CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Prof Al-Yasa': Sebenarnya tidak Boleh Ada Guyonan dalam Haji

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 981
Rabu, 2 Mei 2018
Featured Image

Banda Aceh (Yakub)---Dalam satu paparan hari kedua pelatihan petugas yang menyertai jamaah, bersama Prof Dr H Al-Yasa' Abubakar MA, terungkap sejumlah problem dan kiat praktik, bagi para Petugas Haji Kloter Embarkasi Aceh 2018.

Al-Yasa' yang pernah memimpin IAIN dan Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, membahas materi "Kepemimpinan dan Akhlak Petugas Haji", dalam Pelatihan dan Pembekalan Petugas Kloter Integrasi, Rabu (2/5).

"Beribadah sambil bertugas," ingatkannya pada petugas dari unsur Kanwil, Kankemenag, kampus, dayah, dan tim medis ini. 

Di Arafah, sambil bertugas sebisa mungkin zikir dan berdoalah. "Seumur hidup hanya enam jam di Arafah," sambungnya. Profesor ushul ini katakan, bahwa kita belum tentu bisa haji lagi di masa memdatang, dan dalam umrah itu, tidak ada wukuf.

Di Aula Arafah Asrama Haji Aceh, Al-Yasa', yang mantan Kadis Syariat Islam Aceh ini bahani petugas, didampingi Drs H Mukzi Abdullah, Ketua Panitia dan Kasi Pembinaan Jamaah.

Pengalaman unik dari aspek hukum, tradisi, geografi, dan budaya, dikisahkan dosen senior di Fakultas Syariah dan Hukum Islam serta Pascasarjana UIN Ar-Raniry ini. 

Adakala, sebutnya, ada jamaah yang menjawab telah selesaikan rukun dan wajib haji, padahal waktu yang lazim yang diperlukannya sangat singkat (tidak mungkin bisa seesai). Dan pengakuan jamaah itu, bisa saja ditanggapi dengan serius, atau guyonan, oleh jamaah beragam. 

Misalnya ada jamaah yang belum selesaikan thawaf, dan mengakui sudah saat di maktabnya. Lalu siapa yang bisa buktikan, jika petugas tidak mendampingi yang bersangkutan.

Atau ada yang memisahkan diri untuk lempar jamarah, dan pulang dalam waktu satu jam, lalu mengakui telah laksanakan jamarah. Di sini akan ada yang komentar dengan nada lawakan, padahal sejatinya tak boleh ada lelucon di sana, di Mina. 

"Di Mina tidak boleh guyonan," jelas Al-Yasa', yang juga salah satu Pengurus DPW Muhammadiyah Aceh itu. 

"Sebagai petugas yang baik, petugas haji harus dampingi jamaah, yang diyakini tidak bisa menyelesaikan ibadahnya tadi, agar jamaah yakin dan petugas yakin akan kesempurnaan hajinya," jelasnya. 

"Bagaimana agar kebersamaan bisa kita bangun, dan saat bertemu dengan jamaah lain dalam kloter," ajak Guru Besar UIN Darussalam, putra Aceh Tengah ini. 

"Di sana selalulah sabar, jaga kebersamaan, dan saling membantu. Putuskan keputusan bersama petugas dan ketua kloter," lanjutnya, di depan 55 peserta dari Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

"Kebiasaan di tanah air akan terbawa selama di Tanah Suci. Misalnya suami yang kebiasaan memarahi meski ada ramai orang di rumah tangga, akan mengulangi kebiasaannya di sana," jelasnya dengan sejumlah contoh.

Tgk Al-Yasa' ajak petugas detilkan pencatatan, dan ingatkan petugas mencatat detil keadaan jamaahnya, hingga pembagian kamar.[]

Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh