Pembukan kegiatan tersebut dimeriahkan dengan tembakan meriam sebanyak 25 kali ke arah sungai Kapuas, sebagai tanda STQ Nasional ke 25 digelar di Pontianak dan disambut tepuk tangan meriah dari penonton yang hadir.
Dalam sambutannya, Menag menyampaikan bahwa Seleksi Tilwatil Qur'an ke -25 ini merupakan pintu gerbang bagi pecinta seni pembaca dan penghafal Al-Quran yang digelar dua tahun sekali, dan moment STQ kali ini menjadi lebih bermakna, kembali merajut kebersamaan pasca Pemilu.
“Kegiatan STQ ini juga digelar untuk mencari Qari-qariah dan hafiz -hafizah terbaik untuk kemudian mewakili Indonesia pada ajang MTQ tingkat internasiona, dan Alhamdulillah prestasi MTQ Indonesia tingkat Internasional meningkat drastis, Tahun 2019 hingga bulan ini putra-putri terbaik kita telah meraih sedikitnya 7 kejuaraan internasional bergengsi,” ujar Lukman Hakim Saifuddin.
Menurut Menag, deretan prestasi itu tentu membanggakan, namun prestasi di bidang Alquran tidak boleh berhenti hanya pada kemampuan membaca, tapi harus mampu mengimplementasikan dan mengamalkan kandungan ayat-ayat suci Al-Qur'an dalam bentuk produk-produk peradaban dan ilmu pengetahuan.
"Melalui STQ Nasional kita kobarkan semangat untuk melakukan perbaikan para ahli-ahli Alquran yang menjayakan anak Indonesia di panggung internasional. Saya mengajak mari bersama-sama menjaga tujuan mulia STQ Nasional," ajak Menag.
Selain itu, Menag menilai kegiatan ini sangat unik karena melibatkan unsur budaya dan juga kearifan lokal, seperti karnaval setiap kafilah, pameran hasil industri kecil dan lain sebagainya.
"Ada dialektika antara nilai-nilai Islam dengan nilai-nilai budaya, sehingga nampak watak Islam rahmatan lil alamin, Inilah yang membedakan corak Islam di Indonesia dengan negara-negara Muslim lainnya. Corak Islam Indonesia telah menggambarkan tentang sifat pelaksanaan nilai-nilai agama yang paling mendasar yaitu moderasi beragama atau dalam istilah kita Islam yang wasathiyah," sambungnya.
Menag menjelaskan bahwa Sejarah Islam di Indonesia telah menunjukkan tentang bagaimana nilai-nilai Islam dalam sikap dan perilaku masyarakat yang seimbang. Termasuk sikap toleransi, gotong royong, kebersamaan, tolong-menolong saling menyayangi, saling menghormati perbedaan, menjalin persaudaraan dan lain sebagainya.
Sikap dan perilaku tersebut, masih menurut Menag, tidak dapat dilepaskan dari pemahaman dan implementasi nilai-nilai universal Alquran dan nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat. "Dalam konteks ini tepatlah kiranya Provinsi Kalimantan Barat khususnya kota Pontianak, menjadi tuan rumah STQ nasional," ujarnya.
Mengakhiri sambutanya Memberi Agama menyampaikan apresiasi kepada suluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya STQ di Provinsi Kalimantan Barat.
Sementara Gubernur Kalbar, H. Sutarmidji, S.H., M.Hum. dalam sambutannya menyampaikan terimakasih dan selamat datang kepada menteri Agama di bumi kahatulistiwa, Pontianak. Pihaknya memiliki komitmen tinngi dalam menyukseskan even tersebut meski waktu penetapan tuan rumah dengan perlombaan sangat dekat.
" STQ ini mendukung visi misi kami dalam melahirkan 5000 Hafiz setiap tahun dan mereka nantinya akan dikirim ke masjid-masjid." ujar Sutarmidji.
Hadir pada pembukan STQHN ke 25 tahun 2019 di Pontianak Gubernur/Wakil se-Indonesia, Forkompimda Kalbar, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Kakanwil Kemenag Aceh dan disaksikan ribuan penonton. []