Banda Aceh (Yakub)---Di Kota Sigli, siang 9 Jumadil Awal 1439 H ini merupakan Jumat pertama bagi H Fadhli Cut Ali, dalam jabatannya sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Pidie.
Bersama dengan eselon IV dan V di lingkungan Kemenag Aceh, pada pagi Rabu (23/1), Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, mempromosikan dan melantik Fadhli, dari jabatan sebelumnya selaku Kasubbag TU Kankemenag Pidie, menjadi Kakankemenag Pidie.
Di antara pesan Kakanwil dalam amanat pelantikan, sebelum menuju ke Jakarta untuk antara lain ikuti rapat dengan DPR RI adalah, "Jangan ada perbedaan dan pemisah antara Kemenag dan Pemerintah Daerah di tempat tugas Saudara, tapi harus saling membahu dan bekerjasama untuk membangun daerah."
H Fadhli yang kelahiran Meureudu 4 Januari 1970 ini, menggantikan Kakankemenag sebelumnya, Drs H Djakfar M Nur yang masuki masa purnabhakti.
Kakankemenag Pidie H Fadhli dan jajarannya sampaikan apresiasi dan terima kasih atas dedikasi dan kiprah H Djakfar yang juga dari profesi guru, selama ini. H Djakfar termasuk salah satu Petugas Kloter (TPHI) Embarkasi Aceh, pada musim-musim haji yang lalu.
Tiga hari lalu, di aula Kanwil itu, selain H Fadhli yang kini berdomisili di Tijue Kecamatan Pidie itu, Kakanwil juga melantik Saidi B SAg MA sebagai Kakankemenag Bener Meriah, delapan pejabat eselon IV,serta dua pejabat eselon V.
Pada musim manasik haji lalu, Rabu (12/7), ke kawasan Tijue Sigli sebelahan RS Tgk Chik Di Tiro ini, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil H Abrar Zym SAg bersama saya (admin), ikut mengisi manasik di Kelompok Bimbingan Ibadah (KBIH) Al-Amin, pimpinan Tgk H Muhammad Nur.
Selain di mana lokasi yang pernah disapa dan ditempati H Fadhli, kesan tersendiri juga dicatat oleh jajaran dari Kankemenag Pidie, MTsN Padang Tiji, atau di satker lainnya.
H Fadhli, pernah menjabat Kepala Urusan Tata Usaha MTsN Padang Tiji Pidie, setelah diamanahkan selaku Kasi PHU Kankemenag Pidie.
Dalam pelantikan Mei 2017, H Fadhli kembali ke Kankemenag menjadi Kasubbag TU, di kantor yang di depannya terbentang lautan dan di sampingnya Pendopo Bupati Pidie.
H Fadhli, suami Nurhafni dari Blang Awe Kecamatan Meurah Dua Pidie Jaya ini, habiskan masa kecil dan remaja antara lain di Meunasah Pante Teungoh, Beuracan, Meureudu (saat itu masih wilayah Pidie).
Pendidikan formal, sebelum ke Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, dijalani ayah dua putra dan satu putri ini, di Beuracan dan di dekat pusat Kecamatan Meureudu. Gampong Pante Teungoh sekitar empat kilometer dari jalan besar, dan lewati Mns Kulam.
Malam-malam selama masa sekolah menengah pertama dan mengengah atas di Meureudu, kami habiskan dengan ikuti pengajian antara lain di Dayah Darul Falah, Masjid Tgk Di Pucok Krueng Simpang Beuracan.
Masjid kayu tua peninggalan Sultan Iskandar Muda dan masjid baru putih di sekitar Km 160 di sisi utara Jalan Banda Aceh-Medan ini, sedang tahapan pembangunan, setelah retak parah diayun gempa awal tahun lalu.
Di antara guru yang akrab mengajar kami, di 'masjid kembar' ada Tgk Ismail/bilal masjid, Tgk Anwar Kiran, dan Tgk Nurdin Jeunieb (almarhum). Juga ada Tgk Umar Sabang (almarhum).
Tentu yang paling kami ingat dan doakan juga, Tgk H Cut Ali (almarhum), ayahanda H Fadhli, yang juga khatib era 1980-an sampai 1990-an. Almarhum juga lama mengabdi di KUA Kecamatan Meureudu, di Simpang Tiga (kini dekat pusat Perkatoran Pemkab Pijay, di Cot Trieng).
Pada musim haji lalu, H Fadhli bin Cut Ali yang kantongi paspor nomor B6542148 ini, diamanahkan memimpin Kloter 10 (BTJ-10), yang sepenuhnya diisi jamaah asal keurupuk mulieng ini.
Bupati yang khas dengan peci merah, lepaskan jamaahnya di Embarkasi Haji Aceh, didampingi Kakanwil, Kabid PHU, undangan, dan jajarannya, pada Jumat (25/8).
Kloter 10, selain H Fadhli selaku TPHI, ada H Irwan Rasyidin SAg (TPIHI), yang juga Kasi Bimas Kankemenag Pidie. Kloter ini, dilepaskan Bupati Pidie Abusyik (Roni Ahmad), ke Tanah Suci.
Bersama H Fadhli dan H Irwan, kloter ini dibantu dr Hj RatnaMeutia Zulkifli (Puskesmas Grong-Grong), H Rahmad Abdul Hamid (RSUD Chik Di Tiro), dan Hj Cut Maidawati Teuku Jafar dari Dinkes KabPidie (TKHI/dokter dan paramedis).
Satu lagi kenangan bagi petugas kloter ini, adalah meninggalnya satu jamaah dalam pesawat, almarhumah Muslimah binti Haji Ismail Yusuf (58 tahun), pada dinihari Jumat (25/8) sekitar pukul 22.00 WAS, atau Sabtu (26/8) sekitar pukul 01.00 WIB. Dua jam jelang mendarat di Jeddah. Almarhumah ini beralamat di Lueng Guci Rumpong, Peukan Baro, Pidie.
Selama di Tanah Suci tentu ragam nostalgia masih diingat petugas dan jamaah. Termasuk satu jamaahnya dimutasi ke Kloter 1, pulang lewat Madinah, padahal jamaahnya masih di Makkah. Kasi PHU Kankemenag Pidie Drs H Muhammad Yusuf dan panitia kabupaten menjemputnya ke asrama haji, begitu Kloter 1 yang juga ikut Kakanwil itu, mendarat dan tiba ke debarkasi.
"Empat meninggal dan tiga mutasi (tanazul) keluar ke kloter," lapor H Fadhli, sebelum dilepaskan Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Aceh H Abrar Zym pada panitia kabupaten, dan sebelum doa yang dipandu H Irwan, usai mendarat Kamis (5/10).
Selamat menjalankan tugas H Fadhli Cut Ali, doa dan usaha ikhlas iringi langkah bersama mitra di sana, selalu.
"Filosofi mimpi, bermimpilah di waktu bangun, bukan waktu tidur, kita tidak terlarut dalam tidur tanpa mengerjakan apa-apa, jadilah pemimpin yang bijak, dan berbuat dengan sikap kekinian yang sesuai zaman," lanjut Kakanwil saat pelantikan, mengantar langkah pasti para pejabat yang dilantik.[]