[Kanwil | Muhammad Yakub Yahya] Bulan Ramadhan, yang kita sedang masuki hari ketiga ini, menurut ulama, ada beberapa nama mulia lainnya. Bulan kesembilan dalam almanak ini, disebut Bulan Barakah (Syahrul Mubarak), yakni Bulan Panen Raya amalan kita, bagaikan petani yang memanen hasil sawahnya.
Makanya, mari kita perbanyak amal dalam bulan ini. Memang tidur dalam bulan ini ibadah, tapi istirahat bagi orang yang sudah selesai kewajiban, atau bukan tidur mengelak tanggung jawab, atau bukan karena bermalasan.
Jangan seperti jawaban orang, “Sibok that lon, sibok eh…” Atau ketika ditanyai saat jam kerja, “Kenapa Anda tak kerja?” Jawabannya, “‘Ibadah, lon Pak…” Padahal maksudnya tidur, yang disalahpahami itu.
Ini bulan juga disebut antara lain, Bulan Rahmat (Syahrur Rahmah), Bulan Sayyidus Syuhur (Penghulu segala Bulan), Syahrul Karim (Bulan Mulia), dan Bulan Ijabah Doa, artinya bulan diterimanya doa-doa. Maka berdoalah banyak dalam suasana puasa, dan malamnya dalam bulan ini.
Ramadhan disebut juga Bulan Al-Quran (Syahrul Qur’an). Target kita minimal dalam bulan ini, kita bisa khatam Al-Qur’an. Ramadhan sebagai Bulan Al-Qur’an, bulan diturunkan Al-Qur’an, ternyata bukan hanya Al-Qur’an. Selama bulan ini, juga Allah tunrunkan Taurat, Injil, dan Zabur.
Bulan ini juga disebut Bulan ‘Itqum Minan Nar, artinya dimerdekakan kita dari azab api neraka.Maka ada kaitan dengan nama lain Ramadhan, yakni Syahrul Maghfirah, artinya Bulan Pengampunan. Maka selain harapan ampunan Allah, sesama kita juga saling memaafkan. Jadi, jangan ada dusta sesama kita, mari kita saling memaafkan.
Ada kelebihan Ramadhan lain, selain sebagai bulan yang diturunkan Al-Quran, juga ada tarawih, zakat fitrah, dan ada Lailatul Qadar. Soal tarawih, ada beda suasana di kampung kita Aceh, dengan di Araba Saudi. Di sana, di Makkah dan sekitarnya, kian lama Ramadhan, kian ramai shaf tarawih. Namun di sini, lagee iku tikoh, tambah lama puasa, tambah kecil mengerucut, dan satu-dua shaf saja. Padahal 10 pertama masjid sesak dan penuh.
Yang penting juga, ajak dan pungkas Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H Ibnu Sa'dan MPd, dalam ceramah ba’da zhuhur (1/7) di Mushalla Al-Ikhlash Kanwil ialah, kita ikhlas dalam beramal. Jangan kita dimasukkan ke dalam kalangan yang riya’, sebagaimana pejuang (mujahid) yang riya, sang penyedekah (munfiqin) yang riya’, dan orang yang berilmu (‘alim-‘ulama’) dari pembaca Al-Qur`an yang riya, yang semua dimasukkan ke dalam an-nar (neraka). Jadi, bulan ini, juga kita mohon dimerdekakan dari an-nar itu, amin.
[foto: jamaah (salah satu staf subbag inmas) berjalan meninggalkan mushalla al-ihkas, usai ceramah]