[Blangkejeren | Yakub/Mawardi Siregar] Sekitar tiga lalu, ancaman longsong sempat sebentar berhenti. Maret lalu, satu eskavator, yang mirip alat berat yang digunakan Tim SAR untuk cari korban Hercules C130, Jalan Letjen Jamin Ginting Medan, dikerahkan untuk bersihkan lumpur.
Kankemenag di Kabupaten Seribu Bukit mengerahkan alat berat untuk pembersihan material longsor sepanjang bangunan Kankemenag, dan kerawanan pun sementara teratasi. Pengerukan material longsor sebelumnya berlangsung beberapa hari, sejak 7 Maret.
Meskipun usai dikeruk, Kakakemenag Galus (Gayo Lues) Drs Hasan Basri dan jajarannya tetap awas, mata melirik ke luar jika hujan turun.
Namun kini ancaman longsor pun mengintai gedung dua lantai masih mengintai. Lereng dan lembah, sebagai alam bebukitan, lokasi komplek perkantoran Pemkab di Blangkejeren memang rawan.
“Saya sudah sampaikan ulang, dan meminta melalui Yah Wa untuk pembangunan dinding beton pagar permanen, moga segera terwujud,” ujar Kakankemenag yang didampingi Kasubbag TU Amiruddin SE Ak dan admin (Subbag Umum) Ustadz Mawardi Siregar SAg, di ruang kerjanya (30/6). Yah Wa (sapaan untuk Saifuddin SE) ialah Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Bagiang TU Kanwil Kemenag Aceh.
“Ya, kita ingin bantuan, sebelum dinding kantor di terjang longsor dan dihantam kantor tetangga yang letaknya di area atas gadung Kemenag,” sambung Ustadz Mawardi, alumni IAIN Ar-Raniry, asal Tapanuli Selatan Sumut itu.
“Puasa ini, jajaran Kankemenag Galus sangat mengkhawatirkan dengan adanya tanah longsor yang berada persis di belakang Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gayo Lues kian parah, yang hanya berjarak +- 30 cm dan ketinggian longsor hampir mencapai 10 meter, material longsor dengan radius sepanjang bangunan Kankemenag, belum aman jika hujan,” jelas Mawardi, mantan khadam masjid Miftahul Jannah Ajuen Peukan Bada itu.
Kasubbag Amiruddin, di sela kesibukannya, termasuk persiapan Gema Ramdhan (kerja sama Pemkab dan Disbud Pemkap) di Masjid Ash-Shalihin, lanjutkan, “Memang tanpa pembersihan secepatnya akan sangat mengkhawatirkan sekaligus adanya rasa was- was yang, apabila di saat bekerja material longsor turun secara tiba- tiba.”
Karena kondisi tanah yang sangat labil serta guyuran hujan yang terus menerus melanda Blangkejeren sehingga material longsong bertambah terus, bahkan halaman Dinkes di atas Kankemenag, selebar 4 meter pun sudah amblas. Jika longsor lagi, fatal akibatnya.
Kondisi longsor ini sudah terjadi hampir setahun lebih lamanya, walaupun sudah dilakukan beberapa kali pembersihan material longsor, tetap saja lonsong susulan terjadi. []