[Banda Aceh | Yakub] "Jangan katakan beradab, tapi tak malu dan tak beradab," sindiran di kain warna merah, di depan sepeda tua, merek Gazella tahun 1963 itu.
Di bawah sindiran itu, dalam kotak hijau muda, dijelaskan lima macam 'malu'.
"Yaitu, 1) Malu dan takut kepada Allah SWT; 2) Malu kepada Rasulullah SAW; 3) Malu kepada malaikat; 4) Malu kepada manusia; dan 5) Malu kepada diri sendiri," tulisan di sepeda coklat itu.
Di belakang pak tua, di seberang jalan Prof A Madjid Ibrahim III Blang Padang itu, pengawal menjaga Rumah Dinas Ketua DPRA.
Demo tunggal salah satu veteran Aceh, di sela-sela peringatan Hari Pahlawan ke 71, di Blang Padang Banda Aceh, memang bukan di dekat tribune utama.
Dalam kotak oranye, di samping ajakan 'malu' disambung, dengan ajakan kita mau santun dan beradab.
"Adab kepada: 1) Allah SWT; 2) Rasulullah SAW; 3) Manusia; 4) Orang tua; dan 5) Guru," ajak kakek, yang dikawal aparat di belakang barisan upacara, termasuk jajaran Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh itu.
Di bawahnya dilanjutkan dengan ajakan, "Jujur dan adab unsur aqidah. Gelombang Laut membawa kotoran ke pantai. Gelombang kehidupan banyak kotorannya. Mari kita bersihkan dengan zikir dan mengingat Allah."
"Demi aqidah", lanjut spanduk 1 x 1 meter di depan sepeda ontel itu, mari belajar pada lingkungan.
"Ikan di laut mati tidak asin. Lingkungan yang rusak tidak berpengaruh. Batu besar dihantam oleh arus tidak terbawa," tamsilnya.
Sementara salah satu personil polisi digotong rekannya ke ambulan, depan rumah Wagub. Sebelumnya peserta sipil dan ibu hamil, peserta upacara Kamis, dibawa ke ambulan.
Pasukan upacara bersenjata, selain Brimob, ada dari Sat Balakdam IM, Yonif R 112/DJ, Yonzipur 16/DA, Yonkav 11/MSC, Yonarmed 17/Komposit, Paskahs TNU AU, Lanud SIM, dan Satpol Airud Polda Aceh
"Sebab timbulnya penyakit, 1) Makan dan minum tak menyebutkan Asma Allah SWT; 2) Makan yang manis dan lemak; 3) Tak mau makan yang pahit, kelat, asam, dan beraroma; 4) Malas berolahraga; 5) Terlalu berkeluh kesah bila sakit; dan 6) Banyak menghayal," kata kakek yang terus menyimak rangakaian upacara.
Sementara Inspektur Upacara, Mayjen TNI (Purn) Soedarmo, yang juga Plt Gubernur Aceh, bacakan amanat Mensos RI.
"Peristiwa 10 November 'Pertempuran 10 November 1945', memberi kita pelajaran moral bahwa warisan terbaik para pahlawan bangsa bukanlah 'politik ketakutan', melainkan 'politik harapan. Bahwa seberat apapun tantangan yang dihadapi dan keterbatasan yang ada, tidak akan menyurutkan semangat perjuangan," ajak Plt Gubernur, Kamis (10/11), dari amanat Hj Khofifah Indar Parawangsa itu.
Pak tua juga menyimaknya, sambil memegang ontel masa Belanda itu. Di bawah 'sebab penyakit' ada ajakan buat kita, jauhi empat penyakit hati/larangan ini.
"Jauhi 1) Angkuh; 2) Iri; 3) Dengki; 4) Sombong," tulisnya.
Sementara di lapangan, penggerek bendera, Diaz Laksamana M, David Maura Afrianto, dan M Farhan, telah tuntaskan tugasnya.
Ada juga kata 'Ora et labora' dengan paduan merek 'diabets', yakni singkatan dari "Dengan ingat Allah SWT berusaha tetap sehat".
Sementara siswa madrasah dan sekolah berseragam putih simak 'Pesan-pesan Pahlawan' yang dibacakan Alfin Fais dan Iza Annura.
Paling bawah ditutup dengan obatnya, "Yakni 1). Hari-hari bersifat zuhud; 2) Umur disuruh shalat; 3) Harta disuruh zakat dan sedekah; 5) Suara selalu berzikir; dan 6) Sepanjang tahun kita merasa kesedihan dari orang-orang yang tidak makan."
Sementara Kakanwil Kemenag Aceh bacakan doa. "Harum dan wewangikanlah pusara mereka dengan doa-doa kami," doa Kakanwil yang diwakili Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Kabid PD Pontren) Kanwil, H Abrar Zym SAg.
Lanjut tulisan di sampingnya, "Wahai generasi muda yang lahir sesudah merdeka. Renungkanlah terhadap perjuangan para pahlawan yang berjuang melawan kolonialis serta antek-anteknya dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Mereka berkorban harta dan nyawa demi anak cucunya. Darah merah membasahi bumi ibu pertiwi."
"Mari kita renungkan sejenak para pahlawan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Irian Jaya," di bawahnya.
Selain hadir pejabat Kanwil dan Kakankemenag Banda Aceh Drs H Amiruddin MA dan jajarannya, juga dihadiri Wali Nanggroe, Forkopimda, SKPA, Veteran, MAA, MPU, MPD, TNI/Polri, siswa dan swasta. Juga pramuka.
"Satukan langkah untuk negeri" slogan di logo Hari Pahlawan 2016, terpampang di halaman Kanwil dan di lapangan upacara.
Sebelum pengibaran bendera oleh tim Penggerek Bendera, Pembacaan Kalam Ilahi dilantunkan oleh Kasi Pemberdayaan Zawa di Bidang Penerangan Agama Islam dan Zakat Wakaf (Penais Zawa) Kanwil, Ustadz Hamli Yunus SAg.
Dilanjutkan dengan Shalawat Badar bersama Kasi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji pada Bidang PHU, Ustadz Drs Mukzi Abdullah.
Sebelumnya ASN di Subbag Inmas, Fajriah Bakri SAg (dan penggantinya dari Subbag Subbag Ortala Kepegawaian, Mardhiah SHI), bacakan Saritilawah. Komandan Upacara yang dihadiri jajaran Kemenag itu ialah AKBP Andy H SIK MSc. []