[Banda Aceh | Muhammad Yakub Yahya]  Suasana Kota Banda Aceh, hingga sepekan ke depan (sampai Ahad, 24/8), kian semarak. Kehadiran kontingen dari 11 Kementerian/Badan dan 28 Provinsi, sebagai kafilah MTQ Korpri, sebagai tamu, membuat Koetaradja yang lagi menanti sosok Wakil Walikota baru, memang terasa lain dari biasanya.

“Yang saya hormati, Ibu Walikota Banda Aceh, Hj Illiza, yang terus membersihkan sampah kota, sampah fisik dan sampah mental…” puji Menpan-RB, DR (Hc) Azwar Abubakar, saat membuka MTQ,  sebelum memukul bedug, Selasa malam (19/8).

Pum… bum… bum… geudeubum… bum… bum…. bedug ditabuh, malam-siang dalam kota, lebih meriah. Usai pawai/karnaval 17-an yang dilakukan sore Senin (18/8), suasana jalan-jalan dan lokasi wisata Banda Aceh masih terasa ramainya. Hotel dan bus wisata juga agak penuh. Seperti Hotel Madinah, depan RSUZA, ramai dari kafilah Bengkulu.

Sejak Selasa malam (19/8) Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Korpri Nasional II resmi dibuka Menpan-RB, DR Azwar Abubakar MM. Yang semestinya yang membuka acara, ialah Menag atau Wamenag RI, tapi semua pada berhalangan, dan diganti oleh Menpan-RB, yang seharusnya datang saat menutup acara nanti.

Dalam pembukaan di Halaman Masjid Raya Baiturrahman, yang saritilawah dibacakan Fajriah Bakri SAg (Inmas Kanwil) dan doa oleh mantan Kakanwil Depag Aceh (Drs Tgk H Ghazali Mohd Syam) itu, Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah sampaikan, bahwa bagi tamu sekalian, selamat menikmati kenyamana Banda Aceh dan alam Aceh.

Cuaca yang sedikit berawan, kenyamanan dan kemeriahan terasa di mana-mana. Ada tamu dan wajah baru ramaikan Kota, dan ada aparat yang menjaga, dari Satpol PP dan Polri di sudut-sudut lokasi acara.

Di Taman Sari dan Aula Kanwil, suasana ramai juga bisa menyemangati jajaran di Kanwil yang menyambut dan menemani tamu. Setelah baru pulang, tiga empat hari dari perhelatan Porseni 8/8/8 di Bireuen.

Di kantin  Kanwil (Taufiq Coffe) juga sama, wajah tetamu senang dengan menu dan layanan, juga kupi Ulee Kareng, kupi sareng, teh es (teh dingin), dan sanger (racian kopi dan susu).

Di sana, di samping bawah Aula, lokasi MTQ Tahfidz itu, ada siomay, tahu goreng, mi Aceh, martabak, nasi sayur, nasi bungkus pagi dan malam,  bubur, dan kanji rumbi Abbi. Setiap makan minum telah masuk pajak, mungkin, maka harga sedikit di atas harga biasanya.

Semua menu dan sketsa telah masuk dalam peta/denah yang ditempel bagi tamu, di Kanwil. Lengkap dengan mushalla dan arah kamar mandinya.

“Kita mesti lakukan lima olah, yaitu olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, olah raga agar badan sehat, olah usaha agar ekonomi meningkat, dan olah kreatifitas agar kinerja meningkat. Olah kreatifitas,” jelas satu daiyah di Taman Sari yang diiringi tepuk tangan penonton.

Belum usai salah satu kafilah turun mimbar di Taman Sari, di lantai lantai II Anjungan Taman Sari juga sedang MTQ Khattil Quran.  Belum usai qari yang ikut Tahfizh akhiri ayat terakhir di Aula Kanwil, qari-qariah yang di Halaman Masjid Raya Baiturrahman pun sedang lomba Tilawah, dan sayup-sayup terdengar, “Bismillaahir rahmaanir rahiim....” [inmas]