[Penaiszawa | Rahmawati] Peran Majelis Ta’lim di tengah-tengah masyarakat sebagai lembaga kontrol sosial sangatlah penting. Demikian awal sambutan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam arahan dan bimbingan pada acara pembukaan kegiatan Pembinaan Pengembangan Manajemen Pengurus Majelis Ta’lim yang diselenggarakan oleh Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf di Sulthan Hotel Banda Aceh, Senin (19/5). Kegiatan yang bertemakan “berkhidmat untuk umat menuju khaira ummah” ini diikuti oleh pengurus majelis ta’lim utusan dari kabupaten/kota se-provinsi Aceh dan juga peserta dari kanwil yang seluruhnya berjumlah 40 orang.

Majelis Ta’lim terdiri dari kata “majelis” yang berarti tempat dan “ta’lim” yang berarti pengajaran atau belajar. Jadi, jelas Kakanwil, Majelis Ta’lim adalah tempat pengajaran agama Islam secara luas. Cikal Bakal lahirnya Lembaga Pendidikan Islam baik dayah, pesantren maupun madrasah adalah berawal dari suatu majelis ta’lim.

Kakanwil menekankan bahwa sebagai wadah pengajaran yang paling tua, majelis ta’lim merupakan lembaga yang paling efektif dan fleksibel. Wadah ini tidak terikat oleh ruang, waktu bahkan usia sebagaimana umumnya lembaga pendidikan. Tidak terbatas pada suku, ras, jenis kelamin dan tidak terikat oleh bahasa tertentu. Bahkan wahana ini merupakan majelis bagi semua strata sosial, tidak terbatas bagi kalangan, golongan ataupun profesi tertentu.

Sebagai ajang silaturrahmi, tambah Pak Ibnu, hendaknya majelis ta’lim menjadi wadah menuntut ilmu, membahas persoalan-persoalan aktual dan tidak terikat pada persoalan fiqih semata-mata, karena semakin banyak persoalan fiqih akan semakin memunculkan konflik di kalangan masyarakat, akan tetapi sebaiknya dibarengi dengan ilmu tasawuf, aqidah dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

Sementara ketua panita, T. Ahmad, S.Ag, mengatakan tujuan dilaksanakan kegiatan Pembinaan Pengembangan Manajemen Pengurus Majelis Ta’lim ini adalah untuk memaksimalkan peran dan fungsi Majelis Ta’lim di Provinsi Aceh dan memperkuat fungsi Majelis Ta’lim sebagai tempat pengajaran agama Islam secara luas. Selain itu, menjadikan Majelis Ta’lim sebagai wadah silaturrahmi dan rekreasi rohani dan menjadikan Majelis Ta’lim sebagai lembaga kontrol sosial serta mengembangkan fungsinya sebagai pusat informasi dan komunikasi. [p]