CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Manakala Tim Juara Mendongeng Internasional bukan Mendongeng

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 270
Jumat, 9 Oktober 2015
Featured Image

[Kanwil | Yakub]  “Kami dijemput dari Bandara Udara Antarbangsa Pulau Pinang, Jumat (2/10). Kami pun tiba. Buat kita Aceh, disediakan tempat di deretan depan, dielu-elu. Kita dari Aceh paling istimewa, sebagai tamu kehormatan. Tepuk tangan membahana dalam ajang ‘Prefestival Bercerita Kanak-kanak Peringkat Antar Bangsa Pulau Pinang (PPIP) USM’ itu,” pendamping anak Aceh dalam ajang yang ikut antara lain, Aceh, Thailand, Malaysia, India, Mesir, dan Cina itu bercerita, tak lama setelah tiba ke Aceh. Makanya itu ajang bukan ASEAN, tapi internasional.

Dalam bahasa Malaysia, acara mendongen bernama Storytelling. Di samping ada ‘Program Kakak dan Adik’. Kini sedang siap-siap tahfizh, di sana. “Acara diikuti 200-an anak sedunia, dan dibagi lomba dalam bahasa Melayu, Cina, India, dan Inggris, dalam acara di Universitas Sains Malaysia (USM) itu” jelan tim, saat penyambutan di Kanwil.

Usai cerita itu, usulan ‘mendongeng’ pun diajak bisa masuk jadi cabang lomba nanti. Selain ada usulan agar ‘lomba mendongen’ dimasukkan dalam mata lomba pada kompetisi lokal (selevel Porseni) dan ajang nasional, dalam ramah-tamah dengan pejabat Kanwil Kemenag Aceh, saat penyambutan kontingen Aceh dari Malaysia itu, juga terekam sejumlah data menarik lainnya.

“Kita pertahankan acara lain dalam aneka ajang selama ini, semisal Personi yang berbahasa Indonesia, dan kita wacanakan mendongeng tidak hanya dalam bahasa Melayu/Indonesia, tapi juga dalam bahasa Arab dan Inggris,” sahut Kasi Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) Kanwil Khairul Azhar SAg bin Zainuddin Saman.

Namun kali ini, yang berbicara adalah Ibu/pendamping dari murid Aceh yang raih emas dan perunggu itu. Progress report pun diurai apa adanya, buka mendongeng.

Hingga ‘merembes’ pula pada pengelolaan BOS, serta tanggapan media soal penggunaan dana madrasah itu. “Kami undang Pak Kabid sekali-kali ke MIN kami, pantau penggunaan pengBOS. Kalau bisa jadi pembina upacara Senin,” ajak Kepala MIN (Kamad), dan dijawab Kabid Penmad dan Kasi, memang Oktober ada jadwal kita akan ke lapangan.

“Kita bersyukur bisa raih prestasi dunia itu, tapi kita tetap terus berlomba, meski bukan mengejar juara itu,” kata Kabid Penmad Kanwil Kemenag Aceh Drs H Efendi MSi.

Pak Pen (sapaannya), usai mendengar ‘cerita perjalanan’ selama ke Malaysia, dan kiat mengatasi ‘komentar pedas orang’ lantas menambahkan, dan ajaknya, “Mengutip kata bijak Ali bin Abi Thalib, kita mesti pahami jika ada yang mengkritik kita. Kita ingin hilangkan musuh, dan perbanyak teman.”

Ali ra berkata, “Kawan 100 itu sedikit, dan musuh 1 itu banyak,” kutib Pak Pen, dan ajaknya, mari kita cari kawan tiap hari. Katanya, 100 kali kita baik, tapi sempat sekali tidak baik, orang akan melihat cuma yang tak baik itu.

Itu taushiah setelah kepala madrasah, ibu guru, pengawas, dan pendamping sampaikan reportasi antar anak ke Malaysia, dan bawa pulang medali, dan dibawa ke Kanwil, meski Kakanwil masih di Ambon (Rabu lalu).

Kedatangan siswa peraih emas (Nazla Nursalsabila, Kelas V MIN Mesra), peraih perunggu (Inda Mauiza, murid Kelas V MIN Teladan Lamteumen Banda Aceh, dan Ananda Pratama Putra murid Kelas IV MIN Banda Aceh), yang dipandu oleh pendamping, di antaranya Ibu Guru MIN Mesra Ismaidar (istri mantan Bendahara Kanwil Munawar SE) itu, disambut Kabid Penmad Drs H Efendi MSi dan jajarannya.

Siswa pendongeng, Nazla, membawa judul Ahmad Mude, Inda mendongeng judul Ahmad Ramanyang, dan Amanda berjudul Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah, dalam acara 2-3 Oktober itu.

Lanjut tim pencerita, tapi di sini bukan mendongeng, dari Malaysia, “Lomba dibuat Sabtu (3/10), dan usai. Saat juara diumumkan, perunggu 10 pemenag, masuk murid Aceh raih dua. Tepuk tangan tak habis-habis. Saat perak diumumkan, tepuk bertalu-talu.”

Saat usai, pada Aceh dibilang, ‘cemel comel comel’. “Kami kira mereka mengejek, tapi ternyata, mereka bilang bagus, elok, bagus, baik,” jelas tim.

“Saat Nazla kita belum tampak, kami kira dia ke mana. Apalagi juara I belum diumumkan, ternyata, dari jauh panitia angkat jempol, mau dibikin surprise, dan Nazla pun dinobatkan sebagai peraih emas,” sambungnya.

Akhirnya, diskusi berlanjut. “Kami menganalisa bahwa lomba mendongeng akan terus diperlombakan di even internasional. Kami usul, dalam Porseni mendatang, mohon ditampung mata lomba ini,” jelas dan pinta Dra Hj Ummiyani MPd, Kepala MIN Mesjid Raya (Mesra) Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.

“Memang bulan depan di lokasi lomba mendongeng, di Malaysia itu, sedang siapkan untuk lomba tahfizh, tapi lomba mendongeng akan terus ada,” sambung ‘juru bicara’ tim yang juga ikut ke Malaysia, Ismaidar.

Usulan itu disampaikannya saat silaturrahmi dan penyambutan ‘Juara Mendongeng Murid Internasional’ di ruang kerja Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) Kanwil Kemenag Aceh, Rabu (7/10) itu.

“Jika memang nanti ditampung, lalu Petunjuk Teknis (juknis) dan lainnya dirapatkan, tolong segera diedarkan legalitas dan kesiapannya pada mitra Kemenag se Aceh, biar semua siap-siapkan diri,” sambung dan harap satu Ibu Pengawas, dalam silaturrahmi dhuha, di sela-sela rapat/sosialisasi perumahan Kanwil dengan BTN, di Aula.

“Ide bagus itu, kita memang menampung aspirasi dari bawah, termasuk lomba mendongeng. Kita akan rapatkan bersama Kemenag/Panitia se Aceh, jelang Pekan Olah Rag dan Seni (Porseni) Takengon, 2016,” sahut Kepala Seksi (Kasi) Kesiswaan Bidang Penmad (dulu Mapenda) Kanwil Kemenag Aceh Khairul Azhar SAg, yang memang sering selaku panitia inti Porseni. Memang hingga kini, belum ada rapat resmi Porseni.

Terakhir, Agustus 2014, di Kabupaten Bireuen, Kemenag telah sukseskan Porseni ke 14 dan Ekspo ke 3. Rencananya, Januari 2016, Porseni XV dan Expo IV, dilangsungkan di Takengon, Aceh Tengah.

Tim yang baru mendarat dari Malaysia dengan Air Asia itu, ke Kanwil, selain didampingi Wali Murid, juga ada Kepala Madrasah dan Pengawas. Nazla, Inda, dan Ananda, baru saja ikuti Lomba Mendongeng Anak-anak ASEAN yang diselenggarakan USM, 2-3 Oktober.

“Sebenarnya bukan ASEAN, tapi internasional, karena ada Mesir, India, dan Tiongkok juga,” jelas Ismaidar dan disahuti Kabid Penmad, bahwa benar ini bukan hanya level ASEAN, tapi Asia-Afrika, dan ini prestasi dunia.

“Saya saja, sejak kecil tidak raih juara lomba, meski juara kelas, tapi kali ini murid Aceh, MIN, sudah raih prestasi internasional,” cerita H Efendi MSi, yang seusai ramah-tamah, bersalaman kembali dengan tiga siswa, seraya memberikan alakadar isi amplop sebagai bentuk penghargaan.

Kabid juga ajak Kepala dan Pengawas, juga Guru dan Siswa, bisa syukuri atas anugerah ini. Kita tidak semata-mata ingin juara, tapi berbuat yang terbaik, dan hindari saling menyalahkan sesama, atas kebijakan yang baik yang telah dilaksanakan di tiap madrasah.

“Seyogyanya yang sambut tamu istimewa ini, adalah Bapak Kakanwil, tapi mengingat Kakanwil masih di Ambon, maka diamanahkan pada Kabid untuk menyambutnya,” jelas Khairul. Sementara Kasi Kurikulum dan Evaluasi Bidang Penmad Drs Taharuddin MPd yang juga dampingi anak itu ke Malaya, sedang dinas di Tapaktuan.

 

“Kita salut dengan kemampuan siswa madrasah dalam berbicara, berpidato, bahkan mendongeng. Namun jika kita sandingkan dengan siswa di Jawa misalnya, mereka hebat-hebat lagi,” sahut Kasi Khairul.

Jadi, usulan agar mendongeng diikutsertakan dalam mata lomba, akan disahuti positif. Sementara ini, jelas Kasi, bahwa sebagaimana juga penggunaan dana BOS, ada prioritas. Khusus yang dilombakan, selalu kita ikuti jenjang even lokal, nasional, dan internasional.

“Namun mendongeng ini memang link dengan program K13 dan program kerjanya Mendiknas, dalam semangat ‘Budaya Baca’, maka sebagaimana yang di MIN, kami telah galakkan budaya baca, ternyata hasilnya, telah kita lihat bersama, misal juara mendongeng ini,” jelas Bu Ummi (Hj Ummiyani, warga Ie Masen Kayee Adang) lagi.

Bersama Kamad, ia juga ‘curhat’ dalam sesi itu, soal kesalahan pemberitaan media luar, soal penggunaan dana BOS yang seakan pihak madrasah sering disalahkan (padahal memang untuk beli satu judul buku paket saja amat kurang), dan nyatanya memang telah benar penganggaran dan pengalokasiannya, juga pelaporan, menurut kebutuhan prioritas. []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh