[Banda Aceh | Yakub] Banda Aceh dan sekitarnya yang dihujani rahmat sejak 10 hari lalu, tidak menyurutkan peserta dan pemirsa seni, di Bustanus Salatin (Taman Sari) Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh itu. Sedang digelar Seleksi Daerah (Selekda) Lembaga Seni Qasidah Islami (LASQI) Aceh XXI sejak pagi Selasa (25/10).
Dihadiri juga oleh penikmat seni islami, dari Kanwil dan Kankemenag Kota Banda Aceh.
Acara yang dibuka Gubernur Aceh yang diwakili Kepala Biro (Karo) Kesra dan Keistimewaan Aceh (Ista) Setda Aceh Dr H Munawar A Jalil MA, itu meriah, dan mengundang pelintas Jalan Tgk Abu Lam U, untuk singgah merekam dan menyaksikan.
Setelah qari H Hamli Yunus SAg bacakan Ayat-ayat Al-Quran, Karo sampaikan sambutan. Sebelum Dewan Juri sampaikan arahan, grop LASQI Aceh senandungkan beberapa qasidahan. Tampil antara lain Qasidah Gambus Putra, Ismul Azham, Mukhairi Fikri Ihsan, dan Durar Umami. Peserta putrinya yaitu Nurhidayati, Miftahul Jannah, dan Siti Ayu Musfirah.
Di sisinya ada Qasidah kolaborasi, vokalis, gitar/dumbuk, rebana, suling, Drum/rapa’i, kompang, Accordion/Kecrek, dan rebana klasik.
Selain dari SKPK Aceh, siswa, peserta, juga diramaikan oleh unsur kepolisian. Sebab acara ini memang kerja sama Pemerintah Aceh (Dinas Syariat dan Biro Isra Setda), juga dengan Kepolisian Aceh.
Sementara dewan juri posisinya, di sebelah kanan tribune, depan pentas, di lapangan depan Kanwil Kementerian Agama Prov Aceh itu, grop demi grop tampil hingga Rabu (26/10). Tampak di antara pengurus dan pelatihnya, Khudri SAg MA, H Baharuddin MSc, M Farizal, dan Hj Cut Rosmawar.
Karo Ista Setda Aceh Dr Munawar harapakan ajang ini mampu lahirkan untusan terbaik Aceh yang akan diberankatkan ke festival nasional ke 21, di ujung timur Sumatera.
Dalam Rapat Pimpinan Nasional Lembaga Seni Qasidah Indonesia di Karamba Konawe, Sultra, menetapkan secara aklamasi Provinsi Lampung sebagai tuan rumah penyelenggara Festival Qasidah Nasional 2016.
Memang sejak lahirnya, era 1979, LASQI di Aceh masih terbilang kurang berkembang salah satu faktornya karena kurang mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Maka dengan kegiatan dua hari ini, berharap para peserta dapat menjadi motivator dalam menggiatkan seni budaya Islam dan terbentuknya LASQI di daerah masing-masing.
Ajang ini tidak hanya memberi hiburan bagi penikmat musik gambus akan tetapi juga sebagai alat dakwah. Nilai dakwah yang terdapat dalam seni Qasidah antara lain: meningkatkan keimanan dan ketaqwaan manusia kepada Allah dan Rasul-Nya, menumbuhkan semangat cinta kebaikan serta benci dan menjauhi kejahatan, menebar rahmat kebaikan, perdamaian dan kasih sayang, dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia dalam pandangan Allah dan manusia beradab serta membangun kehidupan manusia yang ceria, harmonis, egaliter dan toleran.
Dan nanti dalam festival nasional diperlombakan 15 cabang. Selain qasidah klasik anak-anak, remaja, dan dewasa putra/putri (6 cabang), qasidah kolaborasi (1 cabang), fashion muslim/muslimah (2 cabang), dan bintang vokalis anak-anak, juga ada remaja dan dewasa putra/putri (6 cabang). Sedangkan festival skala kecil hanya melombakan cabang bintang vokalis.
Sementara Kankemenag Banda Aceh utus enam duta vocalis LASQI ke ajang itu. Saat pelepasan, Koordinator Dewan Juri Seleksi Vocalis Kemenag Banda Aceh, Ust Suheri MA, didampingi Kakankemenag Drs H Amiruddin MA, sampaikan bahwa, saat seleksi di tingkat kota, peserta yang mendaftar mencapai 25 orang dari berbagai tingkatan, yakni tingkat anak-anak 17 orang, tingkat remaja 5 orang dan tingkat dewasa 2 orang.
Dan vocalis LASQI Kemenag Banda Aceh yang diutus ialah Dural Umami dan Naqia (Tingkat Anak-anak), Nisfun Nahar dan Rabiatul Hadawiyah (Tingkat remaja), Munzir Qasim dan Farnida Ulva (Tingkat Dewasa).
Juara kali ini akan diikutsertakan ke Lampung. Setelah pada 2015 lalu acara ini sukses di Kendari. Tahun lalu, Aceh kirimkan 38 peserta plus pelatih dan official tim di ajang Nasional XX di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. []