Banda Aceh (Humas)---Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar H Abrar Zym SAg MH lanjutkan taushiah, ba'da zhuhur Rabu, 4 Ramadhan 1443 H atau 6 April 2022.

"Dalam QS Az-Zumar ayat 18, Allah dalam firman-Nya cirikan tiga tanda-tanda orang yang berakal, hamba yang cerdas," awal ceramah singkat bersama Abrar Zym, di Mushalla Al-Ikhlash Kanwil.

Ayat sebelumnya, ayat ke 17, disebutkan bahwa ada kabar gembira bagi hamba Allah yang kembali kepada Allah, beriman:

"(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat."

Di depan Kakanwil, Plt Kabag TU, para Kabid dan jajaran, Abrar Zym, dari ayat tersebut sampaikan ciri orang cerdas itu:

"Pertama, orang-orang yang mau mendengar firman Allah, sabda Rasulullah, nasehat guru, dan petuah orang tua, itu cerdas," jelas Abrar, yang pernah menjadi Kabid PHU Kanwil.

"Kedua, setelah mendengar lantas mengikuti, mengamalkannya, itu ciri kedua insan yang cerdas," imbuh Abrar, yang juga pernah menjabat Kabid PD Pontren Kanwil.

Dalam kuliah singkat yang dimoderatorkan Alfirdaus MH, Abrar juga bertanya, berapa banyak yang baik-baik yang telah kita dengar, dan itu telah kita amalkan?

"Ada orang yang berilmu banyak, tapi tak beramal. Ada yang mengamalkan, tapi tidak mendengar Rasulullah," bandingnya.

"Ketiga, orang yang cerdas ialah ia yang mendapat petunjuk atau hidayah. Dan petunjuk harus dimohon pada Allah," sambungnya.

Menurutnya, tidak ada jaminan hidayah Allah yang ada pada kita langgeng, tanpa kita minta pada Allah agar petunjuk itu tetap pada kita.

Abrar akhiri kuliah zhuhur dengan kisah-kisah, betapa mahalnya hidayah, antara lain yang dialami satu warga Aceh, yang akhirnya berhasil dijemput ke Sumut, dan disyahadatkan kembali, beberapa waktu lalu di Aceh Besar.

Abrar Zym, putra Labuhan Haji Aceh Selatan ini, dengan bahasa yang enak didengar, ulangi kisah pemuda Islam, muazzin yang menyukai wanita non-muslim (Nashrani), yang akhirnya nikah, dan mati dalam keadaan murtad.

"Di malam pertama, ia perbaiki atap yang bocor dan tangga licin, akhirnya terjatuh kepala ke bawah. Ia meninggal tak sempat gauli istrinya," pungkasnya.[yyy]