Dalam sambutan Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H M Daud Pakeh sebelum diputarnya film tersebut mengatakan produksi film tersebut adalah hasil dari keikhlasan untuk beramal.

"Produksi film cahaya di atas bukit, bermodal biaya zero bugjet, hanya ikhlas beramal, cuma biaya perjalanan dinas biasa dan tim menginap di lokasi Kala Wih Ilang selama 2 minggu, begitu juga di Babo mereka menginap selama 10 hari," ujar Daud Pakeh.

Film tersebut bercerita tentang keadaan pendidikan di pedalaman Aceh, yaitu MIS Kala Wih Ilang, Aceh Tengah dan kehidupan pendidikan di Desa Babo, Aceh Tamiang.

Lahirnya film Dokumenter ini adalah inisiasi dari Kakanwil Kemenag Aceh setelah meninjau beberapa kondisi dan lokasi pendidikan di pedalaman Aceh.

"Hadirnya film ini dihadapan hadirin setelah kami kami lihat beberpa hal terkait dengan pendidikan di pedalaman yang memprihatinkan," ujar Kakanwil.

Tujuan kami tidak lain adalah untuk memperkenalkan Tanah Gayo ke dunia, lanjutnya disambut tepuk tangan para hadirin.

Cahaya di Atas Bukit hingga saat ini ditonton dan diakses lebih dari 2000 kali di Youtube.

Sementara Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin, MM mengatakan semoga film tersebut menjadi inspirasi bagi seluruh pelayan masyarakat dalam mengabdi

"Kondisi yang spesifik yang diangkat dalam film ini semoga menjadi motivasi dan inspirasi kepada kita semua untuk mengabdi dan memberikan yang terbaik untuk bangsa," ungkap Bupati.

Penyebaran informasi secara luas terkait pendidikan sangat penting dilakukan "Setelah ada film seperti ini yang mengangkat daerah terpencil, maka akan banyak yang berempati dan memunculkan berbagai donasi untuk kemajuan pendidikan," ungkapnya.

Selain dihadiri ratusan warga, nonton bareng film "Cahaya di atas Bukit" juga dihadiri Bupati Aceh Tengah,  para kepala dinas serta Pejabat dan para ASN di jajaran Kemenag Kab. Aceh Tengah dan Kemenag Bener Meriah.[]