CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Malam ke Kenduri, Siang ke Candi

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 300
Senin, 8 September 2014
Featured Image

[Jambi | Muhammad Yakub Yahya]  Entah jurus apa yang dipakai kafilah Aceh dalam berinteraksi dengan warga sekitar posko, sehingga meninggalkan kenangan manis pada tuan rumah. Ada yang memperlakukan santri Aceh selama 9 hari itu, bagai anak angkat.

Namun bukan cuma santri, pelatih/official pun sama, di anggap kakak angkat di rumah tetangga posko, atau di rumahnya pemilik MTsN Olak Kemang, Kota Jambi, posko Aceh itu. “Masukkan selop-sepatu nak…” sms masuk ke hp Tgk Mukslisuddin, malam terakhir di Posko, tanda perhatian betul hah hah.

Posko Aceh memang letaknya di kelas ujung dekat rumah-rumah dan jalan pintas ke arena MQKN. Aceh memang duluan sampai, tapi terakhir pulang.

Interaksi terjadi baik dengan abang ojek, ‘nakhoda’ ketek (sampan), dan saat belanja. Juga saat ngopi di “Kantin Kejujuran Madrasah”. Slogan warung: “Allah Melihat, malaikat mencatat”. “Orang Aceh baik-baik…” kata tetangga posko dan dewan guru, tempat menginap di satu madrasah Jambi itu.

Puncak silaturrahmi, malam terakhir (Senin, 8/9) jelang berangkat 1 jam ke bandara pukul 03.00 WIB (Selasa, 9/9), anak Aceh diundang ke salah satu rumah warga, juga diundang official pada kenduri itu. “Di sana kami bershamadiyah dan makan, tapi bukan nasi melainkan mi. Seperti adat di Aceh juga,” kata ketua regu santri Buhaitri (pesera Ushul-Ulya). Doa dipimpin pendamping santri dari dayah Aceh Selatan.

Padahal saat yang sama, masih ada kontingan Banten di situ juga, tapi tak diundang. Memang kontingen lain (6 provinsi lagi) sudah pada pulang semua. Banten akan balik Selasa, dengan Garuda pukul 10.00 WIB.

Agenda kenduri, setelah siangnya sukses berajangsana ke Desa Muaro Jambi, Kecamatan Muaro Sebo. Di sana lokasi candi Muaro Jambi, yang terletak 2 km sebelah timur laut kota Jambi atau 20-30 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui Jembatan Batanghari 2.

Peserta mengabadikan momen. Di kawasan ini terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai. Dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi.

Salah satu penemuan arca di Candi Gumpung memperlihatkan ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan arca Prajnaparamita dari zaman Singosari. Huruf pada bata menunjukkan tertulis huruf Pallawa (Prenagari).

“Lagi ngapain Tgk Alfirdaus di sana…?” tanya saya seusai naik ke puncak Candi Tinggi, pada ahli hisab itu, yang didampingi Tgk Zarkasyi, di samping candi yang banyak pohon duku.

“Lagi….. ukur kiblat!” candanya. Memang arah barat-timur pas dengan kiblat mushalla di komplek itu. [inmas]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh