Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melalui Bidang Pendidikan Madrasah menggelar Rapat Evaluasi Kinerja Kepala Madrasah Tsanawiyah se-Provinsi Aceh di Hotel Permata Hati, Banda Aceh, pada 26-28 Mei 2025.
Dalam paparan pembukaan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh, Khairul Azhar, S.Ag., M.Si., memberikan stressing pada Penguatan dari Kepala Bidang Pendidikan Madrasah.
Khairul Azhar, S.Ag., M.Si., memberikan penguatan kepada para kepala madrasah untuk segera beradaptasi dengan era informasi.
“Madrasah harus mengadopsi teknologi untuk digitalisasi, sejalan dengan Asta Protas Kementerian Agama yang menekankan transformasi digital dalam pendidikan,” tegas Khairul. Ia menambahkan bahwa digitalisasi bukan hanya tentang teknologi tapi juga transparansi dalam membangun madrasah yang hebat dan bermartabat.
Khairul berharap kepala madrasah dapat memimpin dengan visi digital, memanfaatkan pelatihan TIK, dan menjalin kerjasama dengan penyedia layanan internet untuk mendukung infrastruktur. “Kepala madrasah adalah pemimpin yang harus mentransformasi visi menjadi kenyataan. Mari wujudkan madrasah bermutu yang mampu mengangkat kapabilitas siswa,” ungkapnya.
Chairul Amri
Satu sorotan utama acara ini misalnya terkait salah satu asta protas Kementerian Agama terkait Digitalisasi Tata Kelola. Presentasi bertajuk Digitalisasi Tata Kelola Madrasah Sebagai Wujud Implementasi Asta Protas Kemenag, yang disampaikan oleh Analis Data dan Informasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Bidang Pendidikan Madrasah Chairul Amri.
Presentasi ini mengundang antusiasme para kepala madrasah untuk mengadopsi teknologi guna mentransformasi pendidikan madrasah di era digital.
Madrasah Digital: Konsep dan Implementasi
Dalam paparannya, Chairul Amri menjelaskan bahwa Madrasah Digital adalah konsep pendidikan yang mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam tata kelola, pembelajaran, dan penilaian, sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
“Madrasah Digital bertujuan meningkatkan efisiensi, transparansi, dan mutu pendidikan melalui literasi digital, pendidikan karakter, dan pembelajaran sepanjang hayat,” ujar Chairul.
Ia menyoroti pentingnya literasi data, teknologi, dan manusia, sebagaimana diuraikan oleh Aoun (2018), untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0.
Materi yang disampaikan mencakup komponen utama Madrasah Digital, seperti:
Pembelajaran Berbasis TIK: Menggunakan e-learning (sinkronus, asinkronus, blended learning, flipped classroom) dengan platform seperti Moodle dan konten digital (video, e-book, quiz online).
Pengelolaan Digital: Pemanfaatan Database Management System (DBMS) untuk administrasi, seperti PPDB online, raport digital, dan komunikasi dengan stakeholders.
Tingkatan Implementasi: Mulai dari Emerging (pengenalan TIK) hingga Transforming (inovasi berbasis TIK), dengan Evaluasi Diri Madrasah (EDM) sebagai langkah awal.
Chairul juga memaparkan langkah praktis pengembangan website madrasah sebagai wujud nyata digitalisasi. Website ini diharapkan menyediakan akses real-time ke informasi akademik, e-library, dan forum diskusi, serta mendukung transparansi dan partisipasi masyarakat.[]