Banda Aceh (Yakub) ---- Suasana dalam aula Arafah, Embarkasi Haji Aceh, sebagai lokasi penerimaan jemaah haji, sebelum penimbangan barang dan penerimaan nomor kamar, memang lebih kecil, daripada aula Jeddah (aula utama).
Namun jika kedatangan jemaah di aula itu disambut dengan teh di pintu, snack di dalam dan panitia dan petugas, akan hilang keletihan jemaah, yang baru turun dari bus.
Para petugas penerimaan dan pembimbingan, mengulang-ulang, beberap barang yang tidak boleh dibawa ke kabin pesawat, tapi bisa dimasukkan ke dalam tas besar, dalam bagasi. "Semua benda tajam, seperti pisau dan gunting tidak diperbolehkan dibawa naik ke dalam pesawat. Segala yang tajam tidak usah dibawa ke Tanah Suci, termasuk mulut yang tajam," jelas petugas, di aula Arafah, yang dimengerti oleh jemaah kloter 1, asal pantai barat selatan.
Di depan jemaah kloter 2, di aula Jeddah, dalam sesi pembimbingan ibadah, imigrasi, kesehatan, penerbangan, kembali salah satu petugas dari kru Garuda Indonesia jelaskan beberapa barang yang tidak boleh dibawa ke dalam pesawat.
"Misalnya alat cukur, gunting, timbangan, bahan-bahan peledak, petasan, senjata api, benda yang mudah terbakar, korek, korek kayu, minyak, benda yang mengandung magnet, speaker, dan magnit," sebutnya, yang didampingi tim pembimbing, Drs Tgk H A Rahman TB Lt, Tgk H Syukri Daud BA, dan Drs H Hamdan MA.
Slide yang berisi video, misalnya trik aman naik dan selama di pesawat, juga menghidupkan suasana dalam aula, untuk jemaah kloter 2, asal Langsa, Bireuen, Bener, Aceh Jaya, Aceh Selatan, dan Banda Aceh itu. Saat diperlihatkan tayangan, ada jemaah yang mengakali pihak bandara dengan mengemas air zam zam ke dalam koper, jemaah tersenyum, memahami bahwa itu jelas ulah yangsalah. "Air zam zam akan dibagi setiba ke tanah air," tulis video itu. []