[Banda Aceh | Muhammad Putra Aprullah] Sejak tanggal 28 Januari sampai dengan 3 Februari 2015, Rombongan Grup Rapa’i Geleng Sanggar Pocut Baren MAN Model Banda Aceh yang diketuai oleh Bapak Drs. Amiruddin Bin Muhammad Husein yang juga kepala kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh mengadakan pertunjukan tarian Rapa’i Geleng di dua kota di Malaysia, yaitu Kuala Lumpur dan Penang.
Kegiatan pertunjukan ini bermula dari undangan Pertubuhan Baitul Ehsan Al Khairi. Selama 7 hari berada di semenanjung malaya, Grup Rapa’i Geleng MAN Model Banda Aceh mengadakan sebanyak 4 kali pertunjukan, yaitu sekali di Aula Pertubuhan Baitul Ehsan Al Khairi, sebuah yayasan tahfiz Qur’an antar bangsa yang dipimpin oleh Hj. Omar Bin Abdul Ghani.
Dan berkesempatan tampil sebanyak dua kali dalam special performance di Pasar Seni, Market Central, Kuala Lumpur yang disaksikan oleh turis-turis mancanegara.
Selain mengadakan pertunjukan di Kuala Lumpur, Grup Rapa’i Geleng Sanggar Pocut Baren MAN Model Banda Aceh berkesempatan mengadakan pertunjukan di Penang International Islamic & Technological College, Pulau Pinang.
Dalam kesempatan yang sama juga diadakan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara Bapak Prof. Dato’ Dr. Haji Mustapa bin Kasim selaku Rektor Penang International Islamic & Technological College dengan Bapak Drs Ridwan Ali, M.Pd selaku kepala MAN Model Banda Aceh.
Pertunjukan Grup Rapa’i Geleng Sanggar Pocut Baren MAN Model Banda Aceh menjadi momentum penandatanganan MoU yang sedianya dilakukan pada tanggal 20 Januari 2015. Keberangkatan Rombongan Grup Rapa’i Geleng Sanggar Pocut Baren MAN Model Banda Aceh tidak terlepas dari dukungan dari Bapak Abdul Malik Musa selaku promotor kegiatan ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh, Gubernur Provinsi Aceh, Wali Kota Banda Aceh, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Provinsi Aceh, dan Kepala Kantor Wilayah Imigrasi Kota Banda Aceh.
Kegiatan ini diharapkan menjadi ajang promosi seni-budaya Aceh kepada masyarakat internasional dan menumbuhkan kebanggaan generasi muda Aceh terhadap pelestarian seni-budaya tradisional Aceh, khususnya seni tari tradisional. [alfaizin/yakub]