[ Banten | Irfan] Aceh adalah salah satu wilayah di Indonesia yang dikenal dengan keberagaman dan keunikannya. Beberapa hal yang unik dari Aceh adalah Kopi dan Mie Aceh yang dijual pada tempat yang bersamaan.
Di Aceh, ketika kita ingin menikmati kopi dan mie Aceh, adalah hal yang gampang untuk menemuinya, hampir di setiap persimpangan jalan, pedagang menjajakan mie Aceh yang ditandai dengan rak kaca dan tempat memasak disampingnya.
Namun, apa jadinya jika warga asli Aceh berpergian ke luar daerah? Apakah ketika ingin menikmati mie Aceh bisa semudah saat kita berada di Aceh? Tentu tidak.
Seperti halnya saya, yang saat ini sedang berada diluar Aceh, Tanggal 21 Oktober 2016 lalu, saya bermusafir ke provinsi Banten. Di Banten, saya sedang bergabung bersama kontingen Aceh untuk mengikuti Pekan Olahraga Seni Pondok Pesantren Nasional (POSPENAS) VII yang dipusatkan di Kota Serang. Acara ini sendiri akan berlangsung hingga tanggal 29 Oktober nanti.
Berada di wilayah paling barat pulau Jawa, Banten yang dulunya pernah menjadi bagian dari provinsi Jawa Barat, sejak tahun 2000 menjadi wilayah pemekaran sesuai dengan Undang-Undang Dasar nomor 23 tahun 2000, dengan kota Serang sebagai pusat pemerintahan.
Meskipun Aceh dan Banten memiliki kesamaan pada adat dan budaya yang agamis, namun belum tentu selera kulinernya juga begitu. Salah satu buktinya adalah, penjual mie Aceh disini sangat susah dicari.
Setelah 2 hari berada di Banten, akhirnya kami merindukan suasana ngopi seperti di Aceh, dan juga makan mie Aceh yang sedap itu. Tepatnya 23 Oktober lalu, saya dan beberapa ofisial staf Kemenag Aceh, setelah mengikuti serangkaian perlombaan, memilih untuk berkeliling kota Serang, Provinsi Banten.
Berkeliling dengan menumpangi mobil Toyota Avanza yang menjadi kendaraan offisial kontingen Aceh, kami menelusuri beberapa jalan utama di kota serang. Selain untuk mencari cendera mata, kami turut mencari-cari dimana ada tempat menjual mie Aceh.
Setelah kurang lebih 1 jam waktu kami utuk mencari penjual mie Aceh. Akhirnya kami menemui sebuah rak mie Aceh, tepatnya di pinggir jalan Jendral Sudirman, Serang, Banten.
Rak kaca yang bertuliskan "MIE ACEH", dan belanga untuk memasak mie, membuat suasana tempat penjualan itu lebih terasa seperti di Aceh.
Bang Ki, begitu nama panggilan penjual mie Aceh tersebut, adalah perantau asal Tangse, Kabupaten Pidie, yang telah merantau ke pulau Jawa sejak Aceh dilanda konflik.
Warung mie Aceh Bang Ki sendiri, bukanlah warung khusus yang disewakan untuk menjual mie aceh, melainkan ia hanya menyewa lapak kecil di depan toko orang lain, hal ini karena mahalnya biaya sewa toko di Banten. Dan menurut warga asli disini, ada 4 orang yang menjual mie aceh di Kota Serang, Banten, dengan lokasi yang berbeda.
Untuk rasa sendiri, mie aceh yang dijual oleh pria asal Tangse ini sudah lumayan lezat, rasa pedas asamnya juga sama dengan mie aceh yang dijual di Aceh. Dengan ini, kerinduan terhadap mie aceh saat berada dikampung orang telah terobati. Dan bagi anda yang nantinya akan berkunjung ke Banten, boleh mencicipi mie aceh yang satu ini juga. Jangan lupa dicoba yaa. []