[Banda Aceh | Yakub] Awal 2016 ini, beberapa sisi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh terlihat berbeda, dan kian menarik. Kesan sibuk para pekerja di samping karyawan Kanwil yang bekerja, memang telah terasa, sejak Desember lalu.
Sementara pekerja terus kerja (juga ramai di luar kantor untuk ketam papan almari, lalu diatur di teras gedung), karyawan terus bekerja, meski bau cat menyengat. Juga bunyi gerinda mesin yang menggema.
Ada area yang dipermak, ditata, direhab, dan diatapi (di-peudap). Baik lokasi yang sedang dirampungkan para pekerja, maupun yang sudah hampir rampung seperti taman, semua itu tentu untuk kenyamanan karyawan, dan tamu.
Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs HM Daud Pakeh, di sela-sela kesibukannya, ikut memantau langsung pekerjaan dan penataletakan isi ruangan. Juga melihat dan mengarahkan beberapa item perampungan selanjutnya.
Sebelumnya, Kakanwil didampingi beberapa Kabid dan pekerja sering ikut mengarahkan dan mengevaluasi dekorasi, sekat-sekat, per ruangan itu. Kakanwil lanjutkan pemantauan, saat berita ini kami naikkan juga. Kakanwil mengabadikan juga hasil kerja penyekatan itu.
Beberapa ruang memang telah lama usai disekat awal tahun ini, seperti Subbag Perencanaan dan Keuangan di Lantai II, sementara Bidang PAI misalnya, juga telah disekat per meja karyawannya, sejak dua bulan lalu, dan kini kelihatan sebagaimana ruangannya para teller bank itu.
Lain lagi dengan taman, yang merupakan jalan ke kantor sebelah (ACC Sultan Selim II dan Balai Kota), dan juga ke kantin (ke lapangan voli). Pagi ini pun, Kakanwil dan jajarannya, termasuk Kasubbag Umum Yuliardi SE ikut memantau, sekaligus menikmati sepoinya angin pagi, mungkin dari arah kawasan Taman Sari.
Atap lapangan voli, selatan aula, timur kantin Taufiq Kupi pun usai diatapi. Jadi pemain dan pemakai bisa berteduh selama bermain, terutama pagi Jumat, usai senam.
Sambil ngopi di Kantin Taufiq Kupi, kini kita saksikan atap tinggi di atas lapangan volly Kawil Kemenag Aceh. Kita dari jajaran Kanwil dan tamu yang biasa main voli saban sore atau pagi Jumat, bakal lebih nyaman, karena lapangan voli kita beratap layaknya lapangan futsal nanti.
“Jika kami lihat, kini lebih nyaman, dan cayaha pun sudah terhalang atap, tak panas sekali,” kata si Mas, penjual batagor, dalam ‘meeting’ admin pagi ini, di samping gerobak siomai dan bakso gorengnya.
Jadi, sejak akhir tahun lalu, lapangan sudah di-peudap, atau dikasih atap. Sejak Senin (13/1/2014), lapangan voli sudah digunakan. Sebelumnya, usai apel, Kasubbag Umum Kanwil Kemenag Aceh (saat itu), Zulfahmi, SAg MH, dan stafnya, bersama beberapa jajaran dari ruang lain, selesaikan perampungan atau finalisasikan lapangan voli Kanwil.
Lapangan olah raga dengan 6 pemain per regu itu, sudah siap dengan jaring kiri-kanan. Lokasinya memang bersebelahan dengan Gedung ACC Sultan Selim II (bagian timur) dan Rumah Kajati (sisi selatan), pas di sisi selatan Kanwil, sisi bawah selatan Aula baru itu.
Sementara sekat-sekat dalam gedung, hampir rampung. Nanti ada roker dua lokasi Subbag. Di lantai satu ada ruangan Subbag Hukum dan KUB, Subbag Umum, dan Subbag Inmas, di sayap kanan pintu masuk kaca. Sementara di sayap kirinya ada Bidang Urais Binsyar dan Bidang Penais Zawa.
“Nanti kita tukar, ruang Subbag Inmas dipindah ke Subbag Umum. Dan Subbag Umum ‘mutasi’ ke ruang Subbag Inmas yang sekarang,” jelas Kasubbag Umum Yuliardi SE (saat ini), didampingi pekerjanya.
Ruang Inmas memang lebih luas, untuk belasan karyawan Umum yang selama ini terkesan berdesakan, dekat meja security, samping tangga naik ke lantai 2 dan 3 itu.
Siapa pun tamu yang masuk ke semua ruangan, mesti didampingi ‘orang dalam’, sebab semua pintu ada fingerprint-nya. Ini pembenahan lainnya sebagaimana misi Kakanwil saat baru memimpin.
Dalam sebuah amanat apel, Kakanwil sampaikan tiga poin atau tiga amanat penting, dalam apel perdana usai lebaran, Senin (27/7) lalu. Di antaranya “Demi kenyamanan kerja di kantor, kita sudah posisikan security dan siapkan semua pintu dengan sidik jari. Ini penting untuk keamanan dan kenyamanan kita bersama. Tidak ada maksud lain-lainnya,” lanjutnya.
Menurut Kakanwil, memang selama ini, tamu dan siapa pun leluasa masuk ke semua ruang, tanpa kontrol. Syukur tidak ada yang masuk dengan maksud jahat. Dengan pintu bersidik jari, semua jajaran yang diperlukan oleh siapa pun, akan dipandang penting, tamu pun akan diberlakukan dengan hormat, diantar petugas hingga ke meja yang dituju misalnya. Sebab tamu tidak bisa masuk tanpa sidik jari petugas. Jadi, ruang disekat, taman dibuat, dan lapangan voli sudah di-peudap, bukan? []