalah mati kecil, buktinya ada do’a yang diajarkan Rasulullah kepada kita yakni do’a sebelum tidur “Bismika Allahumma Ahya wa Amut (dengan namamu ya Allah aku hidup dan aku mati) itu bukti pertama, bukti selanjutnya; saat kita tidur kitak tak perlu pada kemegahan dunia ini, saat tidur kita hanya menggunakan pakaian tidur saja, tidak memerlukan jas, tidak memerlukan dasi, tidak memerlukan segala kemegahan dunia, ketka tidur kita tak perlu pada istri yang cantik atau suami yang gagah, baru kita perlu kalau kita sudah terbangun.
Kedua; Meninggal Dunia, Meninggal Dunia adalah mati besar dan yang, kehidupan dunia menyampaikan kita kepada kehidupan akhirat, kta bekerja hari ini dengan tujuan dapat memberikan makan, pakaian dan membuatkan kepada anak istri agar mereka bisa beribadah kepada Allah, bisa menutup auratnya dan bisa melindunginya dari pandangan orang tatkala ia membuka auratnya didalam rumah, kalau seperti itu pandangan hidup kita sudah baik, kehidupan dunia kita akan menyampaikan kita kepada kehidupan akhirat, dengan kata lain apapun yang kita kerjakan di dunia ini niatkan semata-mata karena Allah, semata-mata untuk beribadah kepada Allah.
Ketiga; ada kematian yang lebih besar dari kematian besar, ada kematian yang lebih besar dari meninggal dunia yakni Mati Hati. Kalau sudah mati hati lebih musibah dari meninggal dunia, Kalau sudah mati hati berarti mati perasaan dan merupakan musibah yang paling besar dalam hidup ini. Ramadhan ini merupakan sebuah momentum (kesempatan, peluang, red) untuk menghidupkan hati-hati hamba Allah yang mati. Dengan puasa akan melahirkan insan-insan yang bertaqwa yang hidup hatinya. [y]