CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Nafsu, Kita Pilih Muthmainnah

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 4915
Selasa, 18 Agustus 2015
Featured Image

[Karang Baru Muhammad Sofyan] “Hari ini saya mau berbicara tentang Nafsu,” ujar Drs. M. Yusuf Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kankemenag Tamiang mengawali tausiyahnya ba’da Zhuhur, Selasa (7/70 di Mushalla Al-Ikhwan sambil berkelakar dengan saudara Syahrial, S.Kom.I yang selama ini sering jadi bahan kelakar dan percontohan dari para penceramah.

Pak Yusuf demikian sapaan akarab beliau meneruskan bahwa dalam penciptaan manusia itu disertakan dengan memberikan nafsu kepada manusia adalah untuk pengembangan diri dan pembentukan peradaban manusia.

Bila tidak diciptakan Allah nafsu makan peradaban manusia itu tidak akan berkembang.

Lebih lanjut Pak Yusuf menjelaskan bahwa nafsu itu terbagi tiga yaitu, Nafsu Amarah, Nafsu Lawwamah, dan Nafsu Muthmainnah.

Nafsu Amarah itu adalah Nafsu Kehewanan yaitu nafsu ingin makan, ingin minum, ingin segala-galanya dan sebagainya. Dalam bulan Ramadhan ini Nafsu Amarah direposisikan kembali di tempat yang baik di tempat yang sebenarnya.

Oleh karena itu dalam bulan Ramadhan ini nafsu makan diredam, segala keinginan juga diredam, berbicara juga dikurangi, tidur dikurangi dan ibadah diperbanyak.

Nafsu Lawwamah adalah nafsu kepada berbuat baik, suka beramal tapi juga masuk tercampur dengan keinginan akan hal-hal yang tidak baik.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini adalah kesempatan kita untuk meredam hal-hal yang kurang baik tersebut.

Adapun Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang telah merasakan kenikmatan dalam beribadah, zuhud, dan wara’.

Nafsu inilah yang diharapkan Allah SWT ada dalam diri kita. Pada bulan Ramadhan ini adalah kesempatan untuk melatih dan meningkatkan Nafsu Muthmainnah ini.

Di ujung tausiyahnya, Pak Yusuf mengisahkan sebuah peristiwa di suatu daerah di Baghdad, sudah menjadi kebiasaan pembesar Bagdad pada waktu itu pada masa-masa tertentu mengunjungi daerah-daerah yang menjadi wilayah kekuasaannya dengan mengendarai kereta kebesarannya, pada saat penguasa ini lewat semua penduduk menghormat dengan menundukkan kepalanya.

Dan tersebut seorang ulama yang tidak mau menundukkan kepalanya, kemudian penguasa Bagdad itu memanggil ulama tersebut dan menanyakan mengapa ia tidak mau hormat kepadanya dengan menundukkan kepala.

Ulama tadi menjawab, “Saya tidak mau menghormati tuan dengan menundukkan kepala karena tuan telah menjadikan budak saya sebagai raja bagi tuan.”

Sang penguasa menjadi bingung dan meminta pejelasan dari ulama tersebut. Dan sang ulama pun menjelaskan bahwa yang ia maksudkan dengan budaknya adalah nafsu “tuan telah diperbudak oleh nafsu, sehingga nafsu mengatur tuan bagaikan seorang budak.”

Hikmah yang harus kita ambil dari kisah ini adalah janganlah kita menjadi budak nafsu, jangan sampai kita diatur oleh nafsu, tetapi kitalah yang mengendalikan nafsu itu untuk senantiasa taat kepada Allah. [y]

Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh