[Meureudu | Yakub]  Gempa susulan, baik yang kita rasakan maupun yang tidak, sering terjadi di Pidie Jaya (Pijay) dan sekitarnya, usai gempa pada shubuh Rabu (7/12) lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh mencatat, setelah gempa pertama, pada enam hari lalu, ada 48 kali gempa susulan.

Lapor BMKG, sepanjang kemarin Ahad (11/12), ada 7 kali gempa. Termasuk gempa dhuha, sekitar pukul 10.00 WIB, saat sedang ada pertemuan Kakanwil Kementerian Agama dan jajarannya dengan tim BNPB Pusat, di Posko Kankemenag Pijay, Komplek Perkantoran Pemkab, Cot Trieng Meureudu. Jika gempa, bukan hanya relawan yang di dalam gedung, aparat pun, berhamburan dari dalam bangunan.

Pagi kemarin, Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh dan jajarannya, sedang rapat dengan Kasubdit Inventarisasi Kebutuhan dan Pengadan Logistik BNPB Pusat dan jajarannya, untuk persiapan Clauster Logistik di Posko Kemenag. Hadir selain Kabid Urais Binsyar, juga Kasubbag Umum Kanwil, Kasubbag TU dan para Kasi di Kankemenag Pijay, serta relawan.

Gempa susulan juga ada yang begeser pusat getarnya ke barat Pijay. Sebelum pagi, dini hari Ahad, juga gempa hentakkan Meureudu dan sekitarnya. Sebelum malam Ahad, sepanjang Sabtu (10/12) ada 7 kali gempa susulan. Sebelumnya, Jumat (9/12) sebanyak 9 kali, dan sebelumnya (sehari usai gempa pertama), Kamis (8/12) ada sebanyak 17 kali susulan.  

Hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (12/12) ini, untuk sementara belum ada gempa yang dikategorikan sebagai susulan tercatat. Namun, BMKG sempat catat, dini hari Senin (12 Rabi'ul Awal), terjadi satu kali gempa di Aceh. Gempa tersebut berkekuatan M=3,5 pada kedalaman 10 km dengan episenter pada jarak 28 tenggara Banda Aceh.

Sejak gempa 6,5 SR mengguncang daerah Adee, di Aceh ada 88 gempa susulan juga terjadi. Namun menurut data BMKG, kuantitas gempa susulan semakin menurun. Jalan yang semula retak kecil, bangunan yang belum miring, masjid yang kecil retakannya, ruko yang belum parah retaknya, dengan sering gempa susulan, dikabarkan warga, ada yang bertambah kerusakannya. Maka sepanjang daerah, sebagian warga dirikan tenda di depan rumah, istirahat di luar saja. []