Banda Aceh (Zainal/Yakub) --- Selain sampaikan bahwa musim haji 2017 ini ada menu tahu dan tempe pada layanan katering jamaah haji Indonesia di Makkah, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hj Sri Ilham Lubis Lc MPd, juga sampaikan jarak-dekatnya pemondokan jamaah di Makkah dan Madinah.

"Tim katering telah mensurvei bahan baku makanan dan menemukan pabrik tahu dan tempe. Tahun ini akan direalisasikan di Makkah agar ada makanan khas Indonesia ini," kata Sri Ilham saat mematerikan peserta Sosialisasi Peningkatan Layanan Jamaah Haji di Arab Saudi 1438 H/2017 di Batam, Rabu (7/6).

Menurut Sri Ilham, Kementerian Agama telah mengadakan kontrak kerjasama dengan 13 perusahaan katering di Madinah dan 28 perusahaan katering di Makkah. Mereka akan masakan bagi jamaah haji Indonesia. "Menu makan siang terdiri dari nasi, lauk 2 macam, sayuran, buah dan air mineral. Sedang menu makan malam terdiri dari: nasi, lauk 1 macam, sayuran, buah dan air mineral," rincinya.

Direktur memastikan penyediaan seluruh layanan jamaah haji di Arab Saudi sudah selesai, baik yang terkait akomodasi, transportasi, maupun katering. Bahwa jarak pemondokan terjauh degan Masjidil Haram 4,4 km, dan terjarak dengan Masjid Nabawi 1,2 km.

Untuk layanan akomodasi, Sri Ilham mengatakan bahwa seluruh akomdasi yang disewa minimal setara dengan hotel bintang tiga. Untuk di Makkah, jarak terjauh ke Masjidil Haram adalah 4.398 meter. Sedangkan di Madinah, jarak terjauh ke Masjid Nabawi adalah 1200 meter.

"Tim sudah menyelesaikan pengadaan layanan akomodasi sesuai pedoman yang ada. Ada 155 hotel di Makkah yang berada pada 6 wilayah, Jarwal, Raudhah, Syisyah, Misfalah, Mahbas Jin, dan Aziziah," ujar alumnus Psykologi Universitas Al-Azhar Cairo (1990) itu, saat memberikan paparan pada peserta yang juga ikut jajaran PHU dari Kanwil Kemenag Aceh itu.

Menurut Sri Ilham, hotel jamaah haji Indonesia terdekat Masjidil Haram berada di Jarwal dengan jarak 963 meter. Sedang wilayah dengan jumlah jamaah haji Indonesia terbanyak berada di Mahbas Jin yang mencapai 47.877 jamaah. "Di sini nanti bisa seperti perkampungan orang Indonesia," sambung mantan Direktur Pelayanan Haji Ditjen PHU pada sesi acara 12 Ramadhan itu.

"Hotel dengan kapasitas terkecil di Mahbas Jin untuk 328 orang, sedang terbesar di Jarwal untuk 21.801 orang," imbuh ibu kelahiran Jakarta Desember 1966 itu.

Sebagaimana tahun sebelumnya, lanjut Sri Ilham, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan layanan bus salawat untuk jemaah yang tinggal di hotel dengan jarak sama 1500 meter ke atas. Namun demikian, ada juga hotel dengan jarak kurang dari 1500 meter yang mendapatkan layanan bus salawat, utamanya yang berada pada wilayah dengan kondisi tanah menanjak.

"Kita ingin memberikan layanan terbaik kepada jamaah. Bus Salawat disiapkan 24 jam untuk mengantarkan jamaah dari hotel ke Masjidil Haram dan kembali ke hotel. Kapan jamaah akan ke Majidil Haram, bus siap," kata Sri Ilham.

Tidak hanya di Makkah, layanan akomodasi di Madinah juga sudah siap. Sri Ilham mengaku bahwa ada tantangan tersendiri dalam penyediaan layanan akomdasi di Madinah. Selain karena kuota jamaah seluruh negara kembali normal, jumlah hotel di sekitar Masjid Nabawi juga tidak bertambah, bahkan berkurang karena terdampak rencana perluasan masjid.

"Saat ini ada hotel dengan kapasitas 50 ribu di kawasan Masjid Nabawi yang dibongkar. Saudi sudah mulai melakukan pembangunan untuk merelokasi hotel di wilayah Markaziah ke terminal hijrah," ujar Sri Ilham.

Akibat dari itu, ketersediaan hotel di wilayah Markaziah menjadi terbatas. Persaingan semakin ketat seiring Iran yang tahun lalu tidak mengirim jamaah, kini langsung melakukan blocking sewa satu musim sehingga tidak bisa ditempati negara lain. Apalagi, harga yang ditawarkan Iran juga sangat tinggi sehingga mengacaukan harga pasar perhotelan di Saudi.

"Di tengah tantangan yang berat, tim akomodasi mampu menyediakan hotel untuk kebutuhan jamaah dengan jarak terjauh 1.200 meter dari Nabawi," jelas Sri Ilham.

Ketua tim pengadaan layanan akomodasi di Arab Saudi, Nasrullah Jassam menjelaskan bahwa total ada 131 hotel yang telah disewa di Madinah. Dari jumlah itu, 95% hotel berada pada jarak kurang dari 600 meter dari Masjid Nabawi. Sisanya atau 5% berada pada jarak 700 1200 meter, dengan rincian: 17 hotel berada pada jarak di atas 600 meter, 3 hotel pada jarak 1.000-1.150 meter, sedang satu hotel pada jarak 1.200 meter.

Sebanyak 155 hotel di Makkah dan 131 hotel di Madinah telah disewa sebagai tempat menginap jemaah haji Indonesia.

"Ada empat hotel yang bareda pada jarak di atas 1 km dan itu akan disediakan layanan bus salawat," tuturnya.

Sosialisasi peningkatan layanan jamaah haji ini digelar hingga Kamis, 8 Juni 2017. Acara ini diikuti oleh para Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah dari 13 Kanwil Kemenag Provinsi, unsur Badan Pusat Statistik, Sekolah Tinggi Pariwisata, dan Ditjen PHU. Selain Kanwil Aceh, ada Sumater Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, dan DKI Jakarta. Selain itu, sosialiasi juga diikuti tim Badan Pusat Statistik dan Pusat Kesehatan Haji.

Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) yang juga Sekjen Kemenag Nur Syam membuka acara tiga hari, pada Selasa (6/6). Di antara pemateri ialah mantan Dirjen PHU Abdul Djamil bertema Problematika Layanan Haji di Arab Saudi dan Solusinya.

Materi Pembiayaan Operasional Haji di Arab Saudi pada kegiatan Sosialiasi Peningkatan Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi 1438 H/2017 bersama Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu, Ramadan Harisman. Juga diundang Wakil Ketua Komisi VIII Iskan Qolba Lubis, sebagaiman disampaikan situs kemenag.go.id.[]