Banda Aceh|Lia Hilal| Semua orang tua menginginkan anaknya untuk bertingkah laku sopan dan manis kepada orang lain. Misalnya saja, ketika anak menerima sesuatu, orang tua biasanya berkata, “Bilang apa nak? Terimaaa kaasihh.. “ Nah, cara berbicara positif bagi anak seperti ini hendaknya diajarkan sejak usia dini. Tidak perlu banyak kata yang harus diajarkan untuk memunculkan sikap manis itu. Cukup dengan 5 kata ajaib yang terus menerus ditanamkan agar selalu ada didiri anak. Kata-kata ajaib ini bila diajarkan kepada anak, ia akan memiliki kekuatan untuk menaklukkan hati orang lain. Apa sajakah itu?
1. Terima kasih
Kata ajaib yang paling sering diajarkan oleh orang tua kepada anak adalah kata “terima kasih”. Kata ini sangat mujarab bila diucapkan pada anak saat ia menerima sesuatu atau mendapat pertolongan. Responlah dengan bahagia ketika anak mengucapkannya sehingga iapun senang dan mengulangi ucapannya di situasi yang lain.
2. Tolong
Kata ajaib yang kedua adalah “tolong”. Meminta orang lain untuk melaksanakan apa yang kita mau dengan meletakkan kata “tolong” didepannya akan membuat kata perintah dibelakangnya terkesan lembut sehingga orang lain mau membantu lebih.
3. Maaf
Kata ajaib yang diucapkan ketika ia berbuat salah baik sengaja maupun tidak sengaja. Janganlah ciptakan kesan kepadanya bahwa kata “maaf” ini akan menjatuhkan dirinya. Karena biasanya, kata maaf ini diucapkan saat ia merasa bersalah, bertengkar dengan temannya, atau tidak sengaja membuat orang lain terluka. Bila anda memberinya maaf saat ia melakukan kesalahan, ia akan merasakan efek kata ajaib ini. Hal ini akan membuatnya suka mengucapkannya.
4. Sayang
Kata “I love you” atau ucapan sayang semacamnya, sungguh indah dan menyenangkan bila disampaikan pada situasi yang tepat. Misalnya ketika anak hendak tidur, bangun tidur, mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Kata ini bisa digandengkan dibelakang kata “terima kasih”, sehingga menambah efek bahagia yang luar biasa.
5. Bolehkah
Kata “bolehkah” diajarkan kepada anak ketika ia meminta sesuatu kepada orang lain. Orang lain akan menjadi luluh hatinya,mendengar permintaan dengan awalan kata “bolehkah”. Misalnya, “Ma, bolehkah kakak tidur dengan mama dan papa?” Tantangannya adalah ketika ia mendapatkan penolakan saat sudah melakukan sesuai prosedur meminta. Tetaplah berlakukan prosedur ini. Ia juga akan belajar bahwa tidak semua kebaikan yang dilakukan akan langsung berdampak baik kepadanya.
Hal yang lebih penting dari itu adalah memberikan contoh tauladan yang baik melalui akhlak prilaku orang tua dan dalam lingkungan keluarga.