[Banda Aceh │ Muhammad Sofyan] Bila kita mengamati tingkah polah hewan yang berada di sekitar kita maka kita akan mendapatkan beberapa pelajaran yang pasti tak pernah diberikan dibangku sekolah maupun di perkuliahan. Sebagaimana banyak firman Allah yang menyiratkan bahwa alam beserta isinya adalah tanda-tanda kebesan-Nya dan akan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau berfikir. Diantara makhluk yang diciptakan Allah itu ada Ayam dan Kucing.

Bila kita amati ayam jantan, ketiaka ia menemukan sebiji kacang atau sebutir beras misalnya maka ia tidak langsung memakannya tetapi ia memanggil ayam-ayam betina (istri-istrinya) dan juga anak-anaknya. Setelah mereka berkumpul seakan ia berkata inilah rezeki yang Allah berikan kepada kita hari ini, kalau saya bagi-bagipun tak mungkin karena itu izinkanlah saya memakannya. Pada kesempatan lain bila ia menemukan sebungkus nasi (mungkin nasi sisa yang dibuang) ia akan mengaisnya dan membiarkan betina dan anak-anaknya memakan nasi tersebut.

Jika kita memperhatikan seekor kucing betina yang habis melahirkan anaknya, akan kita lihatlah ia membawa anaknya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang tersembunyi. Tingkah kucing betina yang habis melahirkan anaknya tersebut bertujuan agar anaknya tidak ditemukan oleh pejantannya, bila penjantan menemukan anak kucing itu ia akan memakannya.

Dari tingkah polah ayam jantan tadi ia terlihat mengayomi dan membimbing generasinya untuk menjadi generasi penerus. Kasus ayam jantan dan betina serta anak-anaknya tadi adalah contoh manajemen yang baik. Sebaliknya peristiwa kucing jantan dengan betina dan anak-anaknya adalah contoh manajemen yang tidak baik di mana kucing jantan tak ingin anak-anaknya menjadi saingannya di masa yang akan datang.

Kedua perumpamaan ini disampaikan oleh Drs. H. M. Daud Pakeh Kakanwil Kemenag Aceh dalam arahannya saat membuka secara resmi ``Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual`` dengan tema ``Menuju Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)`` di Aula Hotel Pade Banda Aceh pada Kamis (17/3).