Banda Aceh (Yakub) -- Rapat Evaluasi Haji 1438 H/2017 sedang berlangsung di Jakarta. Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) H Abrar Zym SAg hadir dalam rapat nasional sejak Senin (6/11) ini.
Sebelumnya, sejumlah acara Bidang PHU telah berlangsung di Banda Aceh, termasuk Rapat Evaluasi Rabu (25/10). Beberapa hasil evaluasi haji provinsi pun ikut dibahas dalam rapat dipimpin Menag RI, H Lukman Hakim Saifuddin itu.
Kabar baik dari Badan Pusat Statistik (BPS). Lembaga yang meneliti haji di tanah air dan Arab Saudi ini nyatakan, Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI), periode 2017 berada di level 84,85 persen. Level itu tergolong memuaskan.
Padahal baik Menag, Kakanwil, dan Kabid PHU dalam banyak kesempatan mengulangi bahwa salah satu kendala perhajian tahun ini ialah jamaah meningkat, petugas tidak bertambah.
Jumlah jamaah haji kita meningkat, menjadi 221 ribu, itu artinya tambah 52 ribu. Sementara petugas tambah 250 orang, jadi kalau tahun lalu 1 petugas melayani 51 orang, tahun ini 1 petugas melayani 63 jamaah.
Padahal normalnya dalam pengalaman kami 1 banding 40 maksimal, karenanya kami bersyukur, hasil indeks naik jadi 84,85 persen.
Awal bulan ini, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, di Kantor Pusat BPS Jakarta, sampaikan pelayanan yang baik bisa dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga 2017 indeks kepuasan haji kita 84,85 persen, naik dari 2016 yang sebesar 83,83 persen.
Pada 2015 indeks kepuasan haji masih sebesar 82,67 persen dan 2014 sebesar 81,52 persen.
Survei kepuasan jamaah haji ini mengacu pada UU 13/2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji. Survei juga dilakukan sejak 2010 antara Kemenag dan BPS.
Survei BPS antara lain pelayanan bus antar-jemput, pelayanan petugas, pelayanan haji, hotel, katering, tenda, dan lainnya.
Jumlah sampel ada 14.400 anggota jamaah yang kita ambil secara acak, dua gelombang. Ada kuisioner khusus sampelnya kita convenience sampling itu sekitar 4.100, sehingga total responden itu 18.500. Itu cukup mewakili.
Ada 12 kuesioner, diisi berdasarkan persepsi mereka. Di sana waktu kita ambil sampel, jadi jamaah haji regu secara random.
Dari sejumlah indikator yang dinilai, mayoritas mendapatkan persepsi positif dari ?jamaah. Namun masih ada tiga indikator yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu katering Armina, bus Armina, dan tenda.
Penurunan pelayanan katering Armina dipengaruhi oleh, pertama layanan snack pada saat bertolak ke Muzdalifah. Kedua, kesesuaian cita rasa makanan dengan masakan Indonesia. Ketiga, ketepatan waktu distribusi makanan dan minuman kepada jamaah haji.
Survei pertama, soal pelayanan transportasi bus antarkota. Indeks kepuasan jemaah haji pada pelayanan transportasi bus antarkota menempati urutan teratas dari semua pelayanan yang diterima jemaah haji 2017, sebesar 88,23 persen.
Aspek ini, tiga tertinggi yang menjadi sorotan jamaah adalah tampilan fisik bus jamaah haji sebesar 89,83 persen naik 4,06 poin, kelengkapan fasilitas dalam bus seperti kursi, AC, dan lain-lain sebesar 89,30 persen naik 3,77 poin, serta kerapian dan kebersihan bus yang digunakan mengangkut jamaah haji sebesar 88,94 persen naik 3,92 poin.
Kedua tertinggi adalah pelayanan transportasi bus selawat sebesar 87,72 persen.
Dalam aspek pelayanan transportasi bus antarkota, dua tertinggi yang menjadi sorotan adalah tampilan fisik bus yang digunakan untuk mengangkut jemaah haji sebesar 89,38 persen naik 2,51 poin, kelengkapan fasilitas dalam bus seperti kursi, AC, dan lain-lain sebesar 88,98 persen naik 2,41 poin.
Ketiga tertinggi adalah pelayanan petugas haji sebesar 87,38 persen. Pada tahun 2017, jenis pelayanan Petugas Kloter dan Non-Kloter diintegrasikan menjadi pelayanan petugas haji.
Aspek pelayanan petugas haji, tertinggi adalah penampilan dan kerapian sebesar 92,77 persen naik 3,00 poin dan kesopanan petugas 91,49 persen, naik 3,09 poin.
Sementara peringkat paling bawah adalah pelayanan transportasi bus di Mina atau Armina yang hanya mempunyai nilai indeks 78,09 persen.
Aspek yang mempunyai indeks kepuasan paling tinggi dicapai oleh kesopanan sopir dalam melaksanakan tugas sebesar 82,41 persen turun 0,53 poin, dan tampilan fisik bus yang digunakan untuk mengangkut jemaah haji sebesar 81,61 persen turun 0,98 poin.
Hasil pelayanan terhadap jemaah haji Indonesia per Daerah Kerja (Daker) atau Satuan Operasi. Pertama, di Daker Bandara sebesar 87,16 persen dengan indeks tertinggi secara berturut-turut ada pada pelayanan bus antarkota 88,81 persen, pelayanan petugas haji 87,85 persen, ibadah 87,34 persen, katering 86,77 persen, dan lain-lain 85,07 persen.
Sedangkan di Daker Madinah, sebesar 86,94 persen, di mana indeks tertinggi secara berturut-turut ada pada pelayanan akomodasi hotel 88,18 persen dan petugas haji 87,71 persen. Yang terendah adalah pelayanan katering 85,13 persen dan lain-lain 85,75 persen.
Pelayanan di Daker Madinah sebesar 85,79 persen, di mana indeks tertinggi secara berturut-turut pada jenis pelayanan bus antarkota 89,33 persen dan pelayanan petugas haji 87,28 persen.
Terendah adalah pelayanan hotel 81,84 persen dan pelayanan lain-lain 84,84 persen.
Terakhir pelayanan di Daker Armina sebesar 81,20 persen, di mana indeks tertinggi petugas pelayanan haji 86,46 persen dan pelayanan ibadah 85,73 persen. Terendah adalah pelayanan tenda 75,55 persen serta pelayanan transportasi bus Armina 78,09 persen.[]