Banda Aceh (Yakub)---Hampir tiap pagi, sosok ibu paruh baya, yang akrab jajakan jamu keliling Banda Aceh, singgah ke Kanwil, Jalan Tgk Abu Lam U Nomor 9, kawasan Taman Sari atau Bustanussalatin.

Di sini mbak berkerudung dan bertudung ini sapa pelangggannya yang sedang kerja di ruangan. Tidak ada kring-kring sepeda dan suara mbak, tapi jadwal minum jamu seakan telah dibaca pelanggan.

Satu per satu, yang biasa minum jamu keluar, di samping mushalla Al-Ikhlash. Di bawah pohon beringin, sepeda mbak singgah sejenak. Pohon ini beberapa kali, seperti Maret, memang 'musim gugur' yang dedaunannya berserak di halaman dan di atap mobil, tapi kini ia sedang mekar.

Sekitar pukul 09.00 WIB, mbak jamu yang antarkan jamu bagi langganan di Kanwil, mangayuhkan sepeda yang bi belakangnya penuh botol ramuan. Juga saat halaman akan dipasang alat lhat bulan gerhana Rabu (31/1) ini, jajaran ada yang membeli jamu.

Di antara yang diminati, ada karyawan yang memesan segelas jamu beras kencur. Ini dari ekstrak kencur, beras, ekstrak jahe, dan ekstrak asam. Rasanya, manis dan segar. Cocok untuk anak-anak sampai karyawan-karyawati yang sudah sarapan.

Jamu kunyit asam juga ada yang memesan. Ini lantara khasiatnya yang manjur, apalagi diberi beberapa tambahan bahan seperti gula merah, temulawak dan rempah lain.

Yang bercampur temulawak, gula aren, daun pandan, serta jinten, juga baik karena bisa menyembuhkan keluhan pusing, mual, dan menghilangkan gejala masuk angin, meski tidak ada angin kencang.

Cuaca masih pagi. Keakraban terasa antara karyawan/karyawati dan mbak jamu mencair, di depan gedung Kanwil.

Sejak kantin di selatan Kanwil ditutup dan belum dibuka kembali, sebagian karyawan mengadakan kopi dan teh ruangannya dengan ala rumah tangga, di sudut ruangan. Sendok dan cangkir sesekali terdengar di belakang meja kerja.

Dengan pilihan seperti ini, lebih banyak waktu di ruangan dan hemat waktu dari pada mencari kantin. "Inilah gantian ngopi di warung kopi," kata salah satu penikmat jamu dari ruang Subbag Inmas, Lia Nurhilaliah SHI.

Memang jamu, minuman herbal khas Indonesia, baik pagi maupun sore. Racikan ini biasanya terdiri dari berbagai jenis tanaman herbal dan rempah pilihan. Jamu tradisional nggak kalah manfaatnya dengan obat-obatan di apotek. Malah, jamu tradisional lebih alami dan bisa turut serta merawat warisan bangsa kita, juga di Aceh, dan yang diantar ke dalam komplek Kanwil.[]