[Banda Aceh | Yakub]  Di Masjid Raya Baiturrahman (jika sedang ada acara di Banda Aceh), beberapa kali kita bisa berpas-pasan, dan mudah menyapa Drs H Asy'ari.

Itu sebelum Senin (21/11) bulan Shafar ini. Sebelum dilantik menjadi Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, mengganti H Habib Badaruddin SSos.

Ternyata salah satu putra H Asy'ari (Syauqi) itu, mengaji di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Plus Baiturrahman, bersama dewan ustadz/ah itu. Kakankemenag Aceh Selatan itu, setia mengantar dan menjemput buah hatinya, jika sedang ada di Banda Aceh.

"Putra kami sudah lanjutkan mengaji di dekat kediaman, dekat Kajati," sebutnya, usai zhuhur Selasa (22/11), usai rapat eselon III, yang ikut juga Kakankemenag Aceh Barat yang baru (H Habib Badaruddin SSos) itu.

Sesekali Pak Asy'ari (sapaan rekan-rekan), ayah tiga putra-putri, yang berkulit putih itu, silaturrahim ke kantor TPQ, di sisi utara masjid, yang sedang dipasang payung itu.

Jika liburan tiba, atau akhir pekan, malam-malam pun (untuk tarawih misalnya), kita pun biasa bisa jumpainya pula. Bersama jamaah, H Asy'ari yang berdomisili kawasan Batoh, Lueng Bata itu, tunaikan shalatnya.

Bertemu sebentar atau duduk diskusi lama, dialog bersama H Asy'ari, alumnus Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Darussalam itu, mencair. Ada saja tema yang bisa dicelotehkan.

Jika bicara, gaya Pak Asy'ari, yang sebelumnya diamanahkan mengepalai Kemenag Aceh Selatan sejak 1 Oktober 2011 hingga pelantikan sebagai Kabag TU, itu sama. Ada guyon dan tawa, ada uneg dan solusi di belakangnya.

Pak Asy'ari menguraikan kondisi lokasi kerja, malam-malam di Kota Tapaktuan, dan jalan menikung ke Aceh Selatan, kalau kita mau mendengarnya.

Jika ia bicara suasana kerja, kedekatan dengan jajarannya, saat jam makan tiba, keheningan malam-malam panjang di Tapaktuan, kelelahan di raut Pak Asy'ari, yang hampir enam tahun mengabdi di Kota Naga itu, tidak bisa disembunyikan. Buah pala dan hembusan angin malam Samudera Indonesia saksinya.

Selamat Datang (kembali) Pak Asy'ari, mantan Kabid Haji Zakat dan Wakaf (Hazawa) Kanwil Depag Provinsi Aceh. Sebelumnya memang sudah lama mengabdi di KUA dan Kandepag Kota Banda Aceh.

Pria kelahiran 22 Februari 1964 itu, alhamdulillah telah mengabdi sejak 27 tahun lalu di Departemen Agama. Semua kita, tentu miliki kesan dan pesan bersama Pak Asy'ari.

Di sini, hanya satu pesan, 'kiat bagus' yang masih kita ingat, di awal kerja Kabag TU di sini. Suatu siang, setelah penutupan MTQ Aceh ke 31, Ahad malam (30/6) tiga tahun lalu, di Kota Subulussalam, maka panitia, kafilah, pendamping, dan rombongan pun kembali ke tempat asal masing-masing.

Pagi Senin (1 Juli), serombongan Dewan Hakim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ), dan panitia, sembari pulang melalui jalan barat-selatan, bersilaturrahmi ke Kankemenag Aceh Selatan.

Kakankemenag Drs H Asy'ari, di tengah padatnya PNS Kemenag Aceh Selatan yang sedang prosessing Kartu Elektronik, menerima rombongan yang dipimpin Drs Tgk H M Daud Hasbi MAg (yang juga Dewan Hakim Fahmil Quran MTQ Kota Subulussalam). Abi Daud kini memimpin Dayah Jeumala Amal Lueng Putu Pijay.

"DUIT"

Abi Daud, yang juga Pimpinan Persatuan Dayah Inshafuddin Aceh, dalam pesan yang santai dan sarat guyon itu, sampaikan pentingnya konsep "DUIT", untuk panjang umur dan sehat wal'afiat.

"Yang dimaksud "DUIT", ialah D (Doa), U (Usaha), I (Iman dan Ikhlas) sebagai dasar, T (Taat, Taqwa, dan Tawakkal), dalam kehidupan," lanjut Abi Daud, pada Kakankemenag.

Di sana ada Kasi Pontren Kankemenag (Suryadi Anwar S.Ag), Pengurus LPTQ Aceh (H. Abdullah Usman, S.Ag), Staf Humas Kanwil yang memonitoring ujian Paket A,B, dan C Pondok Pesantren (Muhammad Yakub Yahya, Direktur TPQ Plus Baiturrahman), Pengurus Inshafuddin Aceh dan kontributor aceh.kemenag.go.id/Majalah Santunan dari Kemenag Aceh Besar (Drs H Burhanuddin).

Kini, Pak Asy'ari sudah lebih mudah berpas-pasan dan menyapa di Masjid Raya Baiturrahman. Ia sudah mengantor di lantai dua kantor di Jalan Tgk Abu Lam Oe (Abu Lam U), kawasan Taman Sari, Bustanus Salatin, tetanggaan dengan Baiturrahman ini.

Sehari usai dilantik sebagai Kabag TU, pria 52 tahun, yang telah mengabdi sejak 27 tahun lalu di Departemen Agama ini, memimpin rapat evaluasi, yang dibuka Kakanwil Drs HM Daud Pakeh, di aula.

Pak Asy'ari, memang elok juga, makna DUIT itu dibagi, dibagi-bagi, bukan? []