Untuk bisa belajar di kelas, murid-murid Madrasah Ibtidayah Negeri (MIN) 9 Pidie, Aceh, kini harus menunggu siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pidie pulang. Sekolah mereka sedang dibongkar. Begitu juga dengan siswa MAN 2 Pidie Jaya, yang kini harus belajar sore di ruang kelas milik Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Pidie Jaya.
MIN 9 Pidie, MAN 2 Pidie Jaya, MIN 23 Aceh Timur dan beberapa madrasah lainnya di Aceh harus dibongkar karena akan direnovasi, atau bahkan dibangun baru karena sudah tidak layak.
Program ini bernama Revitalisasi Madrasah, bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang dijalankan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Tujuannya sederhana tapi penting, menghadirkan ruang belajar yang layak dan nyaman bagi anak-anak, sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang percepatan pelaksanaan program pembangunan dan revitalisasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta digitalisasi pembelajaran.
Sebagaimana dilansir dari laman Kementerian Pekerjaan Umum, program ini mencakup total 2.120 madrasah di seluruh Indonesia, yang dibagi dalam 2 tahap. Tahap 1 mencakup 179 madrasah di 5 provinsi dan mulai dilaksanakan sejak Oktober 2024. Sementara Tahap 2 mencakup 1.941 madrasah di 37 provinsi, termasuk Aceh, yang dimulai sejak Januari 2025.
Aceh sendiri masuk dalam PHTC tahap 2. Dari 63 madrasah yang diajukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh pada 2024 lalu, 42 madrasah ditetapkan sebagai sasaran revitalisasi. Madrasah yang masuk daftar tersebut tersebar dari Sabang sampai Aceh Tamiang, mulai dari tingkat Raudhatul Athfal (RA), MI, MTs hingga MA, baik negeri maupun swasta.
"Kita sudah memberikan data dan sudah ditinjau, dan alhamdulillah tahun ini akan dibangun atau direhab sebanyak 42 lokasi," ujar Azhari, Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Senin, 22 September 2025.
Madrasah di Aceh yang menjadi sasaran revitalisasi dalam PHTC 2025 terbagi menjadi 4 Wilayah. 15 madrasah di wilayah 2 dan 12 madrasah di wilayah 3 telah berkontrak dan sudah melaksanakan pekerjaan, sementara 15 madrasah di Wilayah 1 dan 4, saat ini dalam proses tender dan dilakukan kontrak multiyears (kontrak tahun jamak) tahun 2025 sampai 2026.
Dalam proses revitalisasi ini Kanwil Kemenag Aceh sendiri sudah berkoordinasi dengan RA dan madrasah yang menjadi sasaran PHTC untuk pendampingan mulai dari survei kerusakan, perencanaan gedung, bahkan penghapusan aset hasil bongkaran hingga relokasi kegiatan belajar sementara.
Bagi para guru dan murid, revitalisasi ini bukan sekadar pembangunan fisik. Lebih dari itu, ada harapan besar agar proses belajar-mengajar semakin nyaman, aman, dan mendukung kualitas pendidikan.
"Anak-anak nantinya bisa belajar dengan tenang, tertib, rapi karena fasilitasnya sudah terpenuhi," kata Azhari.
Program ini juga merupakan bagian delapan program prioritas Kemenag terkait pendidikan unggul, ramah dan terintegrasi, untuk mewujudkan yang berkualitas dan ramah bagi semua. Pendidikan, pada akhirnya, bukan hanya soal bangunan, tetapi tentang menyiapkan generasi yang tangguh menghadapi masa depan.[]