[Kota Langsa | Erlisa] MIS Gampong Meutia Langsa memanfaatkan kaleng bekas susu untuk melakukan praktikum bunyi. Topik yang diambil dalam praktek IPA terpadu adalah mengenai bunyi. Masing-masing dari mereka yang tergabung ke dalam kelompok menyiapkan kaleng bekas untuk melakukan uji coba praktik sains tersebut.
"Awalnya kami sempat bingung dengan langkah-langkah yang dimaksud. Namun setelah mendengarkan penjelasan dari pak ikhsan, kami mulai paham dan bisa mengerjakannya hingga selesai," tutur T. Rifqan Khawari selaku siswa kelas IV.B MIS Gampong Meutia Langsa.
"Benda dapat mengeluarkan bunyi karena bergetar. Benda atau alat yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber bunyi. Misalnya, gong yang dipukul atau gitar yang dipetik. Getaran sumber bunyi menggetarkan udara di sekitarnya dan merambat ke segala arah," jelasnya.
"Kemudian gelombang bunyi dikumpulkan oleh telinga luar manusia dan selanjutnya menggetarkan gendang telinga. Telinga manusia normal hanya dapat menangkap bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik. Bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz dinamakan infrasonik, sedangkan bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz dinamakan ultrasonik," sambungnya M. Ikhsan Ritonga, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPA.
Menurut Khairul Husna, S.Pd.I M.Pd Kepala Madrasah MIS Gampong Meutia Langsa. pembelajaran kreatif dan bermakna merupakan bagian yang senantiasa terus dihadirkan dalam proses pembelajaran di MIS Gampong Meutia Langsa.
"Ujian praktik yang dilakukan oleh para siswa adalah sebuah karya kreatif yang mengkombinasikan ide lama dan ide baru sehingga menghasilkan karya yang unik. Terima kasih kepada pak ikhsan selaku guru yang menghadirkan pembelajaran seperti ini," tutup Husna. [d/y]