[Bireuen | Abi Azzam]  Kondisi ruang belajar MTsS Juli sungguh memprihatinkan, pasalnya ruang belajar salah satu kelas, yaitu kelas 1 harus berbagi dengan guru.

Pembagian tersebut hanya disekat dengan triplek, parahnya lagi ruang kepala hanya berukuran 2 x 2 meter cuma dibatasi dengan satu lemari.

Diruangan sempit inilah 14 guru dan 2 tata usaha bertugas, beristirahat dan menyiapkan pelajaran, selain untuk tempat beristirahat cekgu ruangan ini juga dijadikan untuk gudang, menyimpan peralatan madrasah.

Armiya, guru pada madrasah tersebut mengatakan, mereka sangat bosan dengan keadaan seperti ini, usaha mereka untuk mendapatkan ruang baru sudah dilakukan beberapa kali, namun sampai hari hari ini belum ada penambahan.

“Nyan keuh lage nyoe kondisi kamo, ken ka neukalen keudroeneh,” katanya seraya membawa Aceh.kemenag keruang kelas tersebut, Selasa (3/3/2015).

Di ruangan sempit itu terlihat beberapa meja dan kursi, pada dinding triplek pembatas terdapat gambar gambar terkait pelajaran.

Saat ditanya apakah sudah pernah dilapor ke Kantor Kemenag? Armiya menjawab sudah, bahkan dirinya merasa malu melaporkan masalah yang sama, “Yang bek neutanyong pajan dibangun, hana tatujan,” ujar lelaki berjanggut lebat ini.

Dra. Adnen, kepala MTsS Juli mengatakan, pernah suatu ketika madrasah tempat mereka mengajar kedatangan tamu dari Jakarta, merekapun heran melihat kondisi ruang belajar, “Di sini pekarangannya sangat luas, tetapi ruang belajarnya harus berbagi dengan ruang guru, mereka juga tak habis pikir,” kata Adnen mengutip perkataan tamu tersebut.

Kepala kantor kemenag kabupaten Bireuen saat dikonfirmasi Aceh.Kemenag mengatakan belum ada kejelasan terkait penambahan ruang guru di MTsS Juli, “Belum jelas sekali, semoga bisa —dibangun, red— di tahun ini," jawabnya singkat. [yyy]

[FOTO, Dewan guru MTsS Juli bersama kepala kankemenag Bireuen, Selasa (3/3)]