[Debarkasi Banda Aceh | Yakub] Jamaah haji Aceh asal Debarkasi Banda Aceh (BTJ), yang masuk gelombang II, yang insya Allah dua pekan lagi pulang ke Aceh, kini sedang siap-siap menuju ke kota Nabi, Madinah al-Munawwarah.
Di samping itu juga, jamaah sedang perbanyak amalan sunat, juga umrah, dalam sisa waktu di Makkah al-Mukarramah, usai lepaskan pakaian ihram sehabis thawaf ifadhah dan thawaf wada’. Juga ada beberapa jamaah yang sedang dirawat di RS, dan 10 jamaah yang meninggal di kebumikan di Makkah dan sekitarnya. Inna lillah....
Sementara jamaah haji gelombang I, sedang pulang ke tanah air, banyak yang molor dari jadwal. Bahkan Debarkasi Batam (BTH), Padang (PDG), Balikpapan (BPN), atau Banjarmasin (BDJ) siapkan cara khusus atasi asap, ‘angkut’ jamaah. Sebagian pemulangan, transit di Bumi Aceh, isi avtur (aviation turbine), si bahan bakar jet atau jet fuel atau aviation turbine fuel (ATF) itu.
Juga halnya dengan jamaah haji Kloter 8 Debarkasi Solo (SOC-008), yang singgah di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, sekitar pukul 22.00 WIB, malam Jumat (1/10) tadi.
Di samping isi avtur, Garuda Indonesia GA 6702 yang take off dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah sekitar pukul 15.00 WIB, yang bawa pulang lebih dari 330 jamaah Debarkasi Solo, layani jamaah meninggal. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Solo (SOC), tiba dini hari.
Sejenak saat pendaratan di Blang Bintang, malam Jumat, peti jenazah almarhum Siti Ngafifah Achmad Sukemi, yang meninggal dalam pesawat Kloter 6 Rabu (30/9), dimasukkan ke ‘perut burung besi’.
Prosesi kepulangan jenazah yang bermanifes 243 itu, dibantu Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, Kabid PHU Kanwil Kemenag Aceh H Herman MSc (Ketua dan Sekretaris Panitia Penyelenggara Haji Indonesia/PPIH) Aceh, dan jajarannya.
Sebelumnya, pesawat yang bawa pulang jamaah asal Solo yang transit di Banda Aceh, Rabu malam (30/9), tidak hanya isi avtur, juga membantu pelayanan ekstra bagi tiga jamaah, yang salah satunya meninggal dalam pesawat. Almarhumah meninggal penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Almarhumah usai kifayah, sudah seharian di kamar jenazah Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, sejak diantar dari Bandara SIM, sekitar pukul 20.00 WIB, Rabu malam (30/9).
Jenazah Siti Ngafifah Achmad Sukemi diturunkan dari pesawat pada saat mendarat di Bandara SIM guna pengisian bahan bakar, wafatnya jemaah haji asal Kabupaten Purbalingga tersebut diketahui pertama kali oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang mendampingi jemaah kloter 6.
Menurut penuturan petugas TKHI almarhumah dinyatakan sehat dan layak untuk pulang ke tanah air, selama perjalanan dalam pesawat terlihat tidur pulas, terakhir sebelum pendaratan juga masih terlihat bernafas.
Kecurigaan petugas muncul pada saat pesawat mendarat dan posisi almarhumah tetap dalam posisi tertidur, setelah didekati dan dicek oleh petugas TKHI dan crew pesawat, didapati bahwa beliau sudah tidak bernafas.
Menurut dia, rombongan haji Kloter 6 Debarkasi Solo (SOC-006) tersebut berangkat dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Rabu (30/9) pada pukul 07.25 WAS (sekitar dhuha di Aceh) menuju Tanah Air, tetapi pesawat terbang saat transit di Aceh haji tersebut terlihat tertidur pulas di kursinya.
Pesawat transit, jenazah diturunkan dan dibawa ambulan menuju RSU dr Zainoel Abidin (Badan Layanan Umum Daerah RSUZA), untuk dibuatkan surat keterangan kematian sekaligus untuk peramutan jenazahnya.
Menurut Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kankemenag Aceh Drs H Herman MSc MA, bahwa Direktur melaporkan ada jamaah yang telah meninggal dunia dalam pesawat. Almarhumah meninggal dunia saat pesawat, saat Garuda sedang menuju Aceh, sekitar pukul 14.00 WIB (dhuha di Arab Saudi).
Almarhumah ialah warga RT 2 dan RW 5, Purbalingga Jateng. Bagi almarhumah telah usai pengurusan kifayahnya. “Usai dimandikan, dikafankan, dan dipetikan, jenazah diantar ke bandara, sambil menanti ketibaan Kloter 8 (SOC-008), sekira pukul 21.30 WIB,” katanya didampingi jajarannya di Bidang PHU, antara lain Drs M Gade.
Jenazah diturunkan dan dibawa ambulan menuju RSU. dr. Zainoel Abidin untuk dibuatkan surat keterangan kematian sekaligus untuk peramutan jenazahnya.
Dalam surat keterangan kematian yang dibuat oleh Dr dr H Taufik Suryadi SpF, doto spesialis forensik dari rumah sakit yang di dalamnya ada Masjid Ibnu Sina tersebut menyatakan bahwa jenazah sudah meninggal dunia pada saat dibawa ke RS bukan akibat dari penyakit menular dan penyakit yang membahayakan. Hanya saja menurut catatan medis almarhumah terdapat indikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
“Sementara yang jamaah yang sakit, dari Kloter 6 Embarkasi Solo, yang juga sedang dirawat itu ialah Saudi Ahmad Reja, warga Kecamatan Bojong Sari, Purbalingga Jateng,” jelasnya.
H Saudi yang alami infeksi paru-paru akan diterbangkan Jumat pagi (2/10) ke Embarkasi Solo juga jika kesehatannya membaik. Jamaah yang sakit, didampingi istrinya Siti Hasanah Tirtawiraja (Siti Chasanah Tirta Wineja).
Segala biaya yang lebih dari Rp 7,5 juta, untuk kebutuhan kifayah, juga pemetian, pengawetan, dan administrasi, menurut H Herman, sementara ditanggulangi PPIH, dan nanti dibebankan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banda Aceh, setelah berkoordinasi ke Pusat, ‘bagaimana kata aturan’.
Dan, saat warga Aceh sedang lelap, juga di Purbalingga Jawa Tengah, tibalah pesawat yang bawa pulang tamu Allah itu, Jumat (2/10) sekitar pukul 01.41 WIB. Humas PPIH Debarkasi Solo Gentur Rachma Indriadi di Boyolali, menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan meninggalnya haji asal Purbalingga tersebut Tim Medis PPIH dari RSUZA.
Lengkingan sirine disertai kilatan lampu rotari ambulan memasuki Asrama Haji Donohudan Boyolali, sontak rombongan crew media dan satuan petugas (Satgas) PPIH Debarkasi segera menghampiri mobil yang membawa jenazah almarhumah Siti Ngafifah AS, yang wafat di dalam pesawat GA 6702, Rabu siang.
Dini hari tadi, sekitar pukul 03:13 WIB peti berisi jenazah almarhumah tiba di Bandara Adi Soemarmo dan masuk Asrama Haji Donohudan Boyolali pada pukul 03:30 WIB. Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap jenazah serta dokumen pendukungnya. Pada puku 04:50 prosesi penyerahan secara resmi dari PPIH Debarkasi Solo yang diwakili oleh Sekretaris PPIH Ahyani, didampingi Wakil Sekretaris II Fitriyanto dan Wakil Sekretaris III Badrus Salam kepada petugas daerah kabupaten Purbalingga.
“Kami mewakili PPIH Debarkasi Solo menyerahkan jenazah atas nama Siti Ngafifah Achmad Sukemi lengkap dengan dokumen pendukungnya kepada Saudara, yang selanjutnya supaya dapat segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan dengan baik sesuai syar’i,” ‘aqad Ahyani saat menyerahkan secara simbolis jenazah kepada petugas daerah.
Selanjutnya jenazah dibawa oleh ambulan menuju rumah duka yang beralamat di Pengambonan Rt. 02 Rw. 05 Purbalingga untuk diserahkan kepada keluarga.