Blangkejeren (Yakub)---Di antara Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Aceh, yang kantongi izin resmi Kementerian Agama ialah Renggio Cahaya Baitullah, yang layani jamaah Gayo Lues (Galus) dan sekitarnya.

Berlainan dengan KBIH yang umunya, barangkali, dikelola para Abu dan pimpinan dayah di Aceh, kelompok bimbingan dari Bumi Seribu Bukit dan Bumi Seribu Tahfiz ini, ternyata memadukannya dengan travel. PT Darul Iman Umrah & Travel, namanya.

"Baik di sela-sela acara haji dan umrah yang digelar Kanwil Kemenag Aceh, maupun dalam kesempatan lainnya, saya sering mengajak kawan-kawan KBIH Aceh, agar mendirikan juga travel. Dengan perpaduan KBIH dan travel, kita bisa rutin bersama jamaah, tidak hanya jelang musim haji, atau tidak hanya  pembimbingan, melainkan hingga ke Tanah Suci," sebut Pimpinan KBIH Renggio/Darul Iman, H Hidayat, yang baru beberapa bulan silam, sukses memulangkan jamaah dari Tanah Suci dan Turki.

Maka bersama pajangan miniatur haji/perlengkapan haji, serta foto keluarga besar Abuya Mudawali Al-Khalidy, di sekretariatnya, terpampang pula bendera Turki (bulan bintang) dan foto Erdogan (Presiden Turki).

Hidayat juga miliki sertifikat pembimbing, yang dikeluarkan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, dari pelatihan sertifikasi pembimbingan manasik, kerjasama Ditjen PHU dan UIN Sumut, 10-19 November 2017.

"Kita miliki lima pembimbing, dua bersertifikat. Salah satu tim manasik ini, Kasi PHU Kankemenag Galus, H Hasbullah SAg," ujar Hidayat, putra Dikit Gaib, kelahiran 13 Desember 1973.

Beralamat di jalan Tgk H Mat Luddin Kuta Linteng Blangkejeren, kantor tiga lantai ini, miliki fasilitas yang representatif.

"Kami gelar manasik di aula lantai bawah. Ada juga manasik di aula lain/masjid, ini kerja sama dengan Pemkab, yang dibantu tim Kemenag," jelas H Hidayat, di travelnya yang juga menyimpan oleh-oleh/bahan jamaah haji, di samping oleh-oleh dari jamaah, seperti padi.

Jamaah yang berasal dari kecamatan yang berjauhan dengan pusat ibu kota Galus, boleh menginap gratis selama jamaah mau, selama belum berangkat, sambilan menanti jadwal manasik. Penginapan juga akrab diperuntukkan bagi tamu.

Calon jamaah di sini, gratis juga makannya, bersama jajaran pengelola travel di kantor itu, dengan menu yang sebagiannya biada dibawa sendiri oleh calon jamaah, seperti sayur-mayur alami daerah sejuk itu.

Saat ini bahkan ada jamaah dari Jakarta dan luar Nanggroe Aceh ni. Jamaah dari Tapaktuan, juga ada yang sedang menginap di sini, menanti jadwal manasik Sabtu, sampai keberangkatan Rabu (14/10).

Manasik dibantu tim Seksi PHU Kankemenag Galus yang telah jadi panitia/petugas haji juga, dan bermaterikan teori dan praktik, serta pengalaman lapangan, dan bukan hanya video (audio visual).

"Kita sampaikan manasik selama tiga bulan,  untuk 24 kali pertemuan," jelas Hidayat, yang juga pengurus zikir/pengajian diwilayahnya, yang merupakan cabang dari majelis zikir yang kini populer di Aceh.

Bagi yang menginap disediakan lima kamar yang hampir berstandar kamar hotel, di samping aula yang berleter L.

Kini sedang manasik untuk 50 jamaah. Sejak berdiri pembimbingan jamaah, belasan tahun lalu (dengan perpanjangan izin SK KBIH,  yang ditandatangani Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh), di antara jamaah umrahnya, sekitar 100 orang pernah berhaji.

"Sering calon jamaah yang datang hanya sekadar mencari informasi umrah, tanpa modal rupiah. Oleh pengelola melayani dengan baik, dengan informasi lengkap. Sebelum pulang, calon jamaah hanya dimintai KTP, tanda akan dimasukkan daftar calon jamaah," kisah H Hasbullah, putra Geureugok, salah satu TPHD Kloter 9, 1439/2018.

Sebut Hasbullah, "Pengurus hanya menanyakan, apakah yang bersangkutan ada niat berangkat? Jika memang bertekat umrah, uang jangan dipikirkan. Langsung ikuti manasik, membuat paspor ke Imigrasi Takengon, selanjutnya pengelola mengurus administrasi lainnya, termasuk tiket."

"Banyak yang ditalang dulu biaya jamaahnya oleh travel. Bahkan ada yang sepenuhnya ditalanginya. Terserah jamaah sepulang nanti, mampu dan mau membayar. Jika memang tidak mampu atau ada yang meninggal dunia, paling dihubungi ahli waris ,untuk disampaikan, bahwa utang almarhum telah dianggap lunas (dimaafkannya)," sambung Hasbullah, yang pernah menjadi Petugas Kloter pada musim haji sebelumnya.

Dalam menjalani amal ini, pengurus menomorsatukan ibadah dan sosial, juga kemanusiaan dengan maksud hanya membantu. Ada calon jamaahnya, itu calon jamaah dari travel yang dijerat masalah hukum sekarang. 

Maka meskipun terus memberangkatkan jamaah yang sebagiannya tak miliki finansial, jamaahnya justru kian ramai, KBIH/travel pun moga kian berkah. Apalagi ikut gelaran santunan anak yatim, setiap jelang keberangkatan/pelepasan.

Bahkan dalam tiap keberangkatan, diikutkan jamaah yang kurang mampu, bahkan ada yang disubsidi penuh.

Bahkan bagi jamaah yang belum lunasi pun, ikut dibantukannys biaya pemberangkatan bagi keluarga yang kehabisan dana, selama tahapan mengantar.

Sejak menjalani pembimbingan, dan memberangkatkan jamaahnya dalam belasan gelombang tiap tahunnya, KBIH ini terus berikan layanan sebagaimana  d amanat UU Nomor 25/2009.

"Suntik miningitis pun, gratis pula, oleh dokter yang didatangkan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan, berkat kerja sama selama ini," jelas Hidayat yang akrab dengan peci putih.

"Insya Allah, Rabu 14 November jamaah menuju Jeddah, via Medan, dengan Saudi Airlines. Jamaah dikarantinakan di penginapan, hotel berbintang, yang dekat dengan bandara Kuala Namu, juga gratis bagi jamaah," tutup Hidayat, yang masuk juga ada garis familinya dengan Abuya Mudawali Al-Khalidy, jelang manasik buat 123 jamaah umrahnya, Sabtu 27 Oktober.[]