[Idi | Jamaluddin] Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Hal ini dikatakan Tgk Abdul Manan,S.PdI ketika ditanya usai mengadakan maulid di MIN Matang Panyang Nurussalam Aceh Timur, Rabu (26/3).
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, orang Eropa menyebutnya Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. “Kata Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal,” ungkap kepala MIN Matang panyang tersebut.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut.
Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi.
Mantan Kepala MIN Seuneubok Aceh itu menambahkan, untuk menyemarakkan maulid, lantunan zikir disampaikan oleh santri dayah Ulee Ateung kecamatan setempat. Hadir di peringatan maulid tersebut Kasi Pais Muslim,M,Si, Pengadministrasi keuangan Marthunis Anwar, dan beberapa staf di lingkungan Kankemenag Aceh Timur. [x]