[Karang Baru | Muhammad Sofyan] Agama Islam ini mula-mula datang dianggap aneh/ganjil, sungguh nanti di akhir zaman manusia akan menganggap agama Islam ini aneh dan ganjil beruntunglah orang-orang yang dianggap aneh dan ganjil itu.
Shahabat bertanya “Siapakah orang yang aneh dan ganjil itu ya Rasul? Rasulullah SAW menjawab orang yang aneh dan ganjil diakhir zaman itu adalah orang yang masih mau beramal shalih ketika di zaman itu sudah rusak akhlak dan moralnya.”
Demikian disampaikan menghadirkan Ustadz Muhammad Ayyub, S. Ag mengawali ceramahnya pada peringatan Isra’ Mi’raj Sabtu Malam (24/5) yang diadakan oleh kelompok Pengajian Al-Faruq (Pengajian Pemuda) Kampung Mesjid Sungai Iyu di pelataran Pekan Sungai Iyu.
Burhanuddin, Kaur Umum Kampung Mesjid Sungai Iyu selaku ketua panitia melaporkan bahwa pengajian ini baru terbentuk beberapa bulan yang lalu namun sudah sangat antusias mengadakan acara tersebut dan beliau berharap sikap antusias ini dapat bertahan hingga kegenarasi berikutnya.
Ustadz Muhammad Ayyub lebih lanjut menuturkan bahwa Nabi SAW mengatakan ummat di akhir zaman jarang ada orang yang mau duduk dalam Majelis Agama (Majelis yang membicarakan kebesaran Allah dan Rasulnya serta masalah-masalah dalam agama Islam) kalaupun ada sedikit saja tapi kalau dalam Majelis maksiat beribu-ribu orang hadir bahkan mereka tak takut walaupun hari hujan.
Lebih lanjut beliau menyebutkan ada Majelis yang disukai Allah, ada Majelis yang dibenci Allah dan ada Majelis yang dilaknat Allah. Adapun Majelis yang dibenci Allah adalah Majelis sia-sia yang tidak ada manfaatnya baik dunia maupun akhirat Majelis yang melalaikan waktu dan meninggal perintah-perintah Allah.
Adapun Majelis yang dikutuk dan dilaknat Allah adalah Majelis yang didalamnya dilakukan kemaksiatan, melakukan hal-hal yang dilarang Allah (contoh Majelis perjudian, pertunjukan yang memamerkan aurat dan maksiat lainnya).
Sedangkan Majelis yang disukai dan dirahmati Allah ada dua; Pertama; Majelis Zikir: dalam salah satu sabdanya Nabi SAW mengatakan “tidaklah berkumpul suatu kaum mereka berzikir mengingat Allah melainkan Allah turunkan 70 ribu malaikat dan kepada mereka diturunkan SAKINAH kedalam hati mereka, (kata Imam Nawawi Sakinah itu ketenangan, hati tidak resah) kepada mereka diturunkan rahmat-rahmat Allah dan nama mereka yang hadir dalam Majelis itu disebut satu persatu dihadapan Majelis para Malaikat”.
Kedua; Majelis Ta’lim (Majelis Ilmu), Rasulullah SAW bersabda “Orang yang datang dalam Majelis Ta’lim diampunkan Allah dosanya walaupun dosanya itu sebesar gunung Tihamah (gunung yang mengelilingi kota Makkah)” dalam hadits yang lain Rasul SAW menyebutkan “Majelis Ilmu yang dilakukan antara dua shalat (misalnya antara Maghrib dengan ‘Isya) lebih baik dari shalat seribu raka’at”.
Selanjutnya Muhammad Ayyub memaparkan tentang Isra’ dan Mi’raj dan segala kejadian-kejadian yang dilihat Rasulullah selama dalam perjalanan yang merupakan perumpamaan-perumpamaan kehidupan manusia saat ini.Dari kisah Isra’nya Nabi SAW yang diceritakan dalam surat Al-Isra’ ayat 1 para Ulama mengambil dua kesimpulan: Pertama; Sunnat hukumnya melakukan perjalanan yang boleh menjama’ dan mengqashar shalat adalah pada malam hari karena pada malam hari Allah lipat dunia ini menjadi pendek.
Kedua; Sunnat hukumnya sebelum memulai perjalanan hendaklah kemasjid terlebih dahulu dan shalat safar dua raka’at dan setelah tiba ditujuan disunatkan juga melaksanakan shalat dua raka’at di masjid barulah menyelesaikan persoalan dan tujuan perjalann itu. [y]